"Dari mana saja kau?!" ucap seseorang yang berada di bangku penumpang, tengah menatap Keysha tajam.
"A..aku .." Keysha terbata-bata, ia bingung hendak memberikan alasan apa yang tepat pada papanya itu.
"Ayo jalan Pak Sapri" ujar Kirana yang tak lain adalah mamanya.
Sesuai dengan perintah nyonya-nya, Pak Sapri yang bekerja sebagai supir untuk tuannya itu segera melajukan mobilnya. Keysha menatap mobil yang lebih dulu memasuki pekarangan rumahnya. Sebuah petaka kini telah menghampiri dirinya.
Ujung jari Keysha mulai dingin, bukan hanya karena udara malam hari melainkan juga akan kemarahan sang papa nantinya.
Perlahan ia pun memberanikan diri. Meletakkan sepeda kesayangannya di halaman rumahnya.
Bik Asih didalam sana sudah menatapnya dengan khawatir, namun wanita paruh baya itu tak dapat berbuat banyak. Ia pun menuju ke dalam dan membawa barang-barang kedua orang tua Keysha ke dalam. Sementara kedua orang tua Keysha sudah menunggu anak gadisnya itu di sofa.
Keysha perlahan melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah. Seketika hawa di rumahnya itu mencekam, apalagi tatapan sang papa yang menyiratkan kemarahan besar.
GLEKKK..
Keysha menelan salivanya, tatapan mematikan dari sang papa membuatnya ingin menghilang saat itu juga.
"Kau belum menjawab pertanyaan papa. Dari mana saja kau?!" bentak Danu.
"Aku.. "
"Menghirup udara segar? hingga pulang malam seperti ini?!" tukas Danu.
Keysha hanya menunduk takut. Seolah lantai lebih menarik perhatiannya saat ini. Ujung kaki serta tangannya mulai terasa dingin. Bahkan untuk bernafas pun Keysha melakukannya dengan sangat berhati-hati.
"Sepeda siapa yang kau pakai?" tanya Danu sementara Karina hanya diam sembari menyaksikan kemarahan suaminya pada anak gadisnya itu.
"Se..sepedaku"
"Dari mana kau mendapatkannya?" bertubi-tubi pertanyaan dilontarkan pada Keysha.
"Dari uang tabunganku, Pa" jawab Keysha dengan nada bergetar.
"Papa membekukan semua kartu kreditmu, bagaimana cara kau mendapatkan uang itu? atau jangan-jangan kau menjadi pengamen lagi?" terka Danu.
Tak ada jawaban dari Keysha, dan itu memperjelas bahwa ucapan Danu benar adanya. Pria itu pun tampak geram. Ia kemudian melangkahkan kakinya keluar menuju ke halaman rumah.
Pria itu membawa sepeda Keysha ke belakang, tak lain adalah tempat dimana biasanya Bik Asih membuang sampah dan membakarnya disana.
Keysha yang mengetahui niat papanya itu segera menghampiri Danu. Gadis itu bahkan terduduk sembari menahan kaki papanya.
"Tolong, Pa. Jangan buang sepedaku" pinta Keysha.
"Lepaskan!!"
"Aku mohon, Pa. Jangan membuang sepedaku" lagi-lagi Keysha memohon pada papanya itu dengan wajah memelas.
Danu menatap anak gadisnya sesaat, namun itu tetap saja tidak akan menghentikan dirinya. Ia pun menyingkirkan tangan Keysha secara paksa dari kakinya.
Keysha hanya terduduk sembari menangis tersedu saat melihat papanya membawa sepedanya itu.
"Sapri.. ambilkan minyak tanah yang ada di gudang" seru Danu memerintahkan supirnya tadi.
Keysha pun menggelengkan kepalanya, jika hanya dibuang Keysha bisa memungutnya kembali. Namun lain halnya jika dibakar. Keysha mencoba bangkit dan kembali menghampiri papanya. Berulang kali gadis itu mencoba menghentikan aksi papanya itu namun semuanya percuma.
"Tetap diam disana atau papa akan memecat Bik Asih karena sudah tidak menjaga amanah dari papa" tekan Danu.
Dan akhirnya Keysha pun menyerah. Ia membiarkan papanya melakukan apapun sesuka hatinya asalkan jangan memecat Bik Asih. Karena hanya wanita itu tempat Keysha berkeluh kesah.
Keysha hanya menatap dengan sendu saat papanya menyiramkan minyak tanah di sepeda kesayangannya itu. Air matanya tak berhenti mengalir melihat kobaran api dengan cepat melahap benda kesayangannya itu.
"Berhenti untuk bermain-main. Persiapkan dirimu besok lusa, karena papa akan memperkenalkan mu dengan calon suamimu" ujar Danu tanpa rasa bersalah sedikit pun. Pria itu pun meninggalkan anak gadisnya sendirian disana.
Sepeninggal papanya, Keysha menangis dengan histeris. Menatap sepedanya yang sudah di lahap oleh si jago merah. Hujan pun kembali turun, namun tak sedikit pun Keysha beranjak dari tempatnya.
Tangisnya semakin menjadi bersamaan dengan hujan yang semakin deras. Bik Asih menghampiri Keysha sembari memayungi gadis tersebut.
Dengan cepat Keysha memeluk Bik Asih dengan erat. Hanya wanita ini yang mampu berbagi rasa sakit padanya, hanya Bik Asih yang selalu ada untuknya dan paling mengerti Keysha.
"Maafkan bibi, Non. Maafkan bibi yang tidak bisa berbuat apapun" ujar Bik Asih yang juga menitikkan air matanya.
Keysha hanya menggelengkan kepalanya. Ia masih menenggelamkan wajahnya di pundak Bik Asih. Tak lama kemudian, ia pun melihat sepedanya yang sudah rusak serta menghitam.
"Jangan pernah tinggalkan aku, Bik" ujar Keysha sembari menatap Bik Asih.
"Tidak akan pernah, Non. Bibi akan tetap bersama non Keysha sampai non Keysha menua" sahut Bik Asih kembali memeluk Keysha.
Bik Asih adalah seorang wanita lajang yang mendedikasikan hidupnya pada keluarga ini. Sebelumnya Pak Danu telah banyak menolongnya dari kesulitan akan keuangan yang di alami oleh orang tua Bik Asih, hingga kini ia sudah tidak memiliki siapapun dihidupnya.
Namun saat mengasuh Keysha sedari kecil, membuat hari-harinya sedikit bermakna. Mendengar celotehan Keysha yang masih kecil, seketika rasa lelahnya pun hilang. Dan saat melihat bagaimana kerasnya kedua orang tua Keysha pada anak semata wayangnya, membuat wanita itu tak berniat sedikitpun meninggalkan gadis yang kini tengah memeluknya erat. Bahkan ia pun rela melajang seumur hidupnya hanya untuk menemani Keysha.
...****************...
Kini Keysha sedang berada di kamarnya. Mengeringkan rambutnya yang basah menggunakan handuk. Gadis itu menatap ke arah jendela, menikmati indahnya rintik hujan yang berjatuhan dari jendela kamarnya.
Keysha baru teringat ponselnya yang masih di isi ulang daya dengan posisi ponselnya mati. Gadis itu pun mencabut charger ponselnya dan mengaktifkan benda pipih tersebut.
Dilihatnya ada banyak pesan dari kekasihnya, yang tak lain adalah mengkhawatirkan dirinya karena tak memberi kabar jika sudah berada di rumah.
Keysha baru saja hendak mengetikkan balasan, namun gadis itu meletakkan kembali ponselnya. Air matanya tiba-tiba mengalir lagi. Dan jemarinya seakan tak sanggup mengetikkan kalimat bahwa ia baik-baik saja.
Baru saja ia mengecap kebahagiaan bersama dengan David tadi siang, namun kini ia harus mendapatkan kenyataan pahit dimana dirinya yang harus melepaskan David.
"Kenapa jalan kita begitu rumit, bahkan mencintaimu saja terasa sangat sulit" gumam Keysha.
Gadis itu kembali meraih ponselnya. Dilihatnya beberapa foto yang diambil saat ia berkencan dengan David tadi. Berbagai ekspresi konyol serta tawa bahagia potret keduanya membuat Keysha semakin larut dalam kesedihannya.
Keysha memperbesar gambar David, ia pun menyentuh potret David yang ada di ponselnya. Rasa sakit serta bahagia saat mengingat kejadian siang tadi, namun Keysha kembali di tampar oleh kenyataan yang harus melepaskan kekasihnya itu.
"Sampai saat ini bahkan aku masih berharap akan adanya sebuah keajaiban"
Bersambung...
Jangan lupa untuk meninggalkan jejaknya berupa like, komen, serta votenya ♥️
Follow ig: ayasakaryn24 untuk informasi seputar update terbarunya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Ani Aira
ortu sm anak satu²nya kejam amat sih
sabar yaa Keysha..
2021-10-15
2
Sri Puji Lestari
lanjut thor
2021-10-14
1
🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠
isshhhh ka Ryn pagi² dh nebar bawang😭😭😭
hemmm papah Danu ya makin kenceng ngiket anaknya sendiri....itu orang pa Danu bukannya burung yg disimpen dlm sangkar
Keysha kabur aja sama Bi asih
ada David dan ka indah mereka pasti mw bantuin
2021-10-13
1