Menjelang sore seperti biasa Almira sudah membersihkan dirinya. Mbok Mina sudah pulang. Wanita itu datang di pagi hari dan pulang saat hari sudah petang.
Almira mengambil buku bacaan nya. Ia beberapa hari lagi akan memulai perkuliahan. Almira duduk di sofa sambil membaca buku.
Sesekali ia menatap pintu, karena biasanya pukul lima sore Brian sudah kembali. Sekarang sudah pukul lima lewat tetapi Brian belum datang juga.
Karena, selalu bersama laki-laki itu selama satu Minggu ini membuat Almira sangat kesepian jika harus sendiri di dalam apartemen.
Menit demi menit sudah berlalu bahkan sekarang langit sudah menggelap, belum nampak juga kedatangan Brian di apartemen itu. Almira hanya menatap makan malam yang sudah tertata rapi tanpa berminat untuk menyentuh nya sama sekali.
"Apa Brian tidak kembali kesini ?" batinnya. Tetapi tadi pagi Brian mengatakan besok ia baru bersama Clara", ucap Almira pelan.
Ia beranjak dari kursi meja makan. Almira tidak ada ***** untuk menyentuh makan malam itu.
Almira membuka wardrobe dan mengambil lingerie berwarna merah terang yang di sukai Brian. Laki-laki itu pernah membisikkan di telinga Almira, ia suka melihat Almira memakai lingerie tipis itu.
Malam ini Almira memberanikan diri untuk memakainya, karena ia yakin Brian tidak akan datang menemuinya. Jam di dinding sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Ia merebahkan tubuhnya. Sambil mengusap tempat tidur disampingnya yang biasa di tiduri Brian, bahkan wangi musk masih tercium jelas.
Almira tidak mengerti dengan perasaannya saat ini. Entahlah ada apa dengannya begitu sensitif sekali. Tanpa sadar buliran bening keluar dari matanya.
Almira meratapi nasibnya dan kepedihan yang selalu menghampiri hidupnya. Almira tidur meringkuk sambil memeluk lututnya sementara bantal Brian sudah basah terkena air mata Almira.
"Aku tidak boleh memiliki perasaan kepadanya, ia bukan milikku. Pernikahan ini hanya sementara, setelah semuanya selesai ia diharuskan menjauh".
"Ya Tuhan ada apa dengan perasaan ini", lirih Almira dengan terisak-isak sambil memukul-mukul dadanya.
Hingga tubuhnya kelelahan dan tertidur dalam kepedihan.
*
"Briann... ada apa dengan mu, kenapa kau memanggilku dengan nama perempuan hina itu", teriak Clara kesal. Bahkan tubuh polos nya masih berada diatas tubuh Brian yang sudah berantakan.
Ya, keduanya berada di mansion mereka saat ini, hingga Clara menggoda Brian agar bercinta dengannya. Awalnya Brian sempat terbuai dengan sentuhan Clara tetapi antara pikiran dan mulut nya tidak sinkron. Hingga Brian membisikkan nama Almira saat sedang berhubungan badan dengan Clara. Suara Brian sangat bergairah saat menyebut nama itu. Membuat Clara berang.
Brian mendorong tubuh Clara yang berada di atas tubuhnya. Seketika Brian berdiri sambil memasang kancing-kancing kemeja putih yang dipakai nya. Dan memakai celana panjangnya.
"Jangan sekali-kali lagi kau menyebutkan kata PEREMPUAN HINA pada Almira", hardik Brian dengan berang. Laki-laki itu berlalu dari hadapan Clara dengan membanting pintu dengan keras hingga mengusik kesunyian malam.
"Kurang ajar kau wanita hina, kau berani melanggar perjanjian kita. Aku akan membuat mu hancur berkeping-keping"
"Brengsek kau Brian, aku akan membunuh mu jika kau berani meninggalkanku", teriak Clara sambil membanting semua barang yang ada di kamar itu. Masih dengan tubuh dalam keadaan telanjang ia melempar semua hingga kamar itu seperti kapal pecah.
*
Brian menekan kunci kontak di flat yang di tinggali Almira saat ini, pintu pun terbuka secara otomatis. Ia masuk kedalam, penampilan nya sangat kacau. Entahlah apa yang terjadi padanya sehingga saat bercinta dengan Clara malah menyebut nama Almira. Yang membuat Clara naik pitam.
Brian melihat makan malam tak tersentuh diatas meja. Dua buah piring sudah dalam posisi terbuka, di masing tempat sudah di siapkan minuman yang semuanya masih utuh tak tersentuh.
Brian mengusap kasar wajahnya. Ia melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar. Di tempat tidur berukuran besar itu meringkuk seperti bayi tubuh Almira. Yang di balut lingerie tipis berwarna merah terang yang waktu itu dipilihnya untuk Almira kenakan.
Dalam tidur Almira memeluk lututnya. Brian mendekati tempat tidur. Terlihat jelas Almira sehabis menangis, matanya bengkak, bahkan air matanya membasahi batal yang biasa Brian tiduri.
Brian naik ketempat tidur dan membaringkan tubuhnya di samping Almira. Ia menarik tubuh itu ke dalam dekapannya dan mengusap lembut punggung Almira.
Seakan tahu ada yang menenangkan tubuhnya, antara sadar dan tidak "Brian...", kata yang terucap dari bibir Almira begitu lembut juga menyayat.
Brian menarik dagu Almira dan mencium lembut bibir Almira. Brian semakin terbuai ia memperdalam ciumannya.
Almira terkejut saat merasakan ada yang menyentuh nya, dan Almira sedikit terpekik spontan membuka mata dan memperoleh kesadarannya setelah tertidur pulas.
Kedua iris hitam Almira menatap Brian yang sedang menyentuh tubuh nya.
"Brian..
"Hem..
"Kau di sini ? kenapa kau pulang sangat malam", ucap Almira memberanikan diri bertanya.
Brian menatap kedua manik Almira, dengan tatapan lembut dan sejuk. Tatapan itu yang pertama kali di berikan Brian pada Almira selama menikah. Almira tidak bisa mengartikannya.
"Aku membutuhkan mu malam ini Almira, berikan aku..
Brian membuai dengan lembut bibir Almira. Almira merasakan nya begitu lembut. Brian memperlakukan Almira begitu berbeda malam ini, ia menyentuh tubuh Almira dengan penuh perasaan. Membuat Almira terbuai.
"Apakah aku boleh memeluk tubuh mu sekali saja Brian ? dan membalas semua sentuhan mu untuk kali ini saja", batin Almira.
Dan pada akhirnya Almira melawan takdir nya, ia memeluk tubuh Brian bahkan membalas ciuman lembut Brian di bibir nya. Walaupun balasan itu masih terasa kaku tapi memberikan dampak yang begitu besar pada tubuh Brian.
Malam ini Brian tidak bisa mengontrol dirinya lagi, ia beberapa kali membisikkan nama Almira dengan lembut di telinga Almira hingga membuat tubuh perempuan itu bergetar hebat menahan sensasi yang di timbulkan oleh sentuhan-sentuhan Brian.
Hingga keduanya sama-sama menjerit kan nama masing-masing, Brian mengecup kening Almira dengan lembut. "Apa aku menyakiti mu, hem ? bisik Brian pelan
Almira menggelengkan kepalanya. Saat ini ia berada dalam dekapan Brian untuk yang pertama kalinya. Sebelum nya sehabis bercinta keduanya langsung menjauh. Seakan ada jurang pemisah diantara keduanya. Tetapi tidak untuk malam ini. Keduanya terbuai dalam ikatan perasaan yang mendalam. Walaupun tidak ada ucapan kata cinta tetapi sentuhan-sentuhan lembut seakan sudah mewakili seribu ungkapan kata cinta.
Hingga menjelang pagi, keduanya masih berkutat dengan gairah yang membuncah menguasai diri kedua insan itu. Brian terus meminta nya sementara Almira dalam sekejap juga menuruti permintaan itu. Dengan sedikit sentuhan sudah membuat pemilik tubuh menegang. Brian senang melihat Almira tidak lagi melampiaskan gairah tubuhnya dengan mencengkram sprei sejak semalam jemari lembut itu memeluk tubuh Brian.
"Kau sangat cantik Almira", bisik Brian saat keduanya beradu pandang sesaat sesudah bercinta entah untuk yang ke berapa kalinya.
Almira menautkan jemari tangannya pada jemari Brian dan membawanya dalan dekapannya.
"Aku berharap selamanya begini, tetapi aku tahu itu sangat lah sulit", batin Almira sambil memejamkan matanya.
...***...
LIKE KOMEN DAN VOTE, KASIH BUNGA OR KOPI JUGA BOLEH BANGET 💃🙏
KARYA EMILY :
PENGANTIN PENGGANTI (tamat)
AIR MATA SCARLETT
(on-going)
MENJADI YANG KEDUA
(new)
SERPIHAN HATI ELLENA
(on-going
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
Rita Herlina
woles al...pendukung terberatmu ad di pihakmu kabeh
2022-09-05
0
Hamokitsi Run
ish ish ish... ky maling triak maling🤭🤭🤭🤭🤭
2022-02-21
0
nurlaeli saiful
lebih baik jdi yg ke 2 tpi dinomersatukan drpd jdi yg pertama tpi di duakan hehehe
2022-02-14
0