"Tapii tidak akan aku laku kan, karena aku akan melakukan kerjasama dengan mu..
Perlahan Almira kembali mengangkat wajahnya dan menatap Clara yang sudah berdiri dihadapan nya saat ini. Harum parfum mahal menyeruak memenuhi indera penciuman Almira.
Tubuh tinggi semampai Clara mengitari tubuh Almira. Wanita itu sangat seksi dengan dengan Dress Sabrina ketat sangat pas di tubuhnya. Wajarlah Clara seorang model papan atas.
"A-pa maksud nyonya ?"
"Kau menikah dengan suami ku...!!"
Tentu saja Almira terkejut dengan ucapan wanita itu. Ia tak mengerti sama sekali apa maksudnya. Yang Almira tahu, hari ini benar-benar hari yang sial untuk nya. Hari yang berat dan melelahkan. Bahkan ia harus berurusan dengan wanita penting seperti Clara, yang sebelumnya tidak pernah ia lihat dan temui. Istri dari pucuk pimpinan perusahaan tempat ia bekerja.
Almira tidak pernah melihat Clara di cafe itu, yang ia tahu cafe itu milik hotel dan mall yang berada satu area. Satu lagi terdapat bangunan menjulang pencakar langit di antara bangunan megah lainnya. Menurut teman-temannya di sanalah kantor bos besar mereka pemilik cafe ini bekerja. Bisa di bayangkan betapa berpengaruh nya wanita di hadapannya ini.
"Kau harus mau menerima tawaran ku ini, atau kalau tidak kau akan dituntut pelanggan tadi, karena melakukan perbuatan tidak menyenangkan.
"Tapi nyonya semua nya bukan salah saya, tuan itu telah melecehkan saya", ucap Almira membela diri dengan mengatakan yang sesungguhnya.
"Apa kau ada buktinya ? kalau kau tidak memiliki bukti dengan mudah pelanggan itu menuntut mu dan cafe ini"
Dengan wajah pucat pasi dan tubuh gemetaran Almira tak bergeming. Kedua matanya memanas menahan tangisnya.
"Ya Tuhan apa yang harus aku lakukan..." batinnya.
"Kau hanya perlu mengandung anak untuk suami ku, setelah melahirkan kau bebas. Dan aku akan memberikan kompensasi nya berupa yang banyak 1 milyar, jika kau melahirkan bayi yang sehat.
"Pernikahan ini harus resmi karena keluarga suami ku menginginkan darah dagingnya".
Almira terdiam mendengar semuanya. "Kenapa perempuan ini tidak melahirkan anak mereka sendiri kenapa malah meminta suaminya menikah lagi", batin Almira.
"Berapa usia mu ?"
"Dua puluh dua tahun nyonya"
"Bagaimana Almira apakah kau bersedia menerima tawaran ku ?", tanya Clara mengintimidasi keadaan Almira.
"S-aya minta maaf atas incident tadi nyonya, tetapi semua itu terjadi bukan kesalahan saya. Saya berani bersumpah mengatakan yang sebenarnya", ujar Almira bersungguh-sungguh sambil menempelkan kedua tangannya di depan dadanya sebagai permohonan maaf.
"Aku tidak mengungkit masalah itu Almira, kau hanya berhak menjawab setuju atau tidak setuju dengan penawaran ku", ketus Clara dengan tatapan tajamnya menghunus ke dua mata Almira.
"K-kenapa nyonya ti-dak melahirkan anak nyonya dan suami nyonya sendiri ?", ucap Almira pelan nyaris tidak terdengar. Sekuat tenaga ia bertanya memberanikan diri tentang hal itu.
"Kau tidak berhak bertanya tentang yang lainnya, itu bukan urusan mu. Kau hanya berhak menjawab setuju atau tidak setuju", ketus Clara.
"M-maaf nyonya, saya t-tidak setuju..
"Oh jadi kau lebih memilih berurusan dengan hukum ? baiklah".
Clara terlihat menghubungi seseorang.
"Selamat malam tuan Andreas, anda bisa melanjutkan tuntutan anda pada waitress..
"Tunggu nyonya, apakah saya tidak bisa bernegosiasi dengan anda. Saya rela tidak menerima gaji saya selama satu tahun untuk membayar semua kerugian yang saya timbul kan", ucap Almira berusaha memberikan solusi lain.
Clara menarik nafasnya dan menaruh handphone mahal miliknya dengan kasar di atas meja.
"Kau tidak ada kesempatan lain, menikah dengan suamiku atau kau berurusan dengan hukum. Almira Almira...apa yang bisa kau lakukan untuk menghadapi seorang pengacara hebat seperti tuan Andreas. Yang ada kau akan menghabiskan hari-hari mu di jeruji besi. Sementara itu kau ada pilihan yang sangat mengiurkan dari ku, kau hanya perlu cepat hamil dan melahirkan anak yang sehat untuk suami ku setelah itu kau bebas. Dan kau akan mendapatkan uang yang banyak yang bisa kau gunakan untuk menyambung hidup miskin mu itu", jawab Clara memberikan penjelasan.
Almira tak bergeming. Ia menelaah perkataan Clara. Kalau ia berada di jeruji besi bagaimana dengan ayahnya. Pasti orang-orang rentenir itu akan menyiksa ayahnya lagi. Bahkan ia memikirkan bagaimana hidup ayahnya kalau ia tidak ada. Tiba-tiba buliran-buliran bening jatuh di wajah mulus nya. Dengan tubuh gemetaran Almira menjawab,
"Ba-baik nyonya saya setuju menikah dengan suami nyonya", jawab Almira terbata-bata berlinang air mata.
Clara terlihat tersenyum puas, ia menyandarkan punggungnya di kursi. "Keputusan yang kau sambil sudah benar Almira. Tapii aku ingatkan kepada mu jangan sekali-kali kau melibatkan perasaan mu pada perjanjian kita. Kau hanya perlu hamil dan melahirkan. Jangan coba-coba untuk jatuh cinta pada suamiku", ketus Clara mengingatkan Almira akan statusnya.
Almira tak bergeming, ia masih terkejut dengan keputusan yang ia ambil. "Apakah benar ?"
Terlihat Boni membuka pintu ruangan. Dan membungkukkan badannya di hadapan Clara yang duduk di kursi meja kerja.
"Besok antara gadis ini ke tower jam sepuluh pagi. Keruangan suamiku", perintah Clara sambil beranjak dari tempat duduknya. Meninggalkan Almira dan manajer cafe.
Setelah Clara berlalu, tangis Almira pecah dihadapan manajer.
"Kau tidak ada pilihan lain Almira, kau harus menuruti semua perintah nyonya Clara. Kau memang tidak pernah melihat nyonya itu karena ia tidak pernah ada kepentingan di cafe dengan kesibukan nya, tetapi ia selalu mengontrol keadaan cafe dari CCTV yang terhubung langsung dengan nya".
Almira tidak bisa berkata-kata lagi ia hanya terseduh-seduh menahan guncangan tubuh nya.
"Sekarang sebaiknya kau pulang, tenangkan diri mu. Besok pagi kau datang ke cafe aku akan mengantarmu ke tower menemui tuan Brian. Kau persiapkan diri mu, aku mohon kau melakukan semua sesuai petunjuk nyonya Clara kalau kau ingin terbebas dari masalah", ucap Boni mengingat kan Almira.
Sebenarnya ia kasihan melihat Almira diperlakukan seperti itu, tetapi ia tidak bisa berbuat apa-apa. Karena sudah berurusan dengan istri bos besar mereka. Yang ia tahu tuan Brian sangat mencintai istrinya itu dan menuruti semua keinginan nya.
*
Almira menangis sesenggukan di kamarnya. Ia hanya bisa meratapi nasib yang selalu tidak berpihak kepadanya. Sekuat apapun ia berusaha dan bertahan pada akhirnya selalu timbul persoalan baru dalam hidupnya.
"Ibu, apa yang harus aku lakukan", ucapnya terisak.
"Tolong aku, sekali saja biarkan hidup tenang, sekali saja aku mengecap kebahagiaan. Sekali saja kau memberikan pertolongan mu ya Tuhan. Aku sangat membutuhkan nya saat ini", ucapnya bergetar lirih sambil meringkuk di atas tempat tidur memeluk boneka kesayangan nya yang di belikan kedua orangtuanya saat ulang tahun ya ke lima belas.
"Aku tidak mau menikah seperti ini, tolong aku ..", lirih Almira bergumam dan tertidur dalam kesedihan.
...***...
LIKE KOMEN DAN VOTE, KASIH BUNGA OR KOPI JUGA BOLEH BANGET 💃🙏
KARYA EMILY :
PENGANTIN PENGGANTI (tamat)
AIR MATA SCARLETT
(on-going)
MENJADI YANG KEDUA
(new)
SERPIHAN HATI ELLENA
(on-going)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
Yati Rosmiyati
Clara bukannya kamu cari solusi malah cari masalah baru di rumah tangga mu
siap siap kamu menyesal clara telah memberi kesempatan orang lain buat merebut suamimu 🤭
2022-05-05
1
Dwitiarina Kristiti
nah itu terhubung CCTV, jadi mestinya kejadian Almira dilecehkan Andreas jg terekam di sana kan. eh tp ga tahu jg sih, secara kamera CCTV-nya ada berapa & dipasang di mana saja
2022-04-07
0
Hamokitsi Run
sllu prcaya... almira.. setelah badai akan ad pelangi.. smangaat
2022-02-21
0