Clara melangkahkan kakinya ke sebuah flat yang ada di sebuah apartemen mewah di salah satu pusat kota yang tidak jauh dari kawasan kantor Brian.
"Selamat siang nyonya Clara, semua sudah saya siap kan", ucap laki-laki parlente mempersilahkan nyonya nya masuk ke dalam flat yang terbilang mewah itu, dengan berbagai furniture lengkap.
"Jelaskan semuanya pada gadis ini, Damar tentang apartemen ini", ujar Clara sambil menyandarkan tubuhnya pada sofa.
"Baik nyonya Clara, mari nona ikuti saya", ucap pria yang di panggil Damar.
"Sebelum nya perkenalkan saya Damar, asisten tuan Brian"
"Iya", jawab Almira tersenyum ramah.
"Ini kamar nona, nantinya juga menjadi kamar tuan Brian saat beliau berkunjung ke mari".
Almira terdiam mendengar perkataan laki-laki itu.
"Ini dapur, semua perlengkapan anda akan disiapkan oleh mbok Mina. Mulai sarapan, makan siang dan malam. Anda tidak perlu melakukan apa-apa, karena tuan Brian menginginkan wanita yang bersih dan wangi", ucap Damar berbicara dengan spontan tanpa tedeng aling-aling.
"Nona, selama tinggal di apartemen ini persiapkan saja diri hanya untuk melayani tuan Brian tidak untuk hal lainnya. Tanpa persetujuan tuan Brian dan nyonya Clara", ucap Damar lagi.
Huhhh...
Almira menarik nafas dalam-dalam, "Aku seakan menjadi tawanan mereka berada di sini", batin Almira.
"Baik tuan, saya mengerti", jawab Almira pelan tidak bersemangat.
"Cukup panggil nama ku saja, Damar. Anda sebentar lagi menjadi istri atasan saya nona, tentu saja tuan akan memarahi saya jika nona masih memanggil saya seperti tadi", balas Damar tersenyum ramah.
"Apa ada yang akan nona tanyakan ?
"Tidak ada", balas Almira dengan cepat.
"Baiklah kalau begitu saya permisi, sebentar lagi mbok Mina akan datang nona tidak perlu melakukan apa-apa istirahat saja"
Almira mengangguk kan kepalanya tanda sudah mengerti.
"Ingat nona, anda di larang keluar dari apartemen ini sebelum ada persetujuan dari tuan Brian", ucap Damar dengan tegas.
Lagi-lagi Almira mengangguk kan kepalanya.
Terlihat Clara sedang mengangkat telepon di balkon yang ada di samping ruang keluarga. Wanita itu tampak berbicara manja.
"Mungkin itu suaminya", batin Almira.
Melihat Damar dan Almira sudah selesai berbicara, Clara mengakhiri panggilan telepon nya.
"Kau sudah mengerti tentang semuanya ?", ketus Clara pada Almira.
"Sudah nyonya", jawab Almira singkat.
Clara mengangguk kan kepalanya, "Malam nanti bersiap lah kita akan kerumah keluarga suami ku, bertindaklah ya g benar atau kau akan menanggung akibatnya", ancam Clara.
Almira mengangguk kan kepalanya.
"HM, nona maaf bolehkah saya kembali ke rumah lama saya sebentar saja. Saya perlu berganti pakaian saya, dan melihat ayah saya", ucap Almira memohon.
"Tidak perlu, semua pakaian mu sudah ada di wardrobe. Dan tidak usah memikirkan masalah ayah mu lagi, aku sudah mengurusnya ia tidak akan di ganggu preman-preman itu lagi. Yang harus kau lakukan itu cepat-cepatlah memberikan suami ku keturunan, agar kau pergi dari kehidupan kami...kau mengerti ?!"
"Iya nyonya", jawab Almira singkat.
Ting tong...
Damar kearah pintu dan membukanya, terlihat perempuan paruh baya masuk ke dalam flat.
"Selamat sore nyonya Clara..
"Hem, kau jaga gadis ini Mina ia tidak boleh keluar dari apartemen ini walau hanya sebentar. Kau mengerti ?"
"Iya nyonya, saya mengerti", jawab perempuan yang di panggil mbok Mina oleh Damar.
*
Waktu terus bergulir..
"Wah nona sangat cantik sekali", ucap stylish yang baru saja selesai mendandani Almira.
Malam ini Almira memakai midi dress yang panjangnya medium. sepanjang lutut.Berwarna hitam, sangat kontras dengan warna kulitnya yang berwarna putih susu. Sementara untuk rambut nya hanya di gerai saja membuat Almira tampil segar dan cantik.
Saat ini Almira sudah berada di dalam mobil mewah yang di kendarai oleh sopir yang di kirim menjemput nya.
Almira mendekap clutch yang ada dipangkuan nya. pandangan nya menatap gedung-gedung tinggi pencakar langit yang tampak indah karena lampu-lampu hias. Tetapi pemandangan yang indah tersebut tidak merubah perasaannya saat ini. Sinar mata indahnya tidak memancarkan kebahagiaan sama sekali.
Setelah beberapa saat, mobil yang membawanya memasuki sebuah mansion yang sangat megah. Tetap sama, tidak ada yang merubah perasaan Almira. Dengan tidak bersemangat ia mengikuti langkah seorang yang menuntun nya masuk ke dalam mansion.
Hingga tiba di ruangan luas yang sudah ada beberapa orang termasuk Brian dan Clara yang duduk berdampingan sambil bergenggaman tangan.
Brian sendiri tidak dapat menutupi rasa gusarnya melihat Almira berdiri dihadapan mereka seperti itu. Brian berusaha mengalihkan tatapannya tetapi gagal, ia masih fokus pada Almira.
"Siapa gadis ini Brian, apa maksud mu mengajak kami berkumpul", ucap laki-laki dengan suara seraknya berjalan memasuki ruangan keluarga. Laki-laki itu berjalan menggunakan tongkat tangan. Ia menelisik Almira dengan lekat.
"Duduklah kek, aku akan menjelaskan semuanya pada kakek, daddy dan mom".
"Gadis ini bernama Almira Nadiffa, calon istriku..
...***...
LIKE KOMEN DAN VOTE, KASIH BUNGA OR KOPI JUGA BOLEH BANGET 💃🙏
KARYA EMILY :
PENGANTIN PENGGANTI (tamat)
AIR MATA SCARLETT
(on-going)
MENJADI YANG KEDUA
(new)
SERPIHAN HATI ELLENA
(on-going)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
Sukliang
thor buat brian bucin dg almura
biar di clara gigit jari
2021-11-25
3
Lea Octa
nah kan belum belum Brian udh goyah liat kecantikan Almira syukurin Clara emang enak
2021-11-24
0
Hafizah Lubna
bikin bucin brian ke almira, biar tau rasa simaklampir clara
2021-11-16
1