Episode 10. Seperti Burung Tanpa Sayap

......Setinggi apapun burung itu terbang, jika sayapnya patah, maka akan terjatuh dan kehilangan kekuatan dan tidak bisa berbuat apa-apa. Seperti seorang kekasih yang kehilangan orang yang paling di cintai, dia tidak akan bisa terbang tinggi setinggi impiannya.

......

Keadaan Bapak Ahmad sangat tidak baik, membuat khawatir saja, cemas dan panik menjadi satu. Ibu Anisa tidak henti-hentinya berzikir, memohon pertolongan kepada Allah. Bapak Ahmad di rawat di Rumah Sakit Saiful Anwar, keadaan masih belum stabil masih di rawat di ruang ICU. Andira lupa jika Handphonenya mati, Arumi menghampirinya berbisik pada Andira.

“Alfin mau bicara,”

Andira mengangguk, mengambil Handphone milik Arumi, dan langsung berbicara.

“Assalamualaikum, Mas.”

“Waalaikumsalam. Ada apa? Kenapa Handphonenya sampai mati, kamu kenapa dan ada apa sebenarnya?”

“Tidak ada apa-apa Mas, hanya menemani Abah lagi kurang enak badan. Mas sudah makan? Sudah mandi? Hanin menyiapkan semuanya kan untukmu?”

“Aku malas pulang, kali ini aku mau bermalam di kantor,” Jawab Alfin pelan, Andira tahu Alfin lagi sedih.

“Bagaimana tadi makanannya, enak?”

“Iya, kamu memang istri yang luar biasa, meski jauh masih ingat untuk menyiapkan semuanya,”

“Itu Hanin yang masak, aku kasik dia resep masakan kesukaan kamu,”

Alfin diam, tidak ada jawaban lagi, dan Andira tahu kalau Alfin kecewa. Tapi harus terus di paksa biar bisa dekat dengan Hanin.

“Mas, aku tahu, kemauan dan keinginanku membuatmu terluka, maafkan aku.”

“Baik, kamu yang mendekatkan aku dengan Hanin, sampai kamu menjauh seperti ini. Kalau aku tiba-tiba cinta kepada Hanin, jangan salahkan aku. Karena ini mau kamu, assalamualaikum,” Suara Alfin langsung hilang.

Andira menunduk, rasanya sangat berat, tapi kenyataannya memang harus berbagi. Segera Andira menghapus air matanya. Ada yang lebih penting dari kesedihan karena cintanya. Sosok ayah yang berjuang melawan sakitnya.

Andira ingin fokus dulu merawat Abahnya, melihat keadaannya yang belum siuman, membuat khawatir dan cemas sekali.

Arumi melihat Andira jadi iba, apa yang di katakan Alfin kenapa Andira tampak lesu dan tidak bersemangat sama sekali.

“Kamu tidak apa-apa kan?”

“Iya, aku baik-baik saja, hanya kasihan Mas Alfin saja, tapi dia harus belajar menerima kenyataan bahwa Hanin istrinya dan butub waktu berdua untuk mereka.”

“Kamu yakin, kamu baik-baik saja, aku tahu kamu, pasti kamu takut Alfin akan benar-benar mencintai Hanin kan!”

“Ah, tidak. Kalau pun Mas Alfin benar akan mencintai Hanin, mungkin sudah waktunya. Bukankah dia kelapa rumah tangga di dua wanita. Dan Mas Alfin harus adil akan itu.” Jawab Andira tersenyum, meski rasa sakit itu terus merajalela di tubuhnya.

“Arumi, aku kembali ke hotel dulu, kamu temani Andira,” Ujar Arkhan.

“Tidak, kamu jangan pergi sendiri. Bawa Arumi, dia pasti lelah, dan harus istirahat.”

“Tapi, kamu butuh teman,” Ujar Arumi.

“Ada Umik, pergilah.”

“Iya, Nak. Kalian harus istirahat, biar Arumi dan Umik yang disini,”

“Ya sudah, kita hotel dulu, Umik sama Andira jangan lupa makan ya, jaga kesehatan semua yang terjadi adalah taqdir, bersabar Ya, Umik.”

“Iya, Nak. Terimakasih, kalian adalah sahabat Andira yang terus ada, biar pun jauh kalian masih belain untuk datang kesini menemani, Andira.” Ujar Ibu Anisa, kagum dengan apa yang di lakukan Arumi dan Arkhan.

Mereka pergi, untuk beristirahat di hotel, karena jarak kerumah Andira masih lumayan jauh, jadi Arumi dan Arkhan harus istirahat di hotel.

Setelah mereka benar-benar hilang dari pandangan Andira dan Ibu Anisa, Andira kembali duduk di depan ruang ICU.

“Nak, benar kamu baik-baik saja dengan Nak Alfin?” Tanya Ibu Anisa, menatap Andira, dengan tatapan menyelidiki.

Senyum yang terukir di bibir Andira, meyakinkan Ibu Anisa, jika dirinya baik-baik saja.

“Umik, Andira tidak punya masalah, Mas Alfin banyak tugas dari kantor. Dia memaksa mau mengantar Andira, tapi Arumi dan Arkhan tidak izinkan, karena mereka yang janji menjaga Andira, memang Andira tidak jujur sama Mas Alfin, kalau Abah sakit, karena Andira tahu, Mas Alfin banyak sekali pekerjaannya.” Jawab Andira berusaha menutupi semuanya. Dia tahu akan sangat sedih jika Ibu Anisa mendengarnya, lebih baik Andira sembunyikan sampai keadaan membaik.

“Semoga saja benar yang kamu katakan, kalau kamu baik-baik saja,” Ujar Ibu Anisa, masih belum percaya sepenuhnya.

“Ibu ragu sama Andira,”

“Nak, batin seorang ibu dan ayah itu kuat, beberapa hari sebelum Abahmu drop, dia gelisah, dan tidak bisa tidur, pikirannya hanya tertuju sama kamu, karena sering gelisah, akhirnya Abahmu tidak bisa terkontrol dan detak jantungnya tidak stabil, dan drop. Sebelumnya Abah tidak pernah seperti ini. Umik juga terus bermimpi buruk tentang kamu dan Alfin, perasaan Umik cemas, khawatir. Makanya Umik berkesimpulan kamu sedang tidak baik,”

“Alhamdulillah Umik, Andira baik-baik saja, jangan khawatir sama kesehatan Andira dan rumah tangga Andira, doakan saja terus, semoga Allah jauhkan dari hal buru.”

“Amin, tanpa kamu minta, Umik selalu medoakan kamu,” Jawab Ibu Anisa. Ketulusan seorang ibu tidak dapat di ragukan, ikhlas dan selalu mengkhawatirkan keadaan anaknya.

Andira merasa bersalah dengan semua yang di tutupi, tapi Andira ingin membicarakan setelah semua membaik, dan belum siap jika harus bercerita saat keadaan Bapak Ahmad belum baik.

Tidak tahu harus berbuat apa, Andira hanya pasrah dengan yang sudah terjadi, melihat Abahnya terbaring tidak sadarkan diri, membuat Andira belum bisa tenang, dan masih sangat cemas.

Tidak bisa melakukan apa-apa, hanya bisa berdoa untuk kesembuhan Abahnya, begitu juga Ibu Anisa, dia hanya bisa pasrah dan berharap yang terbaik, karena tidak ada yang bisa mencegah keputusan Sang Maha Kuasa, jika sudah berhendak maka kita sebagai hambanya harus ikhlas dan sabar.

“Nak, Umik sampai lupa,”

“Apa Mik?”

“Ini buku tabungan kamu yang Umik simpan, rencana mau Umik antar ke Jakarta, tapi berhubung kamu disini, Umik kasikkan,”

“Inikan, tabungan Andira sebelum menikah Umik, apa masih bisa di pakai?”

“Umik simpan, karena Abah ingin kamu punya Butik, makanya Abah selalu isi saldo buku tabungan kamu, hanya saja Umik tidak tahu berapa sudah saldonya. Abah berharap kamu lanjutkan cita-cita kamu, karena kamu suka desain baju, buat bantu keuangan keluarga kamu nantinya. Sekarang masih belum di rasakan, tapi nanti pasti di rasakan oleh kamu, kebutuhan hidup semakin hari akan semakin meningkat.”

“Tapi Umik lebih membutuhkan ini,” Jawab Andira

“Umik dan Abah sudah ada, itu murni punya kamu Nak.”

“Terimakasih Umik,”

Andira memeluk Ibu Anisa, betapa bahagianya berada di pelukan sang ibu, tidak memikirkan apapun. Terasa tenang dan nyaman.

Tapi jika ingat Alfin, entah Apa yang di lakukan saat ini, membuat Andira khawatir.

Terpopuler

Comments

🍭ͪ ͩIr⍺ Mυɳҽҽყ☪️ՇɧeeՐՏ🍻𝐙⃝🦜

🍭ͪ ͩIr⍺ Mυɳҽҽყ☪️ՇɧeeՐՏ🍻𝐙⃝🦜

firasat orang tua terhadap anaknya, ikatan batin yg kuat...tak terbayangkan bagaimana sakitnya hati abi dan umi Andira saat tahu anaknya di poligami... sediihhh banget 😥😥

2021-10-22

1

Maya Sumaya

Maya Sumaya

cuma berharap andira kuat menjalani...


meski nanti tidak lagi bersama alfin...

jika ikhlas,, akan ada hal indah nanti bagimu andira..

2021-10-05

2

Tutiks

Tutiks

lanjut lagi upnya

2021-10-05

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 01: Awal Poligami Itu Terjadi
2 Episode 02. Ikhlas Berbagai
3 Episode 03. Mengikhlaskan Suami Menikah Lagi
4 Episode 04. Sahabatku Tidak Izinkan Alfin Berpoligami
5 Episode 05. Ikhlas Atau Hanya Karena Tekanan
6 Episode 06. Mengantar Calon Istri Suamiku Kebutik
7 Episode 07. Hari Pernikahan Suami-ku
8 Episode 08. Kegelisahan Andira
9 Episode 09. Aku Harus Pulang
10 Episode 10. Seperti Burung Tanpa Sayap
11 Episode 11. Tanggung Jawab Seorang Istri
12 Episode 12. Ini Hak-Ku
13 Episode 13. Kemarahan Alfin
14 Episode 14. Terasa Sakit
15 Episode 15. Salah Paham
16 Episode 16. Aku Ikhlas
17 Episode 17. Benar-benar Terenggut
18 Episode 18. Kebohongan Hanin
19 Episode 19. Satu Masalah Banyak Kebohongan
20 Episode 20. Kesedihan Andira
21 Episode 21. Harus Siap Berbagi Jiwa Raga
22 Episode 22. Kesaksian Arman
23 Episode 23. Rencana Arman
24 Episode 24. Syarat Untuk Hanin
25 Episode 25. Kabar Duka
26 Episode 26. Terlihat Senang Tapi Tertekan
27 Episode 27. Saat Yang Tidak Tepat
28 Episode 28. Semua Adalah Kehendak
29 Episode 29. Kesedihan Arkhan
30 Episode 30. Diminta Jujur
31 pengumuman penting
32 Episode 31. Izin Dari Alfin
33 Episode 32. Merasa Iri
34 Episode 33. Bahagia Atau Sedih
35 Episode 34. Tak Ingan Ada Yang Tahu
36 Episode 35. Aku seperti Musuhmu
37 Episode 36. Selalu Salah
38 Episode 37. Ketabahan Andira
39 Episode 38. Hanya mimpi
40 Episode 39. Pasrah
41 Episode 40. Arti Sebuah Kejujuran
42 Episode 41. Kabar Menyakitkan
43 pengumuman
44 Episode 42. Kepura-puraan Hanin
45 Episode 43. Terungkap
46 Episode 44. Demi Kesehatan Abah
47 Episode 45. Satu Kebohongan Yang Terungkap
48 Episode 48. Akhir dari sebuah Masalah
Episodes

Updated 48 Episodes

1
Episode 01: Awal Poligami Itu Terjadi
2
Episode 02. Ikhlas Berbagai
3
Episode 03. Mengikhlaskan Suami Menikah Lagi
4
Episode 04. Sahabatku Tidak Izinkan Alfin Berpoligami
5
Episode 05. Ikhlas Atau Hanya Karena Tekanan
6
Episode 06. Mengantar Calon Istri Suamiku Kebutik
7
Episode 07. Hari Pernikahan Suami-ku
8
Episode 08. Kegelisahan Andira
9
Episode 09. Aku Harus Pulang
10
Episode 10. Seperti Burung Tanpa Sayap
11
Episode 11. Tanggung Jawab Seorang Istri
12
Episode 12. Ini Hak-Ku
13
Episode 13. Kemarahan Alfin
14
Episode 14. Terasa Sakit
15
Episode 15. Salah Paham
16
Episode 16. Aku Ikhlas
17
Episode 17. Benar-benar Terenggut
18
Episode 18. Kebohongan Hanin
19
Episode 19. Satu Masalah Banyak Kebohongan
20
Episode 20. Kesedihan Andira
21
Episode 21. Harus Siap Berbagi Jiwa Raga
22
Episode 22. Kesaksian Arman
23
Episode 23. Rencana Arman
24
Episode 24. Syarat Untuk Hanin
25
Episode 25. Kabar Duka
26
Episode 26. Terlihat Senang Tapi Tertekan
27
Episode 27. Saat Yang Tidak Tepat
28
Episode 28. Semua Adalah Kehendak
29
Episode 29. Kesedihan Arkhan
30
Episode 30. Diminta Jujur
31
pengumuman penting
32
Episode 31. Izin Dari Alfin
33
Episode 32. Merasa Iri
34
Episode 33. Bahagia Atau Sedih
35
Episode 34. Tak Ingan Ada Yang Tahu
36
Episode 35. Aku seperti Musuhmu
37
Episode 36. Selalu Salah
38
Episode 37. Ketabahan Andira
39
Episode 38. Hanya mimpi
40
Episode 39. Pasrah
41
Episode 40. Arti Sebuah Kejujuran
42
Episode 41. Kabar Menyakitkan
43
pengumuman
44
Episode 42. Kepura-puraan Hanin
45
Episode 43. Terungkap
46
Episode 44. Demi Kesehatan Abah
47
Episode 45. Satu Kebohongan Yang Terungkap
48
Episode 48. Akhir dari sebuah Masalah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!