...Ketika kita merasa tidak ada yang perduli, ingat satu hal, ada Allah dan mereka para sahabat yang masih punya kasih sayang untuk kita....
Seperti mimpi, tapi nyata, kedatangan seorang wanita dan seorang laki-laki yang mengejutkan Andira, dia adalah sahabat sejak masih SMP, Arkhan dan Arumi, sepasang suami istri yang lama tinggal di Australia. Kehadirannya yang tiba-tiba muncul, membuat Andira sangat bahagia, karena sosok yang di rindu akhirnya datang. Sahabat yang biasa menjadi tempat bertukar pikiran atau pendapat, dan sekarang datang dalan waktu yang tepat.
Andira memeluk Arumi, tanpa sadara Andira menangis, dan membuat Arumi heran.
“Sebegitu rindukah kamu kepadaku? Kenapa kamu sampai menangis seperti ini.” Tanya Arumi heran.
“Kenapa tidak meneleponku kalau mau datang, aku kan bisa menjemputmu,” Ujar Andira melepas pelukannya.
“Kamu dan Alfin sehat kan? Dan keadaan Abah sama Umik juga sehat kan?” Tanya Arkhan.
Membuat Andira ingat jika masih ada yang belum tahu masalah di dalam keluarganya. Dia adalah Ibu Anisa dan Bapak Ahmah.
“Alhamdulillah, Sehat semua.” Jawab Andira menyimpan kesedihannya dalam senyum kepura-puraan.
“Syukurlah.”
Mereka langsung masuk, dan duduk di ruang tengah, Alfin yang mendengar kedatangan Arkhan langsung keluar dari kamar.
“Hei, Arkhan!”
“Wah tambah gemuk saja kamu,”
“Ya, karena Andira merawatku dengan baik,”
Mereka tertawa, sesaat lupa pada kesedihannya. Tapi entah apa yang akan terjadi jika Arkhan dan Arumi tahu. Jika ada luka dalam yang sedang Andira dan Alfin simpan.
“Eh lupa, ini oleh-oleh untuk kalian.” Andira mengambilnya, seperti biasa baju caupel untuk Andira dan Alfin.
“Itu husus buat kalian, dan aku sudah merangkai kata indah dan foto kemesraan kalian di kaos itu.” Ujar Arumi.
“Terimakasih ya, kamu selalu ingat.”
“Kalian pasti belum makan, katakan mau akan apa, aku pesankan,”
“Kita sudah makan di dekat bandara tadi, sekarang kita mau istirahat dulu.”
“Ya sudah, tempat kalian masih sama, istirahat dulu, kita lanjut besok.” Ujar Andira.
“Siap Nyonya Alfin yang makin cantik,”
Andira hanya tersenyum, mereka berdua langsung ke kamar yang biasa di tempati. Alfin dan Andira juga sama-sama istirahat.
Pagi hari setelah sholat subuh, Andira langsung ke dapur, seperti biasa menyiapkan kopi untuk Alfin. Tapi pagi ini, Andira harus menyiapkan kopi untuk Arumi dan Arkhan juga. Datang Arumi menghampiri Andira.
“Aku pengen makan sayur asam dan ikan asin masakan kamu,”
“Kalau begitu kita ke depan, sebentar lagi pedagang sayur keliling datang.”
“Oke, aku sekalian di belikan jajanan jawa, kayak lupis yang biasa Umik buat. “
“Kamu tinggal pilih aja tar lagi, banyak macamnya.”
Mereka langsung menuju halaman depan, duduk di taman yang ada di halaman rumah Andira., menunggu pedagang sayur keliling sambil menikmati suasana pagi yang masih sejuk.
“Sayur-sayur,” Teriak pedagang sayur tersebut.
Andira dan Arumi segera pergi ke jalan. Dan menghampiri mobil pick up si penjual sayur.
“Dipilih-pilih mbak,”
“Iya, pak ujang.”
“Bagaimana masalah Mas Alfin Mbak, apakah sudah beres, saya kepikiran sejak kemaren.” Ujar Pak Ujang yang ikut membantu mengangkat tubuh Bapak Ilham saat kecelakaan. Arumi menoleh kearah Andira, masih pelum tahu masalah yang terjadi.
“Sudah selesai di urus Pak,” Jawab Andira singkat.
“Syukurlah, kalau mau damai,”
“Iya,”
Tiba-tiba saja, ada tetangga Andira yang menyahut, membuat Arumi terkejut. Sedangkan Andira berubah menjadi sedih kembali.
“Mbak Andira yang sabar ya, tapi, lebih baik jangan mau jika harus di dua Mbak, kalau masuk penjara tidak akan seumur hidup, tapi di madu akan seumur hidup. Apalagi yang salah yang di tabrak.”
Andira menunduk, dia langsung mengambil belanjaannya dan meninggalkan uang lalu pergi. Para tetangga bukan benci, tapi iba melihat kesedihan Andira yang memilih di madu.
Arumi masih belum tahu apa yang terjadi, dia mengejar Andira yang berlari masuk halaman rumahnya dan duduk di taman itu kembali. Arumi mendekat, dan duduk di samping Andira.
“Apa yang kamu sembunyikan dariku? Kenapa sejak tadi para tetanggamu membicarakan hal yang sama dengan pedagang itu. Ada apa sebenarnya? Kenapa kamu tidak bercerita kepadaku, kesedihanmu adalah kesedihanku, kebahagiaanmu adalah kebahagiaanku. Ceritakanlah Andira, Aku tidak mau kamu sedih, aku tidak mau kamu terluka, siapapun yang akan menyakiti kamu, aku yang ada di depan untuk membelanya.”
“Aku berusaha menutupi ini karena aku tidak ingin kamu kepikiran. Aku pikir kamu tidak akan datang ternyata kamu datang diwaktu yang tidak tepat, waktu di mana aku ingin menutupi semuanya, tapi ternyata, kamu datang dan akan tahu segalanya.” Jawab Andira sedih.
“Ceritakanlah mungkin dengan bercerita kepadaku, sedikit bebanmu akan berkurang, dan aku akan selalu ada untukmu karena kamu sudah seperti saudara kandungku sendiri.”
Andira bercerita semua yang terjadi dari awal sampai akhir. Arumi terdiam dia terkejut dan terperangah dengan kabar itu betapa besar ujian sahabatnya, yang sedang menghadapi hal yang sulit untuk dipilih.
“Apa kamu setuju suamimu menikah lagi? Atau kamu memilih mundur dari semua ini, demi kebahagiaan Alfin? Jujur, aku tidak setuju kamu diduakan.”
“Jika aku memilih Mas Alfin, dipenjara, itu artinya aku egois. Hanya mementingkan diriku sendiri, yang aku pikirkan adalah masa depan anakku, dan kesehatan merrtuaku. Aku tidak ingin mereka sedih melihat anaknya ada di dalam tahanan. Begitu juga dengan anakku, aku tidak mau suatu saat nanti dia malu mempunyai seorang ayah bekas narapidana, sudah aku pikirkan matang-matang, apa resikonya untukku. Tapi, aku berusaha ikhlas untuk menghadapi ini semua. Aku hanya ingin, Mama dan Papa
bahagia, melihat Mas Alfin baik-baik saja.”
“Tanpa kamu memikirkan perasaanmu, kamu akan sakit hati, kamu akan menderita, bukan hanya sebentar tapi seumur hidupmu. Bohong Jika kamu ikhlas, bohong Jika kamu akan bersabar terus menerus, suatu saat nanti wanita itu akan berubah, dia tidak akan terus lembut, dia pasti akan mempunyai sifat ingin memiliki seutuhnya. Aku tidak setuju dengan pernikahan Alfin. Lebih baik melihat Alfin dipenjara. Pada suatu saat nanti, dia akan terbebas. Dari pada aku melihat kamu menderita tapi kamu tidak akan pernah terbebas yang namanya poligami.” Ujar Arumi meneteskan Air mata.
Arumi tidak sanggup melihat Andira bersedih, setelah tahu semua permasalahannya Arumi menjadi sangat terluka dia ikut menangis melihat kesedihan Andira.
“Aku mohon biarkan aku dengan keputusanku doakan saja aku semoga aku bisa menjadi wanita kuat wanita solehah wanita seperti siti Aisyah yang ikhlas ketika Rosullullah menikah lagi,”
“Andira aku mohon, kamu pikirkan lagi matang-matang. Kamu jangan samakan dengan Siti Aisyah kamu bukan Beliau yang terlahir sebagai wanita istimewa, dan Alfin tidak mempunyai sifat seperti Baginda kita Nabi Muhammad SAW. Yang mempunyai kelebihan dan mukjizat luar biasa. Atau seperti para ulama’, Alfin itu hanya laki-laki biasa, yang tidak akan berlaku adil seterusnya. Apa kamu sanggup Jika setiap hari kamu satu atap dengan wanita lain dari suamimu? Aku mohon Andira, pikirkan lagi.”
Andira diam, mencerna apa yang di katakan Arumi, mencoba memahami semua yang terjadi. Tapi entah kenapa seperti di hantam angin kencang, yang membuat tubuhnya lemas dan tidak berdaya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩIr⍺ Mυɳҽҽყ☪️ՇɧeeՐՏ🍻𝐙⃝🦜
haahhhhh....setiap part nya bikin nyesekkkkk thor😥😥 Arumi sahabat terbaik, betul apa yg mba Arumi katakan, hatimu akan tersakiti terus Andira pikirkan lagi, karna walau bagaimana pun berbagi suami sangat menyakitkan...mulut bisa berkata ikhlas namun hatimu tak bisa dibohongi.
2021-10-21
1
Mesra Jenahara
Benar tuhh apa yg d bilang Arumi..sangat sangat setuju..pikirkan k depanya..
2021-10-02
1
Ina Zahra
yg tabah y andira untuk diri sendri,, untuk arumi kmu shabat trbaik.. untuk authornya smangat up nya 💪💪
2021-10-02
2