Episode 02. Ikhlas Berbagai

Seikhlas apapun, jika berurusan dengan hati, maka akan sulit untuk ikhlas. Berbagi suami bukan sebuah mainan, akan tetapi perasaan yang menjadi taruhannya.

Sudah hampi 30 menit Andira di kamar mandi, dia menangis meratapi semua masalah hidupnya. Meski Andira tahu, poligami tidak diharamkan, tapi sangat sakit di rasakan. Sebentar lagi, akan berubah, cintanya akan terbagi menjadi dua, di kehamilannya yang masih muda, Andira sudah mendapat cobaan yang berat.

Tok tok tok tok.. pintu kamar mandi di ketuk.

“Siapa?” Andira membersihkan wajahnya dan mengusap air matanya.

“Kamu sudah lama sekali dikamar mandi sayang, apakah kamu baik-baik saja?” ternyata Alfin yang datang.

“Iya Mas, Andira baik-baik saja. Hanya saja sejak tadi Andira sakit perut.” Jawabnya berbohong.

“Jenazah sudah selesai di mandikan, dan sebentar lagi akan dibawa ke makam.”

Andira tidak menjawab, dia langsung keluar. Alfin menatap wajah Andira, dia tahu, jika, Andira hanya pergi menangis. Matanya bengkak, dan merah. Alfin memeluk Andira, mereka tanpa sadar menangis bersama.

“Sayang, izinkan aku masuk penjara. Aku tidak sanggup melihatmu menangis. Tangismu adalah duka, melihat kamu seperti ini, aku tidak tega. Sekarang aku butuh jawaban kepastian kamu, jika terbaik aku di penjara maka aku lebih baik di penjara.” Ujar Alfin, membelai kepada Andira.

“Mas, aku tahu ini sakit, tapi aku percaya kamu akan adil membagi waktu antara aku dan dia. Aku tidak mau kamu masuk penjara, kasihan Mama dan Papa. Ayo kita kedepan, biar mereka tidak mencari kita.

“Kamu tahu apa yang terjadi jika aku menerima dia sebagai istri keduaku, tapi kenapa kamu justru membuatku semakin tidak bisa menolak dengan keinginan kamu,’’

“Segala sesuatunya telah aku pikirkan, ini semua demi mereka orang yang kita sayang.”

“Baiklah, aku akan pasrah dengan taqdirku,”

Akhirnya mereka menuju ke tempat pemulangan jenazah. Disana sudah menunggu untuk pergi ke pemakaman. Mungkin hanya Andira yang merasakan sakit hati, badannya terasa lemas, tidak mungkin juga Andira pulang lebih awal, karena andira menghormati suaminya yang sudah menabrak pak Ilham. Proses pemakaman selesai, Hanin masih menangis di sisi batu nisan ayahnya. Ibu Ani menghampiri Hanin, yang masih meratapi kepergian ayahnya.

“Ayo, ikut pulang dengan kami, ayahmu sudah tenang disana,” ujar ibu Ani.

Hanin akhirnya ikut dengan Ibu Ani, sedangkan Alfin dan andira naik mobil lain. Andira tidak banyak bicara, dia lelah sangat lelah. Alfin juga tidak banyak bicara, pikirannya bingung, dan kacau. Tak lama kemudian mereka sampai dirumah, Andira segera turun, karena akan membersihkan kamar untuk Hanin. Meski berat sangat berat sekali melakukan itu, tapi janji tetaplah janji, tidak akan ada yang mampu menggantikan sebuah janji, karena janji harus di tepati sendiri.

Andira segera membereskan kamar itu, setelah selesai, andira langsung keluar menunggu Ibu Ani yang sedang menuju kerumahnya. Dan tak lama setelah itu, Ibu Ani datang. Mereka turun, dan masuk ke rumah milik Alfin.

“Hanin, kamu istirahat dulu, jangan bersedih, semua sudah kehendak sang maha kuasa,”

Hanin tetap diam, dia hanya mengangguk, Andira langsung mengajak Hanin menuju kamarnya, meski dadanya teras mau meledak, menahan rasa sakit karena harus tinggal satu rumah dengan calon istri suaminya. Tidak ada wanita yang sanggup menahan sakit jika harus berbagi suami dan satu rumah dengan istri baru suaminya, kecuali wanita yang siap untuk melihat suaminya berpoligami.

“Hanin, aku harap, kamu dan aku bisa akur, dan semoga kamu sabar dengan keadaan ini.” Ujar Andira.

“aku hanya seperti boneka Mba,”

“kenapa kamu mengatakan seperti itu?” Andira heran.

“Karena aku tahu, aku mengecewakan orang lain, tapi aku diam saja, karena harus mengikuti keinginan ayah.’’ jawabnya sedih.

Andira merasa kasihan melihat Hanin, tapi dia ada pada posisi yang tidak memungkinkan. Sudah di pasrahkan pada orang lain dan harus memenuhi keinginan orang tuanya. Hanin sudah hidup sebatangkara, dia merasa bersedih, jika harus tinggal sendiri. Dan jalan satu-satuny menurut dan patuh pada sebuah keinginan.

Perjalanan hidupnya sudah digariskan menjadi istri kedua, dan mau tidak mau harus menerima taqdir itu. Andira duduk di dekat Hanin, dia akhirnya paham, kalau Hanin juga merasa sedih dan terpaksa dengan pernikahan itu.

“Saat ini, aku hanya pasrah, karena permintaan ayahmu, tapi hanya satu yang aku pesankan, jadilah istri yang bisa menerima poligami ini, dan kita harus kompak, agar pernikahan ini akan menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warohmah.”

“Iya, Mbak. Tapi, jujur Mbak, aku tidak bisa terima dengan keadaan ini, Mbak. Sangat sulit, tapi aku akan berusaha menerima semua keadaan ini demi almarhum Ayah.” Ujar Hanin sedih dengan linangan air mata.

Andira memeluk Hanin, sedikit demi sedikit Andira memahami keadaan itu, dan sadar jika Hanin juga tertekan dengan keadaannya.

“Istirahatlah kamu pasti lelah,” Andira tersenyum melihat Hanin, setelah itu Andira pergi meninggalkan hanin sendiri.

Andira keluar dari kamar Hanin, langsung ke dapur membuaat kopi untuk Papa dan Mama mertuanya. Pikirannya masih kacau, hanya raganya yang berdiri tegak, tapi sebenarnya dia sudah sangat hancur bagai kepingan gelas pecah lantai. Ketidak sanggupan dirinya membuat harus bisa bertahan demi laki-laki yang dicintai dan demi calon bayi yang di kandungnya.

Kopi sudah siap, langsung Andira bawa ke ruang tengah, dimana sudah duduk Alfin juga disana, membicarakan hal serius.

“Kopinya Pa, Ma.”

“Duduk dulu Dira,” suruh ibu Ani.

“Iya Ma,” Andira pun duduk di dekat Alfin. Matanya yang sembab karena selesai menangis.

Alfin tidak mampu berkata apapun, sepertinya sudah terkendali oleh Ibu Ani dan Pak Ilyas.

“Andira, begini ya, karena sudah sama-sama sepakat, ibu mau perrnikahan ini di percepat. Karena Ibu takut jadi omongan tetangga kalau terlalu lama, apalagi polisi terus memata-matai Alfin. Jadi Ibu mau cepat di laksanakan pernikahannya.” Ujar Ibu Ani, seperti tidak mempunyai beban pikiran, dan mengerti tentang perasaan Andira.

“Andira terserah Mama sama Papa, kapan waktu yang pas. Tapi boleh usul!”

“Apa?” Tanya Pak Ilyas.

“Masih mau usul apa? Kamu mau suami kamu di penjara,” Ujar ibu Ani dengan wajah marah.

“Ma, tolong dengarkan usul Andira, dia berhak berpendapat,” Jawab Alfin melihat mata Andira yang langsung berkaca-kaca.

“Iya sudah, mau usul apa?” Ujarnya datar.

“Tidak jadi Ma, semua terserah Mama. Andira sebaiknya diam, dari pada nanti salah bicara.”

“Nah gitu, itu akan lebih baik.” Ujar Ibu ani ketus.

Andira meyakinkan hatinya, bahwa yang terjadi pasti ada hikmahnya.

“Tolong kamu urus baju pernikahan Hanin dan Alfin, di tempat kamu pesan baju penganti yang dulu, Ra’.”

Andira ingin berteriak, kenapa harus Andira pikirnya, yang harus menyiapkan baju pernikahannya.

“Dan jangan lupa urus juga surat pernikahannya.”

Deg...

Terimakasih Sudah mau mampir, lanjut lagi ya. jangan lupa like and komennya. kasik masukan ya.

Terpopuler

Comments

🧭 Wong Deso

🧭 Wong Deso

semoga karyaku bisa sekeren dirimu...
salam dari Suamiku Seorang DJ 😊

2021-10-26

0

NasyafaAurelia🐧

NasyafaAurelia🐧

wah roman2nya ni mertu mertua durjanah nii

2021-10-22

0

🔵🍭ͪ ͩ𝐒𝓊𝓈𝓌𝒶𝓉𝒾 ՇɧeeՐՏ🍻

🔵🍭ͪ ͩ𝐒𝓊𝓈𝓌𝒶𝓉𝒾 ՇɧeeՐՏ🍻

demi anaknya,alfin, agar tidak masuk penjara, bu ani tega memperlakukan andira seperti perempuan yang tidak punya perasaan.
lalu apa yg bisa dilakukan alfin ketika andira diperlakukan seperti itu oleh ibunya??

2021-10-21

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 01: Awal Poligami Itu Terjadi
2 Episode 02. Ikhlas Berbagai
3 Episode 03. Mengikhlaskan Suami Menikah Lagi
4 Episode 04. Sahabatku Tidak Izinkan Alfin Berpoligami
5 Episode 05. Ikhlas Atau Hanya Karena Tekanan
6 Episode 06. Mengantar Calon Istri Suamiku Kebutik
7 Episode 07. Hari Pernikahan Suami-ku
8 Episode 08. Kegelisahan Andira
9 Episode 09. Aku Harus Pulang
10 Episode 10. Seperti Burung Tanpa Sayap
11 Episode 11. Tanggung Jawab Seorang Istri
12 Episode 12. Ini Hak-Ku
13 Episode 13. Kemarahan Alfin
14 Episode 14. Terasa Sakit
15 Episode 15. Salah Paham
16 Episode 16. Aku Ikhlas
17 Episode 17. Benar-benar Terenggut
18 Episode 18. Kebohongan Hanin
19 Episode 19. Satu Masalah Banyak Kebohongan
20 Episode 20. Kesedihan Andira
21 Episode 21. Harus Siap Berbagi Jiwa Raga
22 Episode 22. Kesaksian Arman
23 Episode 23. Rencana Arman
24 Episode 24. Syarat Untuk Hanin
25 Episode 25. Kabar Duka
26 Episode 26. Terlihat Senang Tapi Tertekan
27 Episode 27. Saat Yang Tidak Tepat
28 Episode 28. Semua Adalah Kehendak
29 Episode 29. Kesedihan Arkhan
30 Episode 30. Diminta Jujur
31 pengumuman penting
32 Episode 31. Izin Dari Alfin
33 Episode 32. Merasa Iri
34 Episode 33. Bahagia Atau Sedih
35 Episode 34. Tak Ingan Ada Yang Tahu
36 Episode 35. Aku seperti Musuhmu
37 Episode 36. Selalu Salah
38 Episode 37. Ketabahan Andira
39 Episode 38. Hanya mimpi
40 Episode 39. Pasrah
41 Episode 40. Arti Sebuah Kejujuran
42 Episode 41. Kabar Menyakitkan
43 pengumuman
44 Episode 42. Kepura-puraan Hanin
45 Episode 43. Terungkap
46 Episode 44. Demi Kesehatan Abah
47 Episode 45. Satu Kebohongan Yang Terungkap
48 Episode 48. Akhir dari sebuah Masalah
Episodes

Updated 48 Episodes

1
Episode 01: Awal Poligami Itu Terjadi
2
Episode 02. Ikhlas Berbagai
3
Episode 03. Mengikhlaskan Suami Menikah Lagi
4
Episode 04. Sahabatku Tidak Izinkan Alfin Berpoligami
5
Episode 05. Ikhlas Atau Hanya Karena Tekanan
6
Episode 06. Mengantar Calon Istri Suamiku Kebutik
7
Episode 07. Hari Pernikahan Suami-ku
8
Episode 08. Kegelisahan Andira
9
Episode 09. Aku Harus Pulang
10
Episode 10. Seperti Burung Tanpa Sayap
11
Episode 11. Tanggung Jawab Seorang Istri
12
Episode 12. Ini Hak-Ku
13
Episode 13. Kemarahan Alfin
14
Episode 14. Terasa Sakit
15
Episode 15. Salah Paham
16
Episode 16. Aku Ikhlas
17
Episode 17. Benar-benar Terenggut
18
Episode 18. Kebohongan Hanin
19
Episode 19. Satu Masalah Banyak Kebohongan
20
Episode 20. Kesedihan Andira
21
Episode 21. Harus Siap Berbagi Jiwa Raga
22
Episode 22. Kesaksian Arman
23
Episode 23. Rencana Arman
24
Episode 24. Syarat Untuk Hanin
25
Episode 25. Kabar Duka
26
Episode 26. Terlihat Senang Tapi Tertekan
27
Episode 27. Saat Yang Tidak Tepat
28
Episode 28. Semua Adalah Kehendak
29
Episode 29. Kesedihan Arkhan
30
Episode 30. Diminta Jujur
31
pengumuman penting
32
Episode 31. Izin Dari Alfin
33
Episode 32. Merasa Iri
34
Episode 33. Bahagia Atau Sedih
35
Episode 34. Tak Ingan Ada Yang Tahu
36
Episode 35. Aku seperti Musuhmu
37
Episode 36. Selalu Salah
38
Episode 37. Ketabahan Andira
39
Episode 38. Hanya mimpi
40
Episode 39. Pasrah
41
Episode 40. Arti Sebuah Kejujuran
42
Episode 41. Kabar Menyakitkan
43
pengumuman
44
Episode 42. Kepura-puraan Hanin
45
Episode 43. Terungkap
46
Episode 44. Demi Kesehatan Abah
47
Episode 45. Satu Kebohongan Yang Terungkap
48
Episode 48. Akhir dari sebuah Masalah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!