Beberapa kali Indah melirik ponsel Keysha yang sedari tadi tak berhenti berdering. Saat dilihatnya nama pemanggil yang tertera di layar ponsel tersebut membuat Indah membulatkan matanya.
Ia pun tak sabar menunggu Keysha menghabiskan lagu yang tengah dinyanyikannya itu. Saat sudah di ujung lagu, Indah segera memberi isyarat untuk temannya itu lekas turun dari panggung.
Setelah mengucapkan beberapa kalimat singkat untuk mengakhiri manggungnya, Keysha segera menghampiri gadis yang sedari tadi tengah menatap dirinya dengan gusar.
"Ada apa?" tanya Keysha tampak kebingungan.
"Lihatlah ini" ucap Indah yang memperlihatkan beberapa panggilan terlewat dari ART yang bekerja dirumahnya itu.
Keysha mengambil ponselnya dari tangan Indah. Jika ART nya menelepon belasan kali saat ia keluar, itu adalah pertanda bahaya.
Keysha pun segera bersiap untuk meninggalkan restoran tersebut.
"Tunggu!" gumam Keysha menghentikan langkahnya.
"Kak, aku titip gitarku disini. Tolong jaga dengan baik"ujar Keysha yang tampak terburu-buru.
"Baiklah" sahut Indah memandang temannya itu dengan penuh kekhawatiran.
Keysha pun bergegas pergi dari tempat tersebut. Di bawah matahari yang mulai terik, ia mengayuh sepedanya dengan kencang agar cepat sampai ke rumahnya.
Sesekali gadis itu melirik jam tangannya, hanya untuk mengetahui berapa waktu yang telah ditempuhnya.
Dan akhirnya Keysha pun tiba di rumahnya.
Gadis itu menyembunyikan sepedanya di halaman belakang. Dengan memiliki seribu keberanian, gadis itu memanjat tembok pagar rumahnya. Tentunya hanya Keysha lah yang mengerti triknya.
Setelah berhasil melalui pagar tersebut, Keysha pun mengendap-endap berjalan tanpa bersuara. Dan kemudian ia memasuki kamarnya melalui jendela.
"Hufttt.." Keysha menghembuskan nafasnya dengan kasar sembari menyeka keringat yang ada diwajahnya.
Namun Keysha terkejut saat membalikkan badannya. Dilihatnya Bik Asih yang merupakan asisten rumah tangga yang tadi meneleponnya hanya menunduk ketakutan. Dan orang yang paling ditakuti tengah menatap ke arahnya dengan tatapan tajam.
"Dari mana saja kau?!" tanyanya dengan nada tinggi.
"Maaf Pa, aku hanya keluar untuk mencari udara segar" jawab Keysha dengan asal.
"Mana ada udara segar di siang hari seperti ini, kau jangan membohongi papa dengan alasan konyol mu itu" ujar Danu.
Keysha terdiam tak berani lagi menjawab ucapan sang papa. Ujung jarinya kini terasa sangat dingin, pria yang ada dihadapannya ini selalu membawa hawa yang kurang mengenakkan.
Danu Irawadi, pria yang dipanggil papa oleh Keysha merupakan pebisnis sukses yang cukup terkenal. Memiliki istri cantik bernama Kirana yang kini juga memiliki butik yang cukup besar dan bahkan sudah memiliki beberapa cabang di kota tersebut.
Danu duduk di atas kursi sembari bersedekap menunggu jawaban dari Keysha.
"Baiklah jika kau tidak mau berkata jujur, papa akan mencari jawabannya sendiri" ujar Danu yang kemudian melangkah pergi meninggalkan kamar putri semata wayangnya itu.
Setelah kepergian sang papa, Keysha pun langsung luruh ke lantai. Tubuhnya bergetar hebat saat mendengar ancaman dari papanya itu.
Bik Asih langsung menghampiri Keysha. Wanita paruh baya itu memeluk gadis yang di asuhnya sedari kecil.
Sesekali ia memberi tepukan di pundak Keysha, berusaha menenangkan gadis itu.
"Bik, kapankah aku mendapatkan sebuah kebebasan?" ujar Keysha dengan nada bergetar.
Gadis itu menggigit bibir bawahnya, mencoba menahan air matanya agar tak tumpah. Masa kecilnya tak seindah anak-anak yang seusianya. Dimana ia tak sedikit pun mendapatkan belai kasih dari orang tua serta kehangatan akan kasih sayang dari dua manusia yang kerap disebut orang tua itu.
Sedari kecil Keysha dituntut untuk menjadi sempurna. Harus memiliki sebuah prestasi dan tidak mencoreng nama baik orang tua.
Akan tetapi adakah sebuah dukungan dari kedua orang tuanya itu? jawabannya adalah tidak. Anak-anak yang lain jika memiliki sebuah prestasi tentu saja orang tuanya merasa bangga, namun Keysha melalui semua itu hanya sendirian.
Disaat perkumpulan orang tua di sekolah, hanya orang tuanya yang tak pernah hadir. Dan Bik Asih lah yang menjadi penggantinya.
Saat pembagian raport sekolah, teman-temannya pasti dengan sangat bangganya memperlihatkan nilai-nilai yang sempurna pada orang tuanya, dan mendapatkan hadiah ataupun dukungan dari orang tuanya. Namun tidak dengan Keysha.
Pernah Keysha memperlihatkan hasil raportnya pada kedua orang tuanya, namun tak sedikit pun keduanya melirik benda tersebut. Keduanya hanya sibuk bergelut dengan ponsel dan laptop masing-masing.
Terkadang didalam hati Keysha sering bertanya-tanya.
Apakah aku adalah anak kandung kalian?
Sebenarnya Keysha adalah murid terpintar di sekolahnya dulu. Namun gadis itu memilih untuk tidak melanjutkan sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi.
Rasanya percuma baginya menjadi anak yang baik dan penurut namun tidak mendapatkan sedikit pun dukungan dari orang tua.
Bergelimang harta pun rasanya percuma jika kita hanya dianggap sebagai boneka yang diharuskan untuk selalu memberikan kesan baik namun tanpa imbalan apapun.
Dengan melakukan sedikit pemberontakan, alhasil sang papa pun sedikit bertanya tentangnya. Namun hal itu lagi-lagi menyangkut nama baiknya. Tak sedikit pun orang tuanya itu menanyakan apa yang dikehendaki oleh putri semata wayangnya itu.
Namun seberapa pun keras Keysha mencoba untuk membangkang, tetap saja dirinya sangat takut menghadapi kemarahan dari sang ayah.
Papanya itu mengancam dengan halus namun bermain dengan secara sadis. Sudah berapa kali gitar Keysha yang dihancurkan oleh papanya, namun Keysha lagi-lagi membeli benda tersebut dari hasil kerjanya menjadi penyanyi di resto milik Indah.
Ia mencintai musik sejak duduk di bangku SMA. Setelah bernyanyi serta memainkan musik, dirinya selalu mendapatkan apresiasi meskipun itu hanya sekedar sebuah tepuk tangan.
...****************...
Malam ini Bik Asih tampak sibuk memasakkan makanan kesukaan Keysha. Karena sejak siang tadi, Keysha tidak keluar kamar dan melewatkan makan siangnya.
Dengan nampan yang berisikan makanan serta segelas air minum, Bik Asih pun langsung menuju ke kamar Keysha.
TOKKK.. TOKKK..
"Non, ayo makan dulu. Bibi sudah buatkan bubur ayam kesukaan Nona Keysha" seru Bik Asih dari luar.
Keysha pun langsung bangkit dari tidurnya dan segera membukakan pintu untuk Bik Asih.
"Ini Non, ayo di makan buburnya selagi hangat" ucap Bik Asih meletakkan nampan tersebut di atas nakas.
Keysha menatap Bik Asih dengan seksama, setelah Bik Asih meletakkan nampan tersebut Keysha pun tiba-tiba memeluk ART nya itu.
"Terima kasih Bik, hanya bibi yang benar-benar perduli padaku" ucap Keysha yang lagi-lagi menjatuhkan air matanya itu.
Keysha mengurung dirinya di kamar, namun apakah kedua orang tuanya itu memperhatikannya? tentu tidak. Bahkan mungkin jika ia mati kelaparan didalam kamar pun orang tuanya tak perduli.
"Non Keysha jangan berkata seperti itu, tuan dan nyonya juga perduli dengan Non Keysha" ujar Bik Asih sembari mengelus puncak kepala Keysha.
"Sekarang Non Keysha harus makan. Bibi sudah membuatkan ini untuk non Keysha" ujar Bik Asih yang membujuk Keysha untuk membuka mulutnya.
Keysha pun menerima suapan dari Bik Asih sembari tersenyum. Sesekali gadis itu pun menyuapi Bik Asih dengan bubur yang dibuatnya. Bik Asih sempat menolak namun Keysha tetap saja memaksanya. Keduanya pun tampak mengobrol sembari menikmati semangkuk bubur.
.
.
.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
RG²⁷
ih kejam bgt
2022-02-17
0
🅶🆄🅲🅲🅸♌
pola asuh yg ga bgs nh dr papah dan mamah nya Keysa....kesibukan buat mereka abai dgn anaknya bahkan mengikat kebebasan yg menjadi milik semua orang
hrs ditatar nh papah Danu
2021-10-05
1
Ani Aira
lanjut kak
semangat
2021-10-04
1