"Aku tahu ayah mu yang tidak berguna itu terlilit hutang pada rentenir Almira, kau tidak perlu jual mahal seperti itu kepada ku.. Cuihh", ucap Clara dengan nada menghina seluruh kehidupan Almira. Wanita itu sudah mengetahui semua tentang Almira. Ia meminta orang nya menyelidiki kehidupan Almira hingga ke dasar-dasarnya.
"Kami memang orang miskin, tetapi masih punya harga diri", balas Almira hendak membuka pintu.
"Jika kau menolak ku, saat ini preman-preman itu sudah berada di dekat ayah mu Almira. Rumah mu akan di sita, ayah mu akan menjadi gembel setelah di siksa orang-orang itu. Dan kau akan membusuk di penjara".
"Oh.. ya Tuhan, apa dosa ku", batin Almira terisak. Jemari tangan nya mengusap kristal bening yang turun dengan sendirinya, tanpa bisa mengontrol nya lagi.
Iya... jika ia tidak menuruti clara, perempuan jahat itu akan membuktikan ancamannya.
Sementara di sudut ruangan, manik coklat terang sedang mengamati Almira.
"Aku mohon nyonya, bebaskan aku. Anda bisa memberikan keturunan untuk suami anda. Jangan aku, aku mohon..aku akan membayar semua kerugian cafe anda nyonya", ucap Almira terisak.
"Sayang, aku ingin bicara...
Setelah sejak tadi berdiam diri, laki-laki yang masih sibuk bekerja dan tidak memperdulikan keadaan lain di dalam ruangan itu akhirnya membuka suaranya. Suara bariton yang tegas. Ia masuk kedalam sebuah ruangan yang berada di belakang meja kerja nya, di ikuti istrinya.
"Aku mohon Clara, batalkan niat mu itu, meminta ku menikahi gadis belia itu. Yang benar saja Clara di mana akal sehat mu. Aku akan menemui keluarga ku dan akan menyelesaikan persoalan kita".
"Tidak, Brian tekad ku sudah bulat kau menikahi gadis itu. Setelah memiliki anak kau akan bercerai dengannya. Ia akan pergi jauh, tidak akan mengusik mu lagi. Ini untuk kebaikan kita bersama Brian. Aku tidak mau hidup miskin, aku memberikan solusi yang di diinginkan keluarga mu. Mengertilah sayang", ucap Clara sambil mengecup lembut rahang Brian.
"Baik lah, terserah pada mu", jawab Brian tidak perduli. Ia menarik pinggang Clara dan mencium bibir perempuan itu.
*
"Nona Almira, boleh kah saya memberikan sedikit saran untuk nona. Menurut hemat saya lebih baik setujui saja perjanjian ini, jika nona masih menyayangi ayah nona. Nyonya Clara tidak pernah main-main dengan ucapannya. Uang yang nona dapatkan juga tidak sedikit, bisa melunasi hutang ayah nona dan bisa memulai kehidupan yang baru bersama ayah nona", ucap pengacara memberikan masukan kepada Almira.
Terlihat pasangan suami istri itu keluar dari dalam ruangan. Clara bergelayut manja pada lengan Brian.
Brian memeluk mesra pinggang Clara, semua tak luput dari pandangan Almira. Mereka pasangan yang serasi, tetapi kenapa nyonya Clara tidak mau memiliki anak mereka, batin Almira sambil menarik nafas dalam-dalam.
Melihat Almira sudah duduk kembali di hadapan pengacara, Clara tahu keputusan gadis itu.
Dengan senyum sinis yang tampak di wajahnya,
"Tanda tangan lah surat perjanjian itu Almira. Kau harus melakukan semua poin-poin yang tertera di kertas itu. Ingat dalam pernikahan ini kau jangan bawa perasaan. Aku tidak akan segan-segan memutus surat kontrak itu dan kau membayar kompensasi sebesar lima milyar, atau hidup mu dan ayah mu membusuk di penjara", ucap Clara.
Almira mengambil bolpoin yang ada, dan segera menandatangani surat perjanjian itu. Setelah selesai ia pun beranjak dan hendak keluar ruangan.
"Kau mau kemana Almira ? Apa kau tidak membaca surat itu dengan teliti ? Setelah kau memutuskan setuju dengan perjanjian kita, kau tidak boleh lagi kembali kerumah kumuh mu itu. Aku tidak mau suamiku terkena penyakit menjijikan yang bersarang di tubuh mu itu. Mulai sekarang kau tinggal di apartemen yang sudah aku sediakan. Malam ini persiapkan diri mu kita akan menemui keluarga suami ku", ucap Clara dengan kesombongannya.
"Ta-tapii..
"Tidak ada bantahan...!", ketus Clara.
Setelah semua urusan selesai pengacara Beni pamit pada Brian juga Clara.
Tinggallah di ruangan itu hanya mereka bertiga. Brian menyandarkan punggungnya di sofa empuk yang di yakini harganya pastilah sangat mahal.
Laki-laki itu menyilang kan kakinya bertumpu pada satu paha, sementara tangannya mengusap dagunya sambil menatap Almira yang tertunduk di depannya. Almira hanya bisa meremas ke dua jemari tangan nya saja. Ia sangat gugup.
Sementara Clara sedang menerima telpon dari seseorang.
"Siapa nama lengkap mu ?" suara bariton itu seketika menghentikan lamunan Almira.
"Almira Nadiffa, tuan"
"Berapa usiamu ?"
"Dua puluh dua tahun, tuan", jawab Almira dengan suara lembutnya.
"Apa kau sudah lama bekerja di cafe milik ku ?"
"Sudah tiga bulan, tuan", jawab Almira tanpa berani menatap sedikit pun pada laki-laki yang bertanya itu.
Brian tampak memangut-mangut kan kepala nya.
"Sayang ayo kita menghantar gadis ini ke apartemen yang sudah disiapkan asisten mu Damar", ucap Clara menghentikan beberapa pertanyaan Brian pada Almira.
"Kau saja yang pergi Clara aku masih banyak pekerjaan ku. Karena ide gila mu ini membuat pekerjaan ku terbengkalai", ketus Brian dengan suara sedikit keras.
"Sayangg, kau marah pada ku ?", ucap Clara sambil melingkarkan tangannya pada leher Brian dan mendarat kan ciuman mesra di bibir laki-laki itu.
Seketika Almira memalingkan wajahnya ke samping. Brian melihat nya.
"Hentikan Clara, sekarang waktu ku bekerja. Aku sudah menuruti semua keinginan mu itu, sekarang keluar lah dari ruangan ku", perintah Brian dengan tegas.
Kalau sudah nada bicara Brian sudah tegas seperti itu, Clara pasti tidak dapat membantahnya lagi.
Brian memang selalu menuruti keinginan Clara tetapi bukan berarti laki-laki itu berada digenggaman nya.
...***...
LIKE KOMEN DAN VOTE, KASIH BUNGA OR KOPI JUGA BOLEH BANGET 💃🙏
KARYA EMILY :
PENGANTIN PENGGANTI (tamat)
AIR MATA SCARLETT
(on-going)
MENJADI YANG KEDUA
(new)
SERPIHAN HATI ELLENA
(on-going)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
Yenni Tantiana Ose Pehan
nyimak
2022-01-08
0
Marlida Yusuf
kok laki laki bisa diatur istri gak waras Brian itu apa lagi gak mau hidup miskin
2021-12-07
0
Sunnyta Mukherji
nah tuh dah jelas banget Clara ga mau miskin
2021-11-29
0