Pagi ini disambut awan yang berkabut serta hujan turun dengan deras. Keysha masih meringkuk dibalik selimut tebalnya. Beberapa kali terdengar dering ponsel yang berada di atas nakas.
Perlahan gadis itu membuka matanya, entah mengapa tiba-tiba penglihatannya sedikit berputar. Namun ia masih mencoba untuk meraih ponselnya yang sedari tadi berbunyi.
"Halo.." ucap Keysha menempelkan benda pipih itu ke telinganya, namun masih dalam keadaan mata yang terpejam.
"Akhirnya aku bisa mendengar suaramu" ujar pria dari seberang telepon. Siapa lagi jika bukan dambaan hatinya.
"Maaf aku tak memberi kabar semalam, aku mengisi daya ponselku dan aku ketiduran" jelas Keysha namun tersirat sebuah kebohongan. Tentu saja ia tidak akan menceritakan yang terjadi padanya semalam.
"Tidak apa-apa, mendengar suaramu pagi ini saja sudah membuatku bernafas lega"
"Apakah semalam kau kesulitan bernafas?"
"Tentu saja, tak mendengar kabar darimu membuatku sedikit gusar" ujar David.
"Maafkan aku yang sudah membuatmu khawatir. Apakah kau akan berangkat bekerja?" tanya Keysha sembari mencoba membuka matanya dan melihat ke arah jendela. Namun lagi-lagi penglihatannya tampak berputar.
"Hmmm.." jawab David.
"Tapi hujan sangat deras"
"Aku bisa memakai jas hujan, lagi pula aku tidak enak dengan kak Indah jika hari ini aku datang terlambat, karena kemarin aku meminta hari libur" tutur David.
"Kalau begitu hati-hati di jalan, aku mungkin tidak akan ke resto dulu selama beberapa hari karena ada hal yang harus ku urus. Jadi tidak apa-apa kan kau menabung rasa rindumu terlebih dahulu" ujar Keysha yang diakhiri dengan gurauan manis.
"Baik, meskipun berat aku tetap harus kuat. Kalau begitu aku berangkat kerja dulu. Jangan melupakan waktu makan dan harus selalu jaga kesehatanmu" ucap David.
Keysha pun mengiyakan ucapan kekasihnya itu dan kemudian memutuskan sambungan teleponnya. Penglihatan gadis itu semakin berputar, ia pun memutuskan untuk kembali memejamkan matanya.
***
TOKKK.. TOKKK..
"Non.. tuan dan nyonya sudah menunggu dibawah untuk sarapan" seru Bik Asih yang diiringi dengan suara ketukan.
Bik Asih mencoba menempelkan daun telinganya ke pintu karena tak mendengar sahutan dari Keysha. Wanita paruh baya itu pun langsung membuka kenop pintu saat telinganya tak menangkap suara apapun dari dalam.
Dilihatnya Keysha yang masih terlelap dibalik selimutnya. Karena menangkap suatu keanehan bahwa biasanya gadis itu tidak pernah bangun siang, Bik Asih pun melangkahkan kakinya mendekat ke ranjang Keysha.
"Non .." seru Bik Asih khawatir saat melihat peluh di dahi Keysha, sementara cuaca saat itu sedang saat dingin.
Bik Asih meletakkan telapak tangannya di kening Keysha. Ia pun merasa kening Keysha terasa panas.
"Non Keysha demam?" gumam Bik Asih.
Keysha pun membuka matanya perlahan. Meskipun penglihatannya sedikit berkunang-kunang dan berputar.
"Bibi ambilkan obat dulu" ucap Bik Asih.
Keysha hanya mengangguk tak berdaya. Kini ia benar-benar merasa lemas. Bahkan sekujur tubuhnya terasa nyilu.
...
Bik Asih menuruni tangga dengan cepat. Sebelum memberikan obat demam, ia pun menghadap tuan dan nyonya-nya terlebih dahulu.
"Tuan ... Nyonya.. Non Keysha tidak bisa ikut sarapan bersama Tuan dan Nyonya karena Non Keysha sedang sakit" tutur Bik Asih.
"Sakit?" tanya Kirana memastikan.
Bik Asih pun mengangguk membenarkan ucapan Nyonya-nya itu.
Kirana melirik ke arah suaminya. Pria itu tetap bergeming dan tak mengeluarkan sepatah kata pun. Bahkan ia masih menikmati sarapannya dengan tenang seolah tak terjadi apa-apa.
"Panggilkan saja dokter kesini untuk memeriksa kondisi Keysha" perintah Kirana pada ART nya itu.
Bik Asih pun langsung pergi dari tempat tersebut untuk melaksanakan perintah Nyonya-nya. Sementara Karina menatap tajam ke arah suaminya yang benar-benar tidak perduli.
"Kau seperti manusia yang tidak berdosa saja" dengus Kirana saat melihat Danu.
"Aku hanya mendidiknya, bahkan dengan didikan keras sekalipun ia tetap menjadi pembangkang apalagi dengan memanjakannya. Jadi bersikaplah seperti selama ini" ujar Danu.
"Kau bisa seenaknya saja berbicara seperti itu karena kau tidak pernah merasakan bagaimana rasanya melahirkan. Aku kejam dengannya namun aku tidak se-acuh dirimu" ketus Kirana.
"Silahkan perdulikan dia, manjakan dia sesuka hatimu. Apa kau tidak belajar dari masa lalu?" ucap Danu yang tak mau kalah.
"Kau ..." Kirana mengacungkan telunjuknya tepat di wajah suaminya itu.
"Jika kau ingin masa lalu itu tidak terjadi pada putri kita di masa depan, maka bersikaplah seperti selama ini" Danu menaikkan intonasi bicaranya.
Mata Kirana mulai berkaca-kaca. Ia pun segera meraih ponsel serta tasnya dan bergegas meninggalkan meja makan. Danu hanya mendengus kasar saat menatap kepergian sang istri.
....
Wanita berusia tiga puluh tahun dengan mengenakan jas dokter, tengah memeriksa kondisi Keysha. Setelah melepaskan earpieces stetoskop pada telinganya, dokter itu pun langsung mengarahkan pandangannya pada Bik Asih.
"Nona ini terserang flu, nanti saya akan memberikan beberapa obat untuk meredakan flu nya" ucap dokter tersebut.
Bik Asih pun hanya mengangguk paham, setelah memberikan beberapa macam obat untuk Keysha, ia pun berpamitan untuk pergi. Bik Asih mengantarkan kepergian si Dokter hingga ke depan.
Setelah mengantar kepergian dokter, Bik Asih bergegas menuju ke dapur. Membuatkan bubur untuk Keysha. Beberapa lama kemudian, bubur itu pun sudah siap. Bik Asih segera menemui Keysha lagi di kamarnya.
"Non, ayo bangun. Makan dulu setelah itu minum obat" ujar Bik Asih.
Keysha pun mencoba duduk dibantu oleh Bik Asih. Dengan sangat berhati-hati, Bik Asih menyuapi Keysha bubur. Gadis itu pun menerima suapan dari Bik Asih meskipun ia tidak memiliki ***** makan, namun tetap saja Keysha memakannya.
Setelah bubur di mangkuk habis, Bik Asih mengambil obat yang ada di nampan dan memberikan Keysha obat tersebut bersama dengan segelas air putih.
"Terima kasih Bik, karena sudah merawatku" ucap Keysha dengan raut wajah yang masih tampak pucat.
"Lain kali Non Keysha jangan hujan-hujanan lagi seperti semalam, Bibi sedih jika Non Keysha sakit" ucap Bik Asih.
Keysha menarik segaris senyum di sudut bibirnya yang pucat.
"Sekarang lebih baik Non Keysha istirahat supaya cepat pulih sedia kala dan bisa berbagi cerita lucu lagi dengan bibi" ujar Bik Asih menyemangati.
Keysha pun mengangguk, dan kemudian kembali berbaring. Bik Asih memakaikan selimut pada tubuh Keysha. Ia pun membelai puncak kepala Keysha dengan penuh rasa sayang.
"Non.. suatu saat nanti Non Keysha akan mengecap sebuah kebahagiaan yang luar biasa. Saat ini Tuhan sedang menguji kesabaran Non Keysha". tutur Bik Asih yang memberikan sedikit petuah pada anak asuhnya itu.
Setetes air mata lolos di pipi Keysha, Bik Asih pun dengan cepat menyeka air mata itu.
"Yang dilakukan oleh tuan dan nyonya mungkin baik adanya, tidak ada manusia yang mengekang anaknya tanpa alasan. Bahkan harimau yang terkenal binatang buas tidak akan memakan anaknya sendiri" jelas Bik Asih lagi.
Keysha hanya mengangguk saat mendengar ucapan dari Bik Asih. Ya, mungkin apa yang dikatakan Bik Asih benar adanya, akan ada pelangi setelah turunnya hujan.
.
.
.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
RG²⁷
kasihan
2022-02-17
0
⏤͟͟͞͞R✥⃝⃞PujAAN🔥ᵇᵃˢᵉ➣
jejak mampir...awal baca
2022-02-03
1
IG: Saya_Muchu
Sudah ku fav ya kak, semangat update, jangan lupa saling support.
2021-12-21
1