......Setiap kehidupan akan ada dimana kita akan hancur, baik dari segi materi, keluarga, bahkan kehormatan kita. Tuhan sudah atur serapi mungkin skenario kehidupan ini. Agar kita tidak lupa untuk bersyukur dan terus tunduk padanya. Semakin banyak ujian yang datang semakin sayang tuhan kepada kita, karena kita sedang di uji kesabarannya. Tapi berbeda dengan mereka yang tidak punya iman, di uji karena biar menyadari kesalahanya.
Laki-laki itu memegang tangan Hanin kuat, meski Hanin meronta-ronta, tapi laki-laki itu mampu mengendalikan Hanin, dan dalam sekejab tubuh Hanin luluh di pelukannya dan Hanin sudah tidak sadarkan diri.
Laki-laki itu tersenyum senang, karena Hanin akhirnya tidak sadarkan diri setelah obat bius itu di hirup oleh Hanin. Tubuh Hanin di bawa ke kursi, dengan tatapan penuh *****, laki-laki itu mulai meraba seluruh tubuh Hanin. Dan tanpa rasa kasihan, dalam sekejab, tubuh itu sudah tanpa satu helai kain.
Tidak ada rasa ibu, dan tidak ada ampun sedikitpun, tubuh yang tidak berdaya itu akhirnya menjadi korban pemerkosaan. Tubuh itu bagai boneka, tanpa bisa merasakan apapun, kesadaran nya hilang. Beberapa kali dinikmati, tanpa perduli keadaaan Hanin seperti apa.
Mahkota yang di pertahankan kini hancur seketika, sebuah permainan yang di lakukan pada Alfin, kini berbalim menimpa dirinya. Wanita malang itu tidak bisa berbuat apa-apa saat tubuh polosnya di jadikan pemuas ***** laki-laki itu.
“Kamu milikku, sebelum laki-laki itu memiliki kamu seutuhnya kamu harus aku cicipi, kamu yang membuat aku bebas masum kerumah ini, jadi jangan salahkan aku jika aku harus datang dengan mudah.” Ujar laki-laki itu dengan senyuman penuh kemenangan.
Satu pertahanan yang di jaga kini sudah hancur, keingin yang akan di persembahan kepada seorang suami tercinta kini sirna, siapa sebenarnya laki-laki itu, dan apa hubungannya dengan Hanin. Dengan mudah laki-laki itu datang menemui Hanin dan langsung menggunakan kesempatan itu untuk menghancurkan Hanin. Setelah selesi di nikmati, laki-laki itu tertawa senang, apa yang diinginkan akhirnya menjadi kenyataan, karena dengan mudah di dapatkan.
Jam menunjukkan pukul 03.00, laki-laki itu masih memeluk tubuh Hanin, dia tidur di lantai ruang tamu itu. Lambat laun, Hanin mata Hanin terbuka, dia yang sangat lemah sekali hanya menangis saat dirinya di berada dalam pelukan laki-laki itu.
“Arman, kamu jahat, kamu biadab, kenapa kamu melakukan ini padaku!!!” Ujar Hanin terisak, yang berusaha melepaskan pelukan Arman.
Arman adalah laki-laki yang di minta tolong untuk memindahkan tubuh Alfin kekamar Hanin, dia teman Hanin sejak kecil, mereka sering bersama, karena Hanin hanya menganggap teman, Arman tidak bisa memaksanya. Hingga akhirnya Arman tahu jika Hanin menikah dengan laki-laki yang tidak mencintainya. Kesalahan terbesar Hanin adalah melakukan hal bodoh demi ingin mendapat perhatian Alfin, tapi sebenarnya Hanin memberi kesempatan jahat pada orang lain, hingga dia mudah masuk kerumah itu tanpa sepengetahuan Hanin. Dan kini karena kesalahannya sendiri, sebuah hal buruk menimpanya.
Seandainya saja, bersabar dan ikhlas menjalaninya, sekeras-kerasnya hati Alfin, pasti akan luluh jika Hanin mau bersabar, kecerobohannya membuat dirinya luka semakin luka, bagaimana jika Hanin Hamil, apakah akan ada kebohongan yang terus mengikuti perjalanan hidupnya. Atau Hanin akan berkata jujur dengan kejadian buruk itu.
“Kamu selama ini menghindar dariku, lebih memilih laki-laki beristri, padahal kamu tahu, aku mampu membahagiakan kamu, tapu kamu angkuh, sekarang aku bahagia karena kamu seutuhnya milikku, meski tidak ada cinta, tapi kamu menjadi yang pertama dan yang terakhir untukku.” Arman mengeratkan pelukannya. Sedangkan Hanin berusaha melepaskan pelukan Arman.
Sampai akhirnya tangan Arman melepaskan Hanin, dan membiarkan Hanin bebas. Hanin hanya menangis kesal sambil menyambak rambutnya sendiri. Kini dia merasa sangat hancur dan sangat terpukul.
Arman, mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai, setelah memakai baju dia langsung pergi. Hanin menagis sekiat-kuatnya. Kesal dan marah membuat dia memukul dirinya sendiri. Setelah mengambil bajunya Hanin berjalan menuju kamarnya dan masuk kekamar mandi.
“Kamu jahat Arman.” Guman Hanin marah.
Kini dia harus merasakan sedih yang mendalam, rasa kesal dan marah membuat dia semakin ingin memiliki Alfin. Hanin merasa semua yang terjadi karena ulah Alfin, seandainya tidak di tinggal sendiri tidak mungkin semua itu terjadi. Rasa ingin menghancurkan keluarga Alfin dan Andira semakin kuat, dan sudah menyatu dalam jiwa, menciptakan dendam yang luar biasa. Pikir Hanin, jika Alfin di miliki seutuhnya maka akan bisa mengendalikan hidup Alfin. Dan Hanin akan bahagia. Tanpa Hanin sadari semua yang terjadi adalah kehendak yang Kuasa.
Malam yang menjadi kenangan pahit untuk Hanin, dan akan menjadi malam paling bersejarah dalam hidupnya. Percuma melaporkan perbuatan Arman, karena yang ada Arman akan melaporkan balik kelakuan Hanin, yang sudah meenyuruh Arman datang memindahkan Alfin malam itu.
Semua masalah benar-benar membuat Hanin tidak bisa marah kepada Arman, yang ada hanya kesal dan marah yang di pendam.
Saat pagi menjelang, Hanin hanya duduk di tempat tidurnya, tanpa berbuat apa-apa, Hanin memilih mengurung diri dan menangis tersedu-sedu. Meratapi nasib buruknya, sambil memukul-mukul kasur. Tidak perduli jam sudah bergerak jauh, jam sudah menunjukkan pukul 11.00 siang, Hanin masih tetap menangis. Berharap ada alfin yang datang memberi semangat dan memberi sandaran untuk Hanin, tapi apa yang di inginkan hanya sebuah keinginan yang tidak akan menjadi nyata, karena Hanin sadar Alfin jauh darinya.
Setelah benar-benar tenang, Hanin keluar dia membersihkan ruang tamu yang terlihat berantakan. Setelah itu memasak mie instan, Hanin sadar dirinya tidak boleh sakit, dan harus membuat cerita lebih menarik untuk mendapatkan perhatian Alfin dan Andira. Ingin membuat rencana yang lebih baik lagi, yang tidak ingin di kerjakan dengan orang lain. Karena kejadian itu sudah cukup membuat pelajaran untuknya.
Semua harus di susun rapi, meski Hanin hanya lulusan kelas rendah, tapi pikiran liciknya sangat pintar, entah apa yang di rencanakan oleh Hanin, seperti sebuah misi yang sangat besar.
Hanin tertawa keras, seperti kehilangan akal sehatnya. Dia tertawa menyebut nama Alfin.
“Kamu akan menjadi milikku Mas Alfin, Hahahahaha, karena kamu kehidupanku hancur, karena kamu kehidupanku tidak lagi berarti, Mas Alfiiiiiin, aku tidak akan melepaskan dirimu,” Teriak Hanin.
Suara ketukan pintu membuat Hanin terkejut, sangat keras sekali. Hanin mendadak merasa takut, takut Arman yang datang, dia bingung kesana kemari, memgambil pisau, berjalan pelan kedepan. Lagi-lagi ketukan itu meembuat jantung Hanin berdetak kecang, seakan dadanya mau pecah. Rasa takut yang luar biasa menguasai diri Hanin.
Pelan-pelan pintu di buka, Hanin terkejut melihat kearah pintu, dia akhirnya menjatuhkan pisau itu sambil menangis terisak, tubuh Hanin langsung bersimpuh tak berdaya di lantai.
🌼🌼🌼🌼🌼🍃🍃🍃🍃🌼🌼🌼🌼🌼🌼
Masih lanjutkah,,,,, Yuk di like, Vote and kritik dan sarannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Tia ahmad jaini dachlan
klo pnya rencana jht ke org lain maka alloh kasih balasannya. syukurin kau hanin
2021-10-10
1
Umi Kholifah
kok malah hanin du buat jahat
udah lah jangan ada karakter yg jahat banget
kalo hanin ada yg cinta dengan tulus , jodohkan aja biar semua bahagia
dunia nyata udah terlalu banyak kesedihan
dunia halu penuhilah dengan kebahagiaan
konflik dan jahat secukup nya manusia aja
2021-10-10
1
Yuli Astuti
Thor buat Andira bahagia jangan buat alfin jatuh cinta ke Hanin ya , kasihan Andira
2021-10-09
2