Liana tak percaya mantranya berhasil.
"Hah Tuan D kamu beneran datang, jadi kamu juga merangkap sebagai jelangkung?" tanya Liana dengan polosnya.
Cetuk
Tuan D memberi sentilan di jidat Liana. Dan dengan reflek Liana memukul lengan Tuan D.
"Akhhh sakit," ucap Liana seraya mengusap dahinya dan beranjak duduk.
"Biar sedikit pintar sayang jadi butuh sentilan," ucap Tuan D asal.
"Bukannya tambah bodoh ya kalo kepala tuh terus-menerus terkena pukulan," sahut Liana tak mau kalah.
"Itu bukan pukul sayang, tapi menyentil hehe. Aku mana tega mukul kamu," ucap Tuan D dengan tersenyum menggoda Liana.
"Ahh terserah tuan sajalah, Tuan D pangeran Drakula yang maha benar," ucap Liana sengaja memuji dengan maksud lain tetapi Tuan D sudah tersenyum puas.
"Ada apa sayang, kenapa manggil aku hemm?" tanya Tuan D seraya duduk di kursi meja rias yang terletak disebelah tempat tidur Liana.
"Gini, anu...mmmm, Tuan D dapat undangan dari Ayah,"
"Undangan? mana undangannya?" tuan D meminta undangan berupa kertas.
"Ih bukan undangan itu, tapi Tuan D di undang makan malam dengan keluargaku, di rumah ini,"
Tuan D terdiam, sebenarnya dia belum siap menunjukan dirinya di hadapan keluarga Liana.
"Ehemmm Tuan... " seru Liana seraya mengibaskan tangannya di depan wajah Tuan D yang terlihat melamun.
Kemudian muncul ke isengan Liana, Ia pun mengambil bawang putih yang di simpan di lacinya. Semenjak pertemuannya dengan Drakula Liana mulai menyimpan bawah putih di laci meja rias dekat tempat tidurnya.
Kemudian bawang itu di tempelkan di lubang hidung Tuan D yang besar. Tuan D mencium aroma bawang tetapi tidak bereaksi apapun.
"Tuan D gak takut sama bawang?" tanya Liana
"Gak ngefek tuh, sini bawangnya," pinta Tuan D seraya memakan bawang yang masih di pegang Liana. Dengan nikmat ia memakannya seperti cemilan.
"Hah jadi yang di katakan di berita kalau Drakula takut bawang itu salah?" tanya Liana
"Itu benar tapi itu hanya berlaku bagi Drakula jaman kuno,"
Liana mengernyitkan alisnya, "apa bedanya jaman dulu dan jaman sekarang bukankan kalian itu drakula berasal dari spesies yang sama.
Tuan D tertawa, lalu ia mengangkat jarinya menunjukkan cincin, mengingatkan kembali pada Liana jika Tuan D dalam mode bertingkah seperti manusia.
"Hemmh pantas saja, lalu apa yang terjadi jika cincin itu dilepas, apakah wajahmu akan terlihat tua dan menyeramkan? ayo lepas Tuan, aku ingin lihat seperti apa dirimu jika tak punya gigi haha," ucap Liana yang terus saja melontarkan banyak pertanyaan.
"Aku tak memakai cincin itu, saat malam dimana kau memohon padaku untuk menolong mu dari preman, dan disaat aku menelan semua darah hingga mengering tanpa sisa, itulah aku Liana. Dan saat itu aku benar-benar ingin menyantap mu, " ucap Tuan D yang kemudian menyeringai menunjukkan taringnya.
Deg
Baru kali itu Liana melihat Tuan D dengan taring yang sedikit memanjang dan sangat runcing. Seketika ia menelan salivanya. Kemudian Liana tertunduk dan berkata, " Maaf Tuan, Aku hanya bercanda,"
Tuan D berpindah duduk ke samping Liana dan membelai rambut indahnya.
"Lian, apa kamu masih takut dengan ku? apa yang membuatmu takut?"
Liana menganggukkan kepala, "Iya, aku takut saat taring mu yang tiba-tiba sedikit bertambah panjang dan aku takut jika Tuan tidak bisa mengontrol diri dan lalu menghisap darahku,"
"Bagaimana bisa kamu akan membuka hatimu sementara kamu masih takut. Tatap mataku Lian," sahut tuan D
Liana kemudian menatap Tuan D. Jika dilihat dari dekat bola matanya sangat bagus, berwarna coklat kemerahan.
"Jika aku bisa memilih kapan aku lahir. Aku akan memilih dilahirkan di tahun kelahiran mu dan memilih terlahir sebagai manusia. Merasakan suka duka bersamamu, menua bersamamu hingga maut memisahkan kemudian kita akan bertemu lagi di alam yang berbeda. Aku tahu batasan ku dan aku akan menjaga berlian di hadapanku ini." ucap Tuan D yang membuat hati Liana meleleh.
"Baru kali ini Aku lihat Drakula bucin abis hehehe," sahut Liana seraya tertawa kecil.
Tuan D hanya bisa menghela nafas, wanitanya sungguh tidak bisa membedakan mana waktu serius dan bercanda.
"Liana," teriak Arin yang memanggil Liana dari luar kamar dan langsung membuka pintu kamar.
Whuuuss
Tuan D menghilang dengan cepat.
"Kenapa kak?" tanya Liana
"Kau belum mandi juga?" Arin balas bertanya seraya melihat seisi ruang kamar Liana.
"Ini mau mandi, kak Arin cari apa?" balas Liana
"Aku seperti mendengar suara pria, kau sembunyikan dimana dia?" Arin berusaha untuk memergoki Liana
"Pria mana ada? oh tadi aku lagi denger radio," ucap Liana berbohong.
"Jangan coba-coba berbohong Lian, lihat saja aku pasti akan menemukan pria yang kau sembunyikan itu." ucap Arin dengan memicingkan matanya.
Setelah Arin menutup pintu, Tuan D berbisik ditelinga Liana tanpa memperlihatkan dirinya.
"Nanti malam aku pasti akan datang, siapkan dirimu dan jangan cemburu karena setelah itu Arin akan mengejar ku," ucap Tuan D dengan sombongnya.
5
Whuusss kemudian Tuan D menghilang.
"Hah Tuan D pikir dia siapa? aku, cemburu dengan Arin? tidak akan," ucap Liana yakin, setelah itu Ia bergegas pergi ke kamar mandi.
****
Di ruang makan
Liana selalu datang terakhir dan tentu saja makanan yang di dapat hanyalah sedikit. apalagi Doni dan Dona masih menginap di rumahnya.
"Arin, untuk pesta pertunangan mu nanti sudah berapa persen persiapannya?" tanya Yuan Ye yang selalu memantau pesta yang akan nanti digelar.
"Sudah 90% Ayah, hari ini mereka akan selesai mendekor gedungnya dan nanti siang Aku dan Ibu akan melihatnya ke sana. Untuk makanannya juga sudah disiapkan EO, tinggal membagikan beberapa undangan," jawab Arin menjelaskan.
"Bagus lah kalau begitu, Ayah juga sudah mengundang Klien besar Ayah. Jangan permalukan Ayah, terutama kamu Liana, jangan bertingkah macam-macam." ucap Yuan Ye memperingatkan.
"Hanya sekedar acara pertunangan kenapa sangat mewah segala sih, acara itu kan bisa di rumah. Rumah kita juga besar dan cukup mengundang mereka. Kita seharusnya berhemat." ucap Liana memberi saran.
"Liana, Aku tidak ingin Ibu kerepotan mengurus semuanya, jika dirumah nanti siapa yang akan membersihkan semuanya kalau acara sudah selesai nanti?" jawab Arin dengan alasan klasik.
"Kan ada asisten rumah tangga, kita juga bisa membantu membersihkan hitung-hitung olahraga kan?" jawab Liana
"Sudah-sudah persiapannya juga sudah mau selesai, Lian kakakmu itu sangat baik. Dia selalu memikirkan kita karena tidak mau merepotkan anggota keluarganya, sebaiknya kamu berterimakasih pada kakakmu," ucap Ibu Liana.
"Tante, sepertinya Liana butuh olahraga kalau begitu berikan saja ia pekerjaan rumah setiap harinya," ucap Dona dengan bibir mencibir
"Dona benar kalau begitu mulai hari ini kita akan berlakukan pekerjaan rumah, Dona dan Doni kalian bertugas menyapu dan mengepel di pagi hari sedangkan Liana dan Arin menyapu dan mengepel sore nanti. Dan Ibu, membantu memasak ya Bu, Sedangkan Ayah sore nanti akan membersihkan kebun halaman kita. Bagaimana apakah semuanya senang?" ucap Yuan Ye yang bersikap adil.
Dona kesal karena termakan omongannya, semua orang melirik ke arah Dona karenanya mereka semua jadi kena getahnya. Sedangkan Liana tertawa kecil dan melihat Dona. Hanya menyapu dan mengepel rumah hal yang sangat mudah.
"Liana jangan lupa untuk mengajak pria tadi makan malam disini," ucap Yuan Ye
"Uhuk-uhuk," Liana yang sedang makan menjadi terbatuk-batuk, ia lalu menengguk minuman untuk menghilangkan batuknya.
"Iya Ayah, nanti Liana akan mengajaknya,"
"Hah kamu sudah punya pacar lagi Liana? baguslah dengan begitu kamu tidak akan bisa menggoda Rey lagi," ucap Arin.
"Siapa yang menggoda, itu bukannya kamu ya, dia kan mantan aku, jadi yang penggoda itu kamu," balas Liana.
Lagi-lagi Kakak beradik ini bagaikan kucing dan tikus. sebentar-sebentar berbaikan sebentar lagi bertengkar bahkan hanya untuk hal sepele.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
⏤͟͟͞R🍌 ᷢ ͩ𝑚𝑖𝑠𝑡𝑒𝑟ᵇᵃⁿᵃⁿᵃ
sa ae judul partnya drakula bucin
2022-11-19
0
ImNick
balasan menohok.. Good Girl
2022-10-23
0
ImNick
🤣🤣🤣🤣
2022-10-23
0