David tepat didepan sebuah kantor Yayasan D yang menerima pengajuan beasiswanya. Pria itu langsung memasuki tempat tersebut. Setelah mengurus beberapa keperluan, David di arahkan menuju ke ruangan pemilik Yayasan.
Saat memasuki ruangan tersebut, seorang pria paruh baya menyunggingkan senyumannya pada David. Pria itu pun menjabat tangan David sembari mengucapkan selamat.
David masih sedikit tercengang, bagaimana pun juga pria yang ada dihadapannya itu adalah sosok panutan baginya.
"Saya tak menyangka bisa bertemu secara langsung dengan Pak Danu" ujar David begitu senangnya.
"Benarkah?"
"Tentu Pak. Pak David adalah panutan bagi saya. Saya ingin seperti Pak David yang bisa menjadi pebisnis terkenal"ucap David.
Danu pun terkekeh mendengar penuturan dari David.
"Kau tahu, banyak terjal yang harus saya tempuh hingga mencapai posisi sekarang" tukas Danu.
David pun banyak berbincang dengan pria yang ada dihadapannya. Sungguh ia tidak menyadari jika saat ini dirinya bersama dengan ayah dari kekasihnya itu.
Setelah cukup lama berada disana, David pun pamit undur diri. Ketika David sudah pergi dari tempat itu, Danu langsung mengembangkan senyumnya. Senyum licik andalan saat semua rencananya berjalan dengan lancar. Kini kemenangan telah diraihnya.
"Mudah sekali ternyata membereskan pria yang satu ini" gumam Danu.
...****************...
Keysha tengah menatap ke depan. Danau yang terbentang luas, tempat dimana saat mereka pertama kalinya meresmikan hubungan. Gadis itu memiliki janji temu dengan kekasihnya di tempat ini. Ia berhasil meloloskan diri, karena dirasa akhir-akhir ini papanya itu terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Dan Keysha yakin kali ini ia tidak akan ketahuan.
David baru saja tiba dengan sepeda motor kesayangannya. Baru saja ia melepas helm dan menuruni kendaraannya, Keysha dengan cepat menghampirinya dan memeluk pria itu.
"Aku rasa tabungan rinduku lebih besar dibandingkan rasa rindu yang kau miliki" ujar gadis itu sembari membenamkan wajahnya di dada bidang milik David.
David tersenyum, pria itu membalas pelukan Keysha sembari mengusap surai hitam kekasihnya.
"Rasa rinduku sama besarnya dengan yang kau miliki" ucap David.
Keysha melepaskan pelukannya. David pun menyentuh puncak hidung milik kekasihnya itu dengan gemas.
"Bukankah kau ingin mengatakan sesuatu?"
"Sepertinya kau menemuiku hanya penasaran dengan ceritaku, bukan karena rindu padaku" tukas David.
"Aku juga rindu denganmu, tapi aku juga penasaran tentang hal itu" ujar Keysha memperlihatkan deretan gigi putihnya.
"Nanti saja, aku ingin mengobati rasa rinduku terlebih dahulu. Bagaimana jika kita menikmati sore hari ini dengan berkeliling menggunakan motor?" tanya David.
"Ide yang bagus" ucap Keysha bersemangat.
Kedua sejoli itu pun segera menaiki motor. Baru saja David hendak meraih tangan Keysha, namun gadis itu sudah terlebih dahulu melingkarkan tangannya di pinggang David.
"Agar aku tetap aman" ujar Keysha mendahului.
David tertawa karena tingkah kekasihnya itu. Ternyata setelah satu minggu tanpa bertemu, kini gadis itu lebih manja kepadanya. Apalagi dengan ekspresi wajah imut yang selalu diperlihatkan Keysha, membuat David membuat perasaan David semakin dalam pada gadis itu.
"Ternyata berkeliling di waktu sore hari begitu menyenangkan" ucap Keysha.
"Menurutku apapun yang dilakukan selagi itu bersamamu tentunya akan lebih menyenangkan"ujar David.
"Bisakah kau sedikit mendekat? aku ingin memberitahumu sesuatu" seru Keysha.
David pun sedikit menolehkan kepalanya, agar apa yang diucapkan Keysha terdengar jelas olehnya.
"Apa?" tanya David sembari menunggu Keysha.
"Aku mencintaimu" seru gadis itu.
DEG ..DEG..DEG..
Jantung David bak ingin meloncat dari tempatnya. Keysha mampu membuat seorang David meleleh saat itu juga.
"Fokus, kita sedang dijalanan" ucap Keysha memperingatkan.
David tak bisa berkata-kata, ia hanya menyunggingkan senyumnya. Entah mengapa kebahagiaan bertubi-tubi menimpanya di hari yang sama.
...
Setelah berkeliling cukup lama, keduanya kini berada di sebuah taman. David sedari tadi berhenti menyunggingkan senyumnya. Keysha menempelkan telapak tangannya tepat di kening kekasihnya itu.
"Kau membuatku takut saja karena sedari tadi tersenyum" tukas Keysha.
David lagi-lagi menyunggingkan senyumnya, Keysha hanya menggelengkan kepalanya melihat hal tersebut.
"Bukankah sekarang sudah waktunya untuk kau memberitahukan ku?" Keysha menagih ucapan David tadi.
David pun mengangguk, pria itu berdeham terlebih dahulu sebelum memulai ceritanya.
"Aku mendapatkan beasiswa" ucap David manik matanya berbinar saat mengucapkan kalimat tersebut.
"Benarkah?"
Pria itu menganggukkan kepalanya.
"Wah selamat, akhirnya cita-citamu terwujud" ujar Keysha memberikan ucapan selamat sembari memeluk kekasihnya itu.
"Kemungkinan untuk sementara, kau juga harus menabung rindu denganku. Karena aku harus kembali ke ibukota untuk melanjutkan studiku" jelas David.
Keysha tersenyum, tangan gadis itu mengelus puncak kepala David.
"Selagi itu baik untukmu aku tidak apa-apa, sungguh." ujar Keysha dengan bijak.
Sebenarnya ada rasa sedih menyelimuti gadis itu. Dimana cintanya harus di uji oleh jarak dan waktu. Namun Keysha tak ingin egois, ini adalah cita-cita David dan gadis itu harus mendukungnya bagaimana pun caranya.
"Aku berjanji, kelak aku akan segera menyelesaikan kuliahku secepatnya, mencari pekerjaan yang baik dan bisa membuatmu bangga padaku" ucap pria itu dengan semangat.
Keysha hanya menganggukkan kepalanya sembari tersenyum.
"Aku akan selalu mendukungmu" ujar gadis itu.
"Oh iya, tadi aku bertemu secara langsung dengan pemilik yayasan. Kau tahu dia adalah Pak Danu Irawadi, aku salah satu penggemar beliau. Dia adalah orang hebat dan beliau adalah panutanku" tutur David.
JEDDERRR..
Bak mendapati suara petir di siang hari. Keysha begitu terkejut dengan apa yang baru saja oleh David. Pria yang dimaksud oleh David adalah ayahnya sendiri.
"Mengapa kau melamun?" tanya David sembari melambaikan tangannya tepat dihadapan Keysha.
Keysha menggeleng pelan.
"Apakah kau benar-benar menginginkan beasiswa tersebut?" tanya Keysha memastikan lagi.
"Tentu saja, aku sudah cukup sering mengajukan permohonan tersebut. Apa kau keberatan akan hal itu?" kini pria itu yang berbalik menanyai Keysha.
"Tentu tidak" gumam Keysha sembari tersenyum kecut.
Kini gadis itu benar-benar tak tau lagi harus berbuat apa. Apa yang di takutkan olehnya kini terjadi juga.
...****************...
Danu tengah duduk santai di ruang tengah. Sesekali pria itu menyeruput kopinya sembari menyaksikan tayangan televisi.
Tak lama kemudian, Keysha tampak menuruni anak tangga dan langsung menghampiri papanya itu.
"Apa yang papa rencanakan sebenarnya?" tanya Keysha.
"Apa maksudmu? kau bahkan menanyakan hal yang tak bisa ku mengerti" sahut Danu.
Keysha segera mengambil remote yang ada diatas meja dan langsung mematikan televisi.
"David Anggara, mengapa papa mengusiknya?"
Danu menatap anaknya sembari bersedekap.
"Papa tidak mengusiknya, papa bahkan berbaik hati dengan memberikan beasiswa padanya agar dia mampu melanjutkan kuliahnya lagi" sahut David yang sedikit menekankan kata 'mampu'.
"Apa karena pria itu kau menolak dijodohkan dengan Kevin?"
Keysha tak menjawab pertanyaan dari Danu. Matanya berkaca-kaca.
"Kau bahkan lebih memilih seekor lalat dibandingkan bongkahan berlian" cerca Danu.
"Tapi aku mencintainya, Pa. AKU MENCINTAINYA" ujar Keysha memperjelas ucapannya itu.
"Persetan dengan perasaanmu itu! Cinta saja tak akan selamanya membuatmu bahagia. Coba kau tanyakan lagi pada pria yang kau bela mati-matian itu, apakah dia mau melepaskan tawaran beasiswa tersebut?"
Keysha tak bisa berkutik. Kelemahannya adalah David. Saat ia mengingat bagaimana pancaran mata David yang berbinar saat menceritakan semuanya, tentu saja membuat Keysha tak bisa bertindak apapun. David menginginkan hal ini sudah sejak lama, dan tidak mungkin gadis itu mematahkan cita-citanya.
"Baik, aku tahu apa yang harus ku bayar setelahnya. Tolong untuk tidak mengusik kehidupannya lagi" pinta Keysha.
Gadis itu pun melangkah pergi menuju ke kamarnya. Keysha menangis tersedu dibalik pintu. Baru saja menikmati kebahagiaannya kini gadis itu kembali dihempaskan dengan kenyataan yang pahit.
Keysha mengira bahwa 99% cinta yang mereka punya dapat menghancurkan keegoisan papanya. Namun ternyata gadis itu salah. 1% yang dimiliki oleh Danu, sangat berpengaruh besar pada 99% yang mereka punya.
.
.
.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Ikoh Irmawan
waaaaaahhhh seperti nya David sm kevin kk adik cuma lain ibu ya thor🤭🤭🤭🤭nebak aja sih,, semangat thor nulisnya
2021-10-25
7
Hilman damara
wah pinter ya papa nya Kesya udah pegang kartu kelemahan Kevin dan Kesya mau gak mau Kesya harus mau Ama Kevin
2021-10-19
1
Sri Puji Lestari
lanjut thor
2021-10-19
1