BERKENALAN DENGAN KELUARGA BRIAN

"Gadis ini bernama Almira Nadiffa, calon istriku..

Wijaya yang mendengar perkataan cucunya, tampak mengetuk-ngetukkan tongkatnya pada lantai.

"Apa maksud mu Brian ?", tanya sang ayah.

Sementara Anne mempersilahkan Almira duduk di sampingnya.

Anne memperhatikan penampilan Almira, ia kagum melihatnya. Sederhana dan cantik alami.

"Aku akan memberikan keturunan ku melalui Almira, karena Clara tidak bisa memberiku anak seperti yang kakek dan daddy inginkan".

"Apa kau dan Clara akan bercerai ?", tanya Wijaya sambil mengusap dagu nya menelisik wajah tampan cucunya.

"Tentu saja tidak, aku sangat mencintai istri ku, kek", jawab Brian tegas.

"Apa istri mu bisa menerima kau menikah lagi ?"

"Justru aku yang menawarkan solusi ini kek, dan aku juga yang mencari perempuan mana yang cocok untuk suami ku", jawab Clara tegas.

Wijaya tampak tersenyum sinis mendengar jawaban Clara itu.

"Lalu bagaimana dengan Almira, apakah dapat menerima posisinya Menjadi Yang Kedua ?",

ucap Anne sambil menatap lembut pada Almira. Entahlah saat pertama melihat gadis itu ia sangat menyukainya. Gadis cantik yang sederhana itulah penilaian pertama yang di berikan Anne untuk Almira.

"Iya, bu", jawab Almira lembut.

Brian tak henti menatap wajah lembut yang duduk di sebelah ibunya itu.

Wijaya, semakin yakin dengan pikirannya melihat gesture tubuh cucunya itu.

"Kapan kalian akan melangsungkan pernikahan ?", tanya Kusuma.

"Bulan depan..

"No no no... kalian menikah besok sore", perintah Wijaya dengan tegas.

Brian kaget ia bertukar pandang dengan Clara, sementara Almira tiba-tiba merasa kan tubuhnya menegang seketika.

"Tapi kek, kami harus mempersiapkan semuanya", ucap Brian.

"Apa yang perlu kalian persiapan Brian, semuanya bisa di dapatkan dengan mudah. Kalian bertiga sudah saling setuju dengan keputusan itu bukan. Apa lagi yang kau tunggu, besok sore kalian menikah", jawab Wijaya dengan tegas.

" Sekarang kita makan malam bersama", ucap Wijaya lagi sambil beranjak dari tempat duduknya dan melangkahkan kakinya ke meja makan yang sudah terhidang beberapa jenis menu.

Semua orang sudah duduk di kursi Almira bingung mau duduk dimana.

"Duduk di samping kakek", ucap Anne yang tahu Almira tampak bingung.

Almira mengangguk kan kepalanya. Saat duduk di sebelah Wijaya, Almira ingin mengambilkan Wijaya makannya.

Melihat semuanya sudah mengambil makanan masing-masing dan melahapnya.

"HM...maaf tuan, bolehkah saya mengambilkan makanan tuan ?", ucap Almira lembut dan sopan.

Wijaya tersenyum, menandakan ia mengizinkan.

"Kakek, panggil aku kakek sama seperti Brian", ucap Wijaya.

"Iya kek..

Dengan telaten Almira mengambil makan malam untuk Wijaya. Anne tersenyum melihatnya. Sementara Brian hanya menatap sekilas. Ia malah aneh melihat kakek nya. Biasanya ia menolak jika Clara yang mengurus makan untuk nya. Dengan Almira ia langsung mau.

Lain lagi dengan Clara perempuan itu mengumpat dalam hatinya,

" Dasar tua bangka bau tanah mempermalukan aku lagi. Perempuan ini pula cari perhatian awas saja dia" batinnya.

"Ibu, Terima kasih makan malamnya", ucap Almira sopan sambil mencium tangan Anne.

Anne terkejut diperlakukan begitu boleh Almira. Gadis ini sangat berbeda dengan Clara", batin Anne

"Panggil mommy, sama seperti Brian", ucap Anne

Almira mengangguk kan kepalanya.

Ia masuk kedalam mobil, yang akan mengantar nya kembali ke apartemen.

"Ahh... kakek mu benar-benar menyebalkan Brian, kenapa ia sangat membenci ku. Lihatlah selama kita menikah aku selalu berusaha mengambil hati ya tetapi dengan kasar ia selalu menolak ku. Sementara ia baru saja bertemu dengan Almira ia langsung mau di layani gadis itu", umpat Clara kesal.

Saat ini keduanya sudah berada di dalam mobil yang di kendarai Brian.

"Kenapa kau kesal begitu, kan semua ini ide mu sendiri Clara. Bahkan yang membawa gadis itu ke dalam hidup kita kau sendiri", balas Brian tetap fokus pada jalanan yang di lalui nya.