"Nyonya, apa yang anda lakukan, nanti tuan bisa marah kepada mbok kalau melihat nona masak", ujar mbok Mina yang baru saja datang ke apartemen dan melihat Almira sedang sibuk dengan masakannya.
Almira yang mendengar perkataan mbok Mina tersenyum dengan manis dengan tangan masih lincah membolak balik omelette di atas fan.
"Sudah, mbok Mina ngak usah kuatir Brian tidak akan marah sama mbok. Mbok tenang saja yaa", jawab Almira tersenyum sambil menenangkan si mbok.
"Mana nasi gorengnya, apa belum selesai ?", tanya Brian mengagetkan mbok Mina yang berdiri di depannya.
Mbok Mina aneh tuan nya itu masuk ke pantry dan justru ia lah yang ingin memakan nasi goreng yang di buat Almira. Tidak seperti biasanya yang selalu sarapan dengan roti atau sereal susu.
"Sebentar lagi kelar, kau tunggu di meja saja Brian nanti pakaian mu kotor", Ucap Almira tersenyum. Ia senang melihat Brian bersedia memakai pakaian kerja yang sudah di siapkan nya di meja dekat wardrobe. Pagi ini yang pertama Brian mau memakai pilihan Almira.
"Trara..nasi goreng spesial ala chef Almira telah selesai. Silahkan di coba... selamat menikmati tuan Brian", Ucap Almira lembut tersenyum bahagia.
Almira melepaskan vein yang ada di tubuhnya dan mengambilkan sarapan untuk Brian.
"Terima kasih", ujar Brian begitu piring nya sudah berisi nasi dan potongan omelette.
"Bagaimana enak tidak ? tanya Almira yang duduk disamping Brian. Ia menatap Brian yang sedang makan dengan lahap dengan tangan menopang dagunya.
"Not bad...
Mendengar jawaban Brian, Almira langsung mencoba masakan nya.
"Enak, rasanya pas Brian...ehmm apa kau hanya bisa menilai masakan ku dengan kata-kata "not bad" ? tanya Almira sambil menyuapkan makanan kemulutnya.
"Kata-kata not bad adalah nilai tertinggi yang aku berikan kepada makanan yang enak", jawab Brian sambil menyeruput teh hangat yang sudah tersaji.
Almira tersenyum mendengar penuturan Brian, ia senang jika laki-laki itu menyukai masakannya.
"Brian hari ini aku mulai kuliah lagi"
Brian memangut-mangut...
"Jam berapa kau akan pergi kuliah ?"
"Jam sepuluh Brian dan pulang nya pukul tiga sore. Sebenarnya mata kuliah ku hanya tinggal satu mata pelajaran lagi tetapi aku sudah mengajukan skripsi. Hari ini aku akan menemui dosen pembimbing", jawab Almira memberikan penjelasan.
Brian mengangguk kan kepalanya "nanti udin yang mengantar mu pergi ia juga akan menunggu mu di kampus. Pagi ini aku ada meeting, kalau tidak ada meeting aku yang akan mengantar mu", jawab Brian sambil mengusap lembut wajah polos Almira .
"Iya Brian. HM... Terima kasih karena sudah mengizinkan aku menyelesaikan pendidikan ku Brian ?" ucap Almira pelan, kedua iris bening itu menatap mata Brian.
"Untuk masalah pendidikan aku akan selalu mendukung mu. Pulang kuliah nanti datanglah kekantor ku", bisik Brian di telinga Almira. Almira merasakan hembusan nafas Brian di tekuk nya membuat tubuh Almira meremang.
Almira menundukkan kepalanya. Brian tahu Almira gugup. Brian mengangkat dagu Almira agar menatap kepadanya.
"Kau tidak perlu takut lagi kepada ku, jika ada hal yang mengganjal di hati mu kau bisa mengatakannya langsung kepada ku, Mira", ucap Brian menenangkan perasaan wanita yang sudah seminggu lebih menemaninya. Dan Brian merasakan kenyamanan saat bersama nya.
Almira menganggukkan kepalanya.
Brian mengambil dompetnya "Kau pegang ini untuk mu, kau bebas menggunakan nya"
Almira kaget melihat black card yang di berikan Brian kepadanya. Tentu saja Almira tahu tentang kartu jenis itu, ia kuliah di jurusan ekonomi bisnis. Untuk memiliki black cards tidak lah mudah hanya orang tertentu saja dengan penghasilan pertahun di atas rata-rata.
"Brian aku tidak membutuhkan nya, semua kebutuhan ku sudah terpenuhi oleh mu", ujar Almira.
"Kau juga istri ku, Mira. Mulai sekarang kau akan mendapatkan
seperti yang Clara dapat kan dari ku. Aku juga sudah memerintahkan Damar mencari mansion untuk mu sama seperti mansion yang di tinggali Clara saat ini", ujar Brian sambil mengusap lembut wajah Almira.
Almira menundukkan kepalanya, dan meremas tangan nya sendiri.
"Brian...aku tidak akan selamanya bersama mu, di surat perjanjian aku harus menjauh dari mu saat sudah melahirkan anak", ucap Almira dengan suara bergetar. Matanya sudah berkaca-kaca.
"Lupakan semua tentang perjanjian itu. Semuanya yang tertera di surat itu tidak akan terjadi jika aku tidak menghendakinya", tegas Brian.
"Sekarang aku kekantor. Aku tidak akan menceraikan mu Almira, jika aku tidak menghendakinya", ucap Brian kembali dengan nada tegas.
Brian mencium pucuk kepala Almira yang masih tertunduk di kursi makan. Sesaat hati Almira senang mendengar perkataan Brian. Dan ia beranjak mengantar Brian ke depan pintu. Sebelum pergi Brian mencium kening Almira dan mengusap lembut wajah nya.
Setelah Brian berlalu, Almira melangkahkan kakinya ke kamar. Ia melihat mbok Mina sedang membereskan meja.
Saat sudah berada di dalam kamar, Almira duduk di tepi ranjang ia mengingat kata-kata yang di ucapkan Brian saat makan tadi,
*Aku tidak akan menceraikan mu Almira, jika aku tidak menghendakinya ucap Brian dengan nada tegas..
"Aku tidak bisa terus berada di samping mu, Brian. Kau memiliki Clara yang sudah menemani mu lebih duluan", lirih Almira dengan mata berkaca-kaca.
Pada saat baru pernikahan pun Brian selalu mengatakan ia sangat mencintai Clara. Sementara saat bersama Almira tak sekalipun Brian mengatakan kata cinta. Walaupun sekarang Brian sudah sangat berubah, ia selalu memperlakukan Almira dengan lembut. Tetaplah tidak merubah segalanya, Almira menikah dengan Brian karena perjanjian.
Tapii..
Perasaan yang dirasakan Almira begitu dalam, yang seharusnya ia tidak boleh mencintai Brian malah sebaliknya. Dengan kelembutan yang akhir-akhir ini ditunjukkan Brian membuat Almira memiliki perasaan istimewa pada laki-laki yang terlarang untuk nya itu.
Tetapi ia tidak memiliki kemampuan menolak perasaan itu jika Brian selalu ada di sampingnya. Perasaan Almira semakin mendalam.
Ia ingin menghindari bahkan menolak sekuat tenaga perasaan yang sudah timbul dalam dirinya, karena mereka terhalang jurang pemisah yang sangat dalam. Dan yang tersakiti pada akhirnya pastilah dirinya sendiri, Almira tahu itulah yang akan terjadi kelak.
"Ahh sudah lah sebaiknya aku ke kampus sekarang, aku butuh energi positif untuk menjernihkan pikiran ku", gumam Almira sambil mengambil tas dan handphone miliknya.
Almira membuka pintu kamar dan mencari mbok Mina untuk berpamitan. Setelah berpamitan si mbok mengantarnya ke pintu apartemen.
Saat membuka pintu tersebut tiba-tiba tubuh Almira terhuyung ke belakang dan terjerembab ke lantai karena di dorong dengan keras oleh seseorang.
"Dasar perempuan tidak tau diri...
...***...
LIKE KOMEN DAN VOTE, KASIH BUNGA OR KOPI JUGA BOLEH BANGET 💃🙏
KARYA EMILY :
PENGANTIN PENGGANTI (tamat)
AIR MATA SCARLETT
(on-going)
MENJADI YANG KEDUA
(new)
SERPIHAN HATI ELLENA
(on-going
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
Hamokitsi Run
ish claraaaa.. pasti.. dasar... udah gk mo hamil.. sx nya jebak wanita lain sruh hamil eeee dy nya jg yg kelabakan suami brpaling🤦♀️🤦♀️🤦♀️
2022-02-21
2
Iiq Rahmawaty
bini tua dateng ngamuk ngamuk..wkwkq
2021-11-27
0
Lea Octa
si uget2 Clara nih pasti yg dorong Mira
2021-11-24
0