"Tolong dengarkan aku dulu, semuanya aku lakukan karena terpaksa. Percayalah, hanya kau yang ku cintai" ujar Kevin berbicara pada seseorang melalui telepon.
"Aku sudah muak hidup seperti ini, lakukan saja sesukamu" terdengar suara dari seberang telepon.
"Icha percaya.." Kevin belum menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba sambungan telepon di putus secara sepihak.
Pria itu pun menggeram kesal, sesekali ia memukul dinding yang ada dihadapannya itu berkali-kali.
Tak lama kemudian, terdengar suara pintu di ketuk. Sekertarisnya muncul dari balik pintu.
"Tuan, nona Keysha datang untuk menemui anda" ucap pria bertubuh semampai itu.
"Katakan padanya untuk berhenti menggangguku" ucap Kevin yang masih menahan amarahnya.
Baru saja sekertaris tersebut hendak keluar ruangan, namun Keysha dengan cepat melesat masuk ke dalam ruangan Kevin. Sekertaris Kevin mencoba untuk menahan Keysha, namun gadis itu tetap kekeh dan menyuruh si sekertaris untuk keluar.
"Sudah ku katakan bukan? aku tidak ingin diganggu" ujar Kevin yang masih membelakangi Keysha. Masih dengan nada yang tenang.
"Apakah kau tidak suka jika calon istrimu ini berkunjung kemari?"
Mendengar hal tersebut membuat kemarahan Kevin semakin menjadi. Pria itu pun meraih gelas yang ada di atas meja dan..
PRANGGGG...
Pria itu melemparkan gelas yang ditangannya tadi ke dinding. Namun tampaknya pantulan dari pecahan kecil gelas mengenai pipi Keysha. Dan sukses mengukir luka kecil di wajah cantik milik gadis itu.
Keysha hanya terdiam. Gadis itu melayangkan pandangannya ke arah lain sembari tersenyum sinis.
"Apakah kau sangat bangga akan hal itu? Sebegitu cintanya kau terhadap harta? bahkan melihat wajahmu saja sudah membuatku tak berselera" cerca Kevin, matanya menatap tajam ke arah Keysha.
Keysha mengarahkan pandangannya pada Kevin. Pandangannya mengabur seiring air mata yang hendak jatuh. Ucapan Kevin sudah melewati batas, bahkan lebih perih dibandingkan serpihan pecahan gelas yang mengenai wajahnya tadi.
"Iya, aku sangat mencintai uang. Bahkan aku dilahirkan hanya untuk itu" timpal Keysha.
Kevin menggertakan giginya, rahang pria itu mengeras. Ia sangat berusaha keras untuk tidak melakukan hal yang lebih menyakitkan lagi. Dan pada akhirnya pria itu pun meninggalkan Keysha sendirian di ruangannya.
Sepeninggal Kevin, lutut Keysha melemas hingga membuat gadis itu luruh ke lantai. Ia meraba pipi kirinya yang sedikit mengeluarkan darah. Tersenyum namun pancaran matanya menunjukkan kesedihan yang amat mendalam.
...****************...
Di lain tempat, David tengah membaca buku sembari mengerjakan tugas kuliahnya. Tak lama kemudian fokusnya pun terganggu. Ia meraih ponsel yang ada di saku. Mencoba menghubungi kekasihnya. Sama seperti yang kemarin-kemarin, panggilannya tak mendapat respon sedikit pun.
"Mengapa akhir-akhir ini dia sangat sulit dihubungi" gumam David.
Pria itu bahkan sudah menelepon Indah, bertanya pada gadis itu tentang Keysha. Indah hanya memberi penjelasan bahwa Keysha akhir-akhir ini memang sedang sibuk mengurus sesuatu.
...
Di lain tempat, Keysha hanya memandangi benda pipih yang sedari tadi berdering. Tangannya hendak menjawab panggilan David, namun ia merasa begitu berat. Tidak ada harapan lagi baginya untuk mempertahankan David, meskipun jauh dalam lubuk hati gadis itu teramat menginginkan sosok David berada sisinya.
Harta memang mengalahkan segalanya. Bahkan kekuatan cinta mereka tak ada apa-apanya dibandingkan kecintaan ayahnya pada uang.
Keysha memandangi dirinya di cermin. Gadis itu menempelkan plester pada bagian luka di wajahnya. Mahakarya yang dibuat oleh calon suaminya sendiri. Luka kecil yang tak sebanding dengan luka yang ada di hatinya.
Keysha berjalan ke arah jendela. Memandangi Bik Asih yang sedang menyiram tanaman di halaman depan rumahnya. Setetes bening jatuh dari pelupuk matanya. Ia juga memilih untuk tidak banyak berbicara pada Bik Asih, perubahan sikap gadis itu memang tak tanggung-tanggung.
Mengingat dimana ia bermain bebas dan bercerita tentang kesehariannya pada Bik Asih, namun kini gadis itu hanya di tuntut untuk menjadi wanita yang berkelas dan menjaga imejnya meskipun pada akhirnya orang yang menjatuhkan imejnya adalah calon suaminya sendiri.
Pernikahannya tak lama lagi akan dilangsungkan, namun bukan disini. Kevin meminta untuk melangsungkan pernikahan mereka di luar negeri dan keduanya kelak juga akan hidup disana.
Tentu saja Keysha mengerti mengapa pria itu menginginkan hal demikian. Karena penderitaan yang sesungguhnya adalah dimana manusia yang tak memiliki dukungan dari siapapun, dan Kevin tampaknya sudah menyiapkan neraka tersebut dengan sangat matang.
Pandangannya teralihkan pada gelang yang dipakainya. Gelang yang serupa dengan milik David. Keysha membelai gelang tersebut seolah menyalurkan sebuah kerinduan yang amat dalam pada pria yang berada jauh disana.
"Maafkan aku.." ujar Keysha kembali menitikkan air matanya sembari menatap lekat gelang tersebut.
"Jika waktu bisa diputar, aku lebih memilih untuk tidak mendekatimu. Karena pada akhirnya aku akan menorehkan luka padamu" gumamnya.
Keysha selalu berusaha untuk kuat didepan semua orang. Menyembunyikan kesedihannya dengan perubahan sikapnya yang dingin. Namun gadis itu tak jauh berbeda seperti sebuah kayu yang mengambang di permukaan air, yang dapat hancur pada saatnya.
...****************...
Hari demi hari pun berlalu. Kini Keysha tengah berada di bandara bersama keluarganya dan calon suaminya. Gadis itu akan terbang ke London dan melangsungkan pernikahannya disana.
Pandangan Keysha hanya menatap lurus ke depan, tak berbicara banyak pada orang lain termasuk kedua orang tuanya. Sesekali ia memainkan kuku jarinya yang memutih. Bagaimana pun juga tempat ini mengingatkannya pada perpisahan yang menyakitkan kemarin.
Kali ini ia benar-benar akan meninggalkan David, terbang sejauh mungkin tanpa ada harapan lagi untuk melihat wajah pria itu.
Setelah mendapat pengumuman bahwa pesawat yang ditumpanginya akan terbang, semua orang pun bersiap. Keysha memilih untuk berjalan dibelakang. Sesekali gadis itu menatap ke arah belakang, air matanya kembali menetes dengan cepat ia pun menghapusnya.
Keysha POV
Sejauh apapun aku melangkah, diriku bukanlah sosok yang dulu lagi. Hati dan jiwaku telah pergi bersama dengan pria yang ku cintai. Bahkan aku tidak bisa melihat cinta yang lainnya selain cintamu.
Seberapa pun aku berusaha untuk memperjuangkan cintaku, pada akhirnya aku akan kalah. Karena kekuatan ayahku lebih besar dibandingkan diriku, walaupun cinta yang kita miliki sedalam lautan dan seluas hamparan samudera.
Aku akan memilih untuk mencintaimu dalam anganku, membiarkan rindu yang menggelitik mengusikku setiap detik. Seakan dirimu ada bersamaku walaupun itu hanya semu.
Anggap saja ini adalah sebuah karma bagiku yang telah membuatmu jatuh hati. Namun bagaimana pun juga cinta tak bisa memilih pada siapa dia akan berlabuh, aku hanya mengutamakan keegoisanku dan mengikuti kata hatiku pada saat itu, padahal aku tahu jika pada akhirnya kisah kita akan berakhir seperti ini.
Maafkan aku telah menorehkan luka yang menganga dihatimu. Semoga kelak kau mendapatkan penyembuh dari luka yang ku ciptakan. Semoga kehidupanmu lebih baik setelah ini. Aku pamit...
.
.
.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
sakura
OMG sesuai judul cinta dan luka
ya ampun dari part awal selalu netesin air mata bacanya
seakan aku yg baca yg jadi Keysa
2022-02-24
0
Ani Aira
nyesek bacanya😭😭
2021-11-01
1
Hilman damara
kasihan Kesya Kevin kejam banget gimana kehidupan kedepannya Kesya gak kebayang seberat apa penderitaan nya semangat Kesya kamu pasti bisa melewati ini semua
2021-10-25
2