"Almira, coba ceritakan pada kakek kau belajar di mana permainan piano mu. Memainkan musik klasik seperti tadi bukan lah dimainkan oleh seorang pianis fomula.
Saat ini mereka semua duduk di ruang keluarga yang luas. Almira duduk di sebelah Anne di sofa panjang, sementara Wijaya dan Brian duduk di hadapannya. Kusuma duduk di sofa yang lainnya.
Semua mata tertuju pada Almira, menunggu jawaban wanita cantik itu. Sementara Brian menatap Almira dengan lekat. Laki-laki itu menyilangkan kaki, sementara tangan kanannya bertumpu pada sandaran tangan di kursi sambil mengusap dagunya.
"Saya bermain piano dari kecil, orang tua ku melatih ku dengan memanggil guru private kerumah kami saat itu. Ibu selalu mengikutkan aku dalam kompetisi, akhirnya aku terbiasa memainkan alat musik piano".
"Wah, kakek sangat bangga ke padamu Almira".
"Tetapi kenapa sekarang kau berhenti bermain piano nak ?", tanya Anne penasaran.
Sementara Brian terus menatap wajah Almira, seolah ingin memakannya saat ini juga.
"Karena saat usia ku lima belas tahun ibu meninggal dunia. Dan bisnis ayah mengalami kerugian besar yang mengakibatkan ibu sakit hingga meninggal", jawab Almira dengan mata berkaca-kaca.
"Impian ku harus kandas, sesaat kemudian ayah menjadi berubah menjadi pemabuk dan penjudi", lirih Almira dengan suara bergetar menahan tangisannya.
Anne langsung memeluk tubuh Almira ia tahu, gadis itu menanggung derita yang sangat mendalam dalam usianya yang masih muda.
Wijaya menarik nafas, pun begitu dengan Kusuma dan Brian.
"Istri ku, saat ini juga masih kuliah semester terakhir di jurusan ekonomi bisnis. Aku sudah mengizinkan nya untuk kembali berkuliah lagi", ucap Brian dengan lantang menyebut Almira sebagai istrinya dihadapan semua keluarga nya.
Ayah Brian memangut-mangut kan kepala tanda setuju dengan keputusan anaknya itu.
'Kau wanita kuat yang cerdas Almira, kakek bangga pada mu", ucap Wijaya.
"Kamu memang harus segera menyelesaikan kuliah mu agar bisa bekerja bersama dengan suami mu di perusahaan nantinya", ucap Kusuma.
"Iya Mira, apa yang dikatakan Daddy benar nak", balas Anne.
Spontan kedua netra hitam Almira menatap Brian disaat laki-laki itu juga sedang menatapnya. Almira tidak bisa mengartikan tatapan itu, ia merasakan tatapan Brian begitu teduh seakan ingin membuat hati Almira tenang. Almira cepat-cepat mengalihkan perhatian nya.
Semua yang ditawarkan ayah Brian sangat menggiurkan, siapa yang tidak mau berkarir di perusahaan besar seperti perubahan Brian. Sudah pasti menjadi impian semua orang.
Tapi untuk Almira, hanya menjadi impian semu saja. Mengingat setelah ia memberikan anak pada Brian, laki-laki itu akan langsung menceraikan nya.
Sementara di dalam surat perjanjian yang di tandatangani Almira kemarin, setelah bercerai Almira harus segera pergi jauh dari kota Jakarta. Meninggalkan anak yang ia lahir kan yang sepenuhnya menjadi milik Brian dan Clara.
Memang sungguh miris hidupnya. Tapi mau bagaimana lagi, walaupun ia menyetujui pernikahan dengan Brian karena diancam Clara tapi sesungguhnya Almira juga membutuhkan uang yang ditawarkan dari kerja sama ini.
Almira ingin hidup tenang di tempat yang baru nantinya setelah semua hutang ayahnya di lunasi. Sisa uang yang diberi Brian akan di pergunakan nya membuat kan usaha yang baru untuk ayahnya. Almira selalu berharap ayahnya kembali seperti yang dulu. Almira yakin ayahnya masih memiliki sisi baiknya dalam dirinya walaupun sekarang yang terlihat hanyalah seorang pemabuk dan penjudi.
*
Hari sudah semakin malam, Brian dan Almira berpamitan pulang ke apartemen. Brian sudah berada di belakang kemudi, sementara Almira masih berdiri tak bergeming. Ia menunggu sopir yang mengantar nya tadi.
"Almira apa kau akan terus-menerus berdiri seperti itu ? kau menunggu apa ?", tanya Brian dari balik kaca mobil yang sudah terbuka.
"Eh, aku menunggu sopir yang mengantar ku tadi Brian. Aku tidak tau kenapa ia tidak ada", jawab Almira celingukan mencari keberadaan sopir itu.
"Udin sudah aku suruh pulang, ayo masuk, sekarang sudah malam", ketus Brian kesal.
"Iya..
Almira membuka pintu mobil bagian belakang dan hendak menyandarkan punggungnya..
"Kau anggap aku sopir, Mira ? pindah ke depan", perintah Brian.
Mendengar perintah Brian, Almira langsung mengikuti nya.
Mobil yang di kendarai Brian melaju membelah malam kota Jakarta. Tidak tampak kemacetan jalanan seperti siang sore tadi.
Tidak terdengar suara di antara keduanya. Hanya ada alunan musik romantis yang menemani perjalanan diantara Almira dan Brian. Almira menatap jauh keluar jendela. Sementara Brian fokus pada jalanan. Tapi sesekali Brian menatap Almira yang selalu diam. Iya tidak pernah berbicara duluan jika tidak di tanya.
Tak lama berselang, mobil mewah itu berhenti di basemen apartemen. Brian melangkah kan kakinya diikuti Almira di belakangnya.
Setelah sampai di flat, Brian masuk ke kamar utama. Seperti nya selama istrinya Clara pergi ke Singapura ia akan tidur bersama Almira.
Lagi-lagi langkah Almira terhenti, ketika melihat Brian ada di kamar . Ia ragu melanjutkan langkah kakinya ke sana.
Ingin rasanya ia pindah ke kamar yang lain saja saat Brian ada si apartemen itu.
Huhh...
Akhirnya Almira berakhir di balkon, sesaat berada di sana membuat pikiran nya tenang. Menikmati kesunyian malam dari lantai dua puluh apartemen.
Almira melipat kedua tangannya di atas pagar besi dan menyandarkan wajahnya diatasi tangan itu.
"Apa kabar ayah sekarang ? apa baik-baik saja. Maaf kan Mira ayah tidak bisa bersama ayah saat ini. Tunggu lah tiba waktunya semua akan baik untuk kita berdua, aku akan mengajak ayah menjalani hidup yang baru", ucap Almira pelan.
"Aku hanya memiliki mu ayah, semoga suatu hari nanti ayah bisa berubah seperti dulu. Aku merindukan ayah yang dulu", gumam terisak. Jika mengingat masa lalu akan selalu membuat nya menangis.
Ia tidak menyadari Brian ada di belakangnya dan mendengarkan ucapannya barusan.
"Apa yang kau lakukan di sini ?", suara bariton itu seketika menghentikan lamunan panjang Almira.
Almira langsung menegakkan tubuhnya dan menoleh pada sosok Brian yang sudah ada dekat nya. Ia berdiri di samping Almira.
"Ayo tidur, udara malam seperti ini tidak baik untuk mu", ucap Brian menatap Almira. Kedua mata Almira masih terlihat berkaca-kaca.
Almira mengangguk kan kepalanya. Sambil mengikuti langkah kaki Brian ke kamar.
"HM, Brian... sebaiknya aku tidur dikamar lain saja, aku tidak mau mengganggu mu", ucap Almira absurd.
Seketika Brian membalikkan,
"Kau mengganggu apa Almira ?, selama Clara pergi aku akan tidur di sini. Sekarang ganti lah pakaian itu", perintah Brian.
Almira menganggukkan kepalanya, dan masuk ke kamar mandi. Sementara Brian yang sudah berganti pakaian santai menyandarkan tubuhnya di tempat tidur. Ia membaca pesan-pesan di email nya hingga pesan yang banyak di kirim oleh Clara yang tak satu pun di balasnya. Bahkan Clara banyak mengirimkan video dirinya tapi tidak di buka Brian.
Almira tampak, ia menggunakan dress berbahan lembut. Brian menatap aneh "Apa kau memakai baju itu untuk tidur bersama ku ?", tanya Brian kesal.
"Eh, tidak ada baju tidur di wardrobe, Brian", jawab Almira cepat.
"Huhh..
Brian menarik nafas, ia beranjak dan menarik tangan Almira masuk ke walk in closet dan membuka pintu wardrobe milik Almira dimana berjejer berbagai macam lingerie. Brian mengambil salah satunya.
"Pakai ini", perintah nya dengan tegas.
"Tapii, ini sangat tipis Brian aku tidak terbiasa memakai nya", jawab Almira sambil membentangkan lingerie sangat tipis berwarna merah terang itu di hadapannya dan Brian.
"Mulai sekarang kau harus terbiasa memakai nya di hadapan ku", ketus Brian sambil berlalu.
"Ya ampun yang benar saja, ini sama saja aku tidak memakai apa pun ditubuh ku.. Uhhh"
Beberapa saat, Almira berlari dengan cepat menuju tempat tidur dan langsung merebahkan tubuhnya.
Brian tersenyum penuh arti melihat Almira menuruti nya memakai lingerie yang sudah di pilih Brian. Almira spontan menarik selimut tebal untuk menutupi seluruh tubuhnya yang terekspos. Ia sangat gugup.
"Jangan di tutup, aku suka melihatnya", bisik Brian di telinga Almira.
...***...
LIKE KOMEN DAN VOTE, KASIH BUNGA OR KOPI JUGA BOLEH BANGET 💃🙏
KARYA EMILY :
PENGANTIN PENGGANTI (tamat)
AIR MATA SCARLETT
(on-going)
MENJADI YANG KEDUA
(new)
SERPIHAN HATI ELLENA
(on-going)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
Ibelmizzel
yei yg udah merasa perawan
2024-09-27
0
Ana Ekawati
cie3x yg udh kecanduan....
2021-12-23
1
Iiq Rahmawaty
manggilnya mas brian donk..
saat ini mungkin hnya pesannya dlu yg di abaikn brian..suatu saat nnti bisa jd hati clara yg akn di abaikn brian😆
2021-11-27
0