Episode 12. Ini Hak-Ku

......Semua rasa sayang yang ada adalah kehendak, dan tidak harus di paksa. Jika belum bisa menerima apa adanya, harus beraabar, buka meminta haknya dengan paksaan.

......

Semua terkejut, saat ada seorang wanita yang mengaku istri dari Bapak Alfin, dan Hanin duduk diantara karyawan itu, dia menceritakan semuanya. Ternyata dia tidak pulang kerumahnya. Tapi memata-matai Alfin, dan ingin memberitahukan dirinya, kalau sudah menjadi istri kedua Alfin. Beruntung sekali Alfin sudah tidak ada di kantin itu.

Hanin kini mulai berani, dirinya yang baru saja masuk kedalam keluarga Alfin, dan Andira, sudah bisa membeberkan semua cerita kehidupannya. Ada yang simpati, dan ada yang lebih memihak kepada Andira. Setiap pemikiran orang beda-beda, tergantung kita yang menjalaninya.

Orang ketiga, bagi para wanita yang setia di dalam pernikahan, kehadiran orang ketiga hanya akan menambah luka, apapun alasannya, bagi wanita yang tulus, jujur dan tidak sering menyakiti keluarga, dia akan benci dengan sosok orang ketiga.

Sudut pandang yang berbeda, untuk wanita yang hidup di madu, ada yang ikhlas dan ada yang terluka, semua perlu proses untuk menerima kenyataan jika ada dua wanita dan harus ikhlas berbagi satu laki-laki dengan wanita lain.

Baik istri pertama atau kedua, jika tidak ada ikhlas yang ada hanya rasa iri, cemburu dan sikap ingin memiliki seutuhnya tanpa di miliki yang lainya.

“Kamu lancang sekali mengaku Bapak Alfin suamimu,”

“Tanyakan saja, kita sudah resmi beberapa hari yang lalu,”

“Pasti kamu yang merayunya.” Ujar karyawan satunya.

“Dasar, jangan suka menuduh,” Jawab Hanin dan langsung pergi dari kantin.

Mereka para karyawan hanya menggelengkan kepala melihat tingkah Hanin.

Jam menunjukkan pukul 17.00 Alfin sudah sampai di rumah, Karena sudah sore, dia langsung kekamarnya dan tidak lupa pintu di kunci. Alfin benar-benar belum siap dengan apa yang terjadi saat ini. Hanin tahu jika Alfin datang, dan langsung masuk tanpa menyapa Hanin. Marah, ya pasti Hanin marah, karena merasa tidak di anggap.

Tak lama ada ketukan pintu yang membuat Hanin terkejut. Segera Hanin membuka pintu, termyata Ibu Ani dan Bapak Ilyas yang datang.

“Assalamualaikum, Hanin.” Sapa Ibu Ani.

“Waalaikumsalam, Ibu, Bapak,” Hanin menyalami mereka.

“Kok sepi?”

“Mas Alfin di kamarnya, kalau Mbak Andira pergi ke Malang Bu,”

“Ya sudah panggilkan Alfin, ibu mau bicara,”

Hanin senang sekali, akhirnya ada alasan ibuk nya datang. Karena Hanin, ingin melihat Alfin, tanpa menunggu lama Hanin langsung memanggil Alfin di kamarnya.

Tok tok tok, beberapa kali di ketuk, akhirnya pintu terbuka.

“Ada apa?” Tanya Alfin tanpa senyum.

“Ada ibu, Mas.”

“Iya,”

“Saya buatkan kopi dulu Mas."

“Iya,” jawabannya datar.

Hanin langsung pergi, dia menuju dapur, membuatkan kopi untuk Bapak ilyas dan Ibu Ani, juga Alfin.

Setelah siap, Hanin langsung membawa kopi tersebut ke ruang depan. Dengan ramah dan sopan meletakkan kopi satu persatu di meja.

“Silahkan di minum Bu, Pak,”

“Duduk Han,”

“Iya bu,”

Hanin duduk di sebelah Alfin, tapi Alfin tidak menoleh sedikitpun kearah Hanin.

“Kamu telepon Andira, sakit apa sebenarnya Pak Ahmad, kita harus datang menjenguk ke sana,” Ujar Bapak Ilyas

“Besok saya kesana Pa, untuk lebih jelasnya, besok Alfin kabari, keadaan Abah.”

“Hanin tinggal saja di rumah Ibu, dari pada sendiri di rumah,”

“Disini saja Bu, kasihan kalau di tinggal.” Jawab Hanin.

“Kalian harus akur, aku yakin Andira bisa menerima keadaan ini, sekarang Hanin yang harus belajar untuk bisa memahami semua yang terjadi. Kamu harus belajar sabar, menjadi istri kedua Alfin.” Ujar Ibu Ani. Hanin hanya mengangguk, tersenyum memastikan dirinya menerima keadaan ini.

“Alfin, kamu juga harus menerima Hanin sebagai istrimu, karena kamu juga harus adil membagi waktu antara Andira dan Hanin.” Ujar Bapak Ilyas lanjut menasehati.

“Insyaallah Pa, Ma. Saya harus belajar karena ini tidak mudah.” Jawab Alfin menunduk.

Mereka berbincang-bincang agak lama, setelah hampir 1 jam, Ibu Ani dan Bapak Ilyas pamit pulang. Kini dirumah itu hanya tinggal berdua saja.

Di lain tempat, arumi dan Arkhan pamit untuk segera kembali ke Australia. Beberapa hari menemani Andira membuat Andira senang, tapi akhirnya Andira sedih, karena teman yang bisa di ajak bicara dari hati kehati sudah hendak pulang.

“Kamu harus kuat, sabar, dan tegar seperti batu karang yang berdiri kokoh di tengah laut, siap di hantam ombak besar berulang-ulang. Aku harap, kamu cepat pulang kalau Abah sudah membaik. Ingat, cinta itu hadir karena ada peluang di antara mereka, dan aku takut kamu akan di sisihkan.”

“Jangan khawatir, aku pasti kuat dan baik-baik saja, setiap apa yang datang pada kita, aku yakin semu akan berakhir baik. Dan aku harus menerima jika Mas Alfin jatuh cinta pada Hanin, secara sadar tanpa harus marah atau ingin memiliki seutuhnya. Hanin juga berhak atas Mas Alfin.” Jawab Andira pelan tapi terlihat ikhlas.

Ada senyum tulus yang mengukir di bibir mungilnya. Senyum yang membuat sahabatnya itu berkaca-kaca. Tidak tega, dan belum bisa menerima kenyataan itu.

“Aku tahu, Alfin juga berhak, tapi kamu harus tahu, bahwa kamu yang harus mengendalikan semua. Jangan sampai Hanin yang mengendalikan Alfin.” Ujar Arumi masih dalam keadaan tidak ikhlas jika sahabatnya di permainkan.

“Insyaallah, semua akan baik-baik saja. Aku tidak bisa berbicara apa-apa, yang ada saat ini hanya pasrah akan taqdir yang sudah Allah gariskan padaku.” Jawab Andira.

Tak lama datang Ibu Anisa menemui Andira dan Arumi juga Arkhan. Beruntung sekali pembicaraan mengenai Alfin dan Hanin sudah selesai.

“Nak Arumi, Arkhan. Kenapa harus mendadak kembali Australia, Padahal Umik masih ingin makan bareng kalian.” Ujar Ibu Anisa sambil mengelus rambut Arumi.

“Abah sudah membaik Mik, Arumi harus segera kembali, bulan depan Insyaallah Arumi sama Mas Arkhan datang lagi.”

“Kalian kapan mau punya anak, usahakan jangan kemana-mana dulu, istirahat lalu program hamil, kalian akan menyesal nantinya kalau tidak punya anak.” Ujar Ibu Anisa.

“Pasti Mik, Arumi ikut program hamil, tapi bukan saat ini. Karena Arumi belum siap, masih mau lihat kesetiaan Mas Arkhan.” Jawab Arumi melihat kearah Arkhan lalu tersenyum.

“Kamu pikir aku laki-laki apa, akua bukan Al...” Ujar Arkhan yang membuat terkejut Arumi dan Andira. Tapi masih beruntung Arkhan tidak sempat melanjutkan kata-katanya.

“Al siapa? Kenapa berhenti?”

“Al teman Arkhan, Mik, orang Australia juga.” Jawab Andira karena tidak ingin Ibu Anisa berpikir itu Alfin.

“Iya Mik, teman Aku.”

“Jangan sampai kalian menghianati pernikahan kalian, jaga sebaik mungkin ya,” Ujar Ibu Anisa.

“Iya Mik,” Jawab mereka bertiga, terlihat

kompak.

Tidak ada yang bisa menyembunyikan pernikahan Alfin dan Hanin, karena suatu hari nanti semua akan terbongkar. Meski itu bukan aib, tapi bagi Ibu Anisa itu akan menjadi beban pikiran yang akan membuat ibu Anisa terluka dan Bapak Ahmad.

Terpopuler

Comments

🍭ͪ ͩIr⍺ Mυɳҽҽყ☪️ՇɧeeՐՏ🍻𝐙⃝🦜

🍭ͪ ͩIr⍺ Mυɳҽҽყ☪️ՇɧeeՐՏ🍻𝐙⃝🦜

Andira menurutku terlalu mengalah, ya memang bagus sih tapi segala sesuatu itu harus sesuai porsinya, kalau terus2an mengalah malah nanti dimanfaatkan.

2021-10-22

1

Mesra Jenahara

Mesra Jenahara

Kok aku yg gos* san baca bait demi bait..
Naahh kan lohh mulai terkuak sifat asli Hanin..Ini nihh yg ku maksud Hanin bakalan ngelunjak ✋✋👊

Apa mas Alfin akan punya rasa ma Hanin..
Liat lagi ntar..

puyeng deehh aahh..
Andira yg d madu aku nya yg kepanasan..

Berharap pak ilyas ketemu sm mantan terindahnya terus selingkuh biar bu Ani rasain juga tuhh perasaan Andira 😂😂😂..
hehehe greget thor ✌✌

2021-10-06

1

Safira Wulandari

Safira Wulandari

lanjut

2021-10-06

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 01: Awal Poligami Itu Terjadi
2 Episode 02. Ikhlas Berbagai
3 Episode 03. Mengikhlaskan Suami Menikah Lagi
4 Episode 04. Sahabatku Tidak Izinkan Alfin Berpoligami
5 Episode 05. Ikhlas Atau Hanya Karena Tekanan
6 Episode 06. Mengantar Calon Istri Suamiku Kebutik
7 Episode 07. Hari Pernikahan Suami-ku
8 Episode 08. Kegelisahan Andira
9 Episode 09. Aku Harus Pulang
10 Episode 10. Seperti Burung Tanpa Sayap
11 Episode 11. Tanggung Jawab Seorang Istri
12 Episode 12. Ini Hak-Ku
13 Episode 13. Kemarahan Alfin
14 Episode 14. Terasa Sakit
15 Episode 15. Salah Paham
16 Episode 16. Aku Ikhlas
17 Episode 17. Benar-benar Terenggut
18 Episode 18. Kebohongan Hanin
19 Episode 19. Satu Masalah Banyak Kebohongan
20 Episode 20. Kesedihan Andira
21 Episode 21. Harus Siap Berbagi Jiwa Raga
22 Episode 22. Kesaksian Arman
23 Episode 23. Rencana Arman
24 Episode 24. Syarat Untuk Hanin
25 Episode 25. Kabar Duka
26 Episode 26. Terlihat Senang Tapi Tertekan
27 Episode 27. Saat Yang Tidak Tepat
28 Episode 28. Semua Adalah Kehendak
29 Episode 29. Kesedihan Arkhan
30 Episode 30. Diminta Jujur
31 pengumuman penting
32 Episode 31. Izin Dari Alfin
33 Episode 32. Merasa Iri
34 Episode 33. Bahagia Atau Sedih
35 Episode 34. Tak Ingan Ada Yang Tahu
36 Episode 35. Aku seperti Musuhmu
37 Episode 36. Selalu Salah
38 Episode 37. Ketabahan Andira
39 Episode 38. Hanya mimpi
40 Episode 39. Pasrah
41 Episode 40. Arti Sebuah Kejujuran
42 Episode 41. Kabar Menyakitkan
43 pengumuman
44 Episode 42. Kepura-puraan Hanin
45 Episode 43. Terungkap
46 Episode 44. Demi Kesehatan Abah
47 Episode 45. Satu Kebohongan Yang Terungkap
48 Episode 48. Akhir dari sebuah Masalah
Episodes

Updated 48 Episodes

1
Episode 01: Awal Poligami Itu Terjadi
2
Episode 02. Ikhlas Berbagai
3
Episode 03. Mengikhlaskan Suami Menikah Lagi
4
Episode 04. Sahabatku Tidak Izinkan Alfin Berpoligami
5
Episode 05. Ikhlas Atau Hanya Karena Tekanan
6
Episode 06. Mengantar Calon Istri Suamiku Kebutik
7
Episode 07. Hari Pernikahan Suami-ku
8
Episode 08. Kegelisahan Andira
9
Episode 09. Aku Harus Pulang
10
Episode 10. Seperti Burung Tanpa Sayap
11
Episode 11. Tanggung Jawab Seorang Istri
12
Episode 12. Ini Hak-Ku
13
Episode 13. Kemarahan Alfin
14
Episode 14. Terasa Sakit
15
Episode 15. Salah Paham
16
Episode 16. Aku Ikhlas
17
Episode 17. Benar-benar Terenggut
18
Episode 18. Kebohongan Hanin
19
Episode 19. Satu Masalah Banyak Kebohongan
20
Episode 20. Kesedihan Andira
21
Episode 21. Harus Siap Berbagi Jiwa Raga
22
Episode 22. Kesaksian Arman
23
Episode 23. Rencana Arman
24
Episode 24. Syarat Untuk Hanin
25
Episode 25. Kabar Duka
26
Episode 26. Terlihat Senang Tapi Tertekan
27
Episode 27. Saat Yang Tidak Tepat
28
Episode 28. Semua Adalah Kehendak
29
Episode 29. Kesedihan Arkhan
30
Episode 30. Diminta Jujur
31
pengumuman penting
32
Episode 31. Izin Dari Alfin
33
Episode 32. Merasa Iri
34
Episode 33. Bahagia Atau Sedih
35
Episode 34. Tak Ingan Ada Yang Tahu
36
Episode 35. Aku seperti Musuhmu
37
Episode 36. Selalu Salah
38
Episode 37. Ketabahan Andira
39
Episode 38. Hanya mimpi
40
Episode 39. Pasrah
41
Episode 40. Arti Sebuah Kejujuran
42
Episode 41. Kabar Menyakitkan
43
pengumuman
44
Episode 42. Kepura-puraan Hanin
45
Episode 43. Terungkap
46
Episode 44. Demi Kesehatan Abah
47
Episode 45. Satu Kebohongan Yang Terungkap
48
Episode 48. Akhir dari sebuah Masalah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!