Mobil yang membawa Almira, sudah sampai di mansion mewah Wijaya kakek Brian. Almira melangkahkan kakinya menuju pintu yang menjulang di depan nya.
Seorang pelayan menyambut kedatangan nya dengan senyum ramah.
"Selamat sore nyonya muda, mari saya antar keruang keluarga, tuan Wijaya sedang bermain piano", ucap pelayan tersebut.
Almira menganggukkan kepalanya sambil mengikuti langkah kaki pelayan tersebut.
Siang tadi asisten Brian Damar menghubungi Almira, memberitahu bahwa tuan Wijaya mengundang ia dan Brian ke mansion. Almira di minta Brian pergi di antar supir pribadinya, sementara Brian nanti akan menyusul ke tempat kakeknya tersebut.
Dan Almira menuruti nya. Tentu ia senang berada di antara keluarga Brian yang menerima kehadiran dengan hangat. Kehangatan ayah Brian mengingatkan nya pada ayahnya dulu, saat masih memiliki segalanya. Sementara Anne mengingatkan nya pada sang ibu yang sudah meninggalkan ia untuk selama-lamanya.
Terdengar dentingan piano dengan merdu memainkan Fur Ellise karya san maestro Beethoven yang terkenal itu. Wajah serius dengan jemari lincah dan lentur milik laki-laki berumur itu sangat lihai menekan setiap tuts berwarna hitam putih itu.
Kusuma dan Anne tampak sangat terhanyut dengan melodi indah yang di mainkan ayahnya itu.
Setelah beberapa saat Wijaya baru saja selesai menyelesaikan pertunjukan nya, Kusuma dan Anne bertepuk tangan dengan kagumnya.
Wijaya membungkuk kan badan, memberikan penghormatan layaknya sedang melakukan konser tunggal.
Anne melihat kehadiran Almira.
"Sayang kau sudah datang ? mana suami mu ?", tanya Anne melihat kebelakang tidak nampak putranya itu.
"Nanti Brian langsung kemari mom dari kantor nya", jawab Almira tersenyum.
"Anak itu sangat keterlaluan", ketus Kusuma tidak suka mendengarkan jawaban Almira.
"Ayo cucu ku, duduk di samping kakek", permintaan Wijaya pada Almira. Tentu saja Almira tidak menolak nya, ia langsung memposisikan tubuhnya di samping sang kakek.
Perlahan tuts di tekan jemari-jemari lincah Wijaya. Seakan terhipnotis Almira pun tertarik menekan tuts-tuts itu. Sehingga terjadilah kolaborasi antara kakek dan cucu memainkan musik klasik lainnya dari sang maestro Chopin dengan judul Nocturne yang sangat terkenal romantis itu.
Wijaya sempat di buat kaget dengan kemampuan bermain piano yang di kuasai Almira. Laki-laki berumur itu tidak bisa menutupi rasa bahagia dan senang melihatnya. Begitu pun Kusuma dan Anne saling bertukar pandang mengetahui Almira sangat lihat bermain piano dengan melodi yang sangat indah. Bahkan ia mampu berkolaborasi dengan Wijaya yang sudah sangat mahir bermain piano bahkan saat muda ia banyak mendapatkan piala karena memenangkan perlombaan bergengsi.
Saking antusiasnya dengan kemampuan yang di miliki Almira, mereka semua tidak menyadari kehadiran Brian yang berdiri dibelakang kedua orang tua nya. Ia terdiam tak bergeming menatap Almira memainkan piano music klasik yang sangat romantis.
Sesaat kemudian pertunjukan antara kakek dan cucu itu selesai, kedua pianis berpelukan hangat. Dan terdengar tepukan kagum dari Kusuma dan Anne sebagai penonton, dan ternyata ada satu tepukan lagi dari seseorang yang di tunggu-tunggu kehadirannya. Brian.
"Brian kau sudah datang nak, lihat istri mu sangat pintar memainkan piano. Bahkan bisa mengimbangi permainan piano kakek mu", ucap Anne bangga pada Almira yang sesekali hanya tertunduk.
Sejujurnya Brian pun di buat kaget dengan kemampuan Almira. Gadis itu selalu membuat kejutan untuk nya. Entah besok atau lusa apa lagi yang akan Brian ketahui lagi tentang Almira.
...***...
LIKE KOMEN DAN VOTE, KASIH BUNGA OR KOPI JUGA BOLEH BANGET 💃🙏
KARYA EMILY :
PENGANTIN PENGGANTI (tamat)
AIR MATA SCARLETT
(on-going)
MENJADI YANG KEDUA
(new)
SERPIHAN HATI ELLENA
(on-going)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
Rita Herlina
Almira gitu loh...😍😘
2022-09-05
0
Yati Rosmiyati
ku tunggu bucin mu bryen
2022-05-05
0
Hamokitsi Run
yeay... menuju bucin y brian....
2022-02-21
0