"Aku? Bagaimana bisa? Aku bahkan tidak punya kekuatan!" Pekik Liana.
"Karena kamu lahir pada bulan purnama, tepatnya saat purnama ketujuh dan saat bulan itu membentuk sempurna dan di saat kelahiran mu...." Tuan D berhenti, dia pikir belum saatnya dia menceritakan kebenarannya.
"Pada saat kelahiran ku? Kenapa berhenti? Apa yang terjadi di saat kelahiran ku?"
"Pada saat kelahiran mu, aku ada disana. Lalu aku menggenggam tangan kecil mu menatap mata mu dan disitulah aku mulai mencintaimu. Kemudian terjadi kebakaran di dekat rumah sakit. Aku meninggalkanmu dan membantu korban kebakaran. Saat itulah aku kehilangan jejakmu." Tuan D sedikit merekayasa kebenarannya. Baginya cukup separuh saja yang perlu wanita itu ketahui yaitu karena Liana lahir di bulan purnama dan selebihnya hanya kebohongan.
"Cinta? Aku masih bayi yang baru saja menetas lalu kamu sudah merasakan cinta?"
"Hemm aku sedikit membaca masa depanmu. Dan kamu cantik, hati mu, sifat mu, terlebih senyummu." Aku Tuan D yang bingung mencari alasan.
"Sudahlah, Aku tetap tak percaya omong kosong soal Tuan D mencintai ku bahkan saat aku bayi."
Hemm gadis ini tak mudah dibohongi.
"Lian sebaiknya kita cepat pergi, aku merasakan hawa berbahaya," ajak Tuan D kemudian ia beranjak dari duduk nya dan memasuki mobilnya disusul Liana di belakang.
Tak berapa lama setelah mereka pergi terdengar suara dentuman hebat di tempat mereka berbincang tadi.
Duaaar
Liana berbalik ke belakang dan melihat api sudah melahap tanaman di sekitar tempat mereka duduk berbincang tadi.
"Nyaris," gumamnya
"Sebenarnya jika kita tidak berpindah pun kita masih akan aman. Karena ada portal pelindung, tetapi aku tidak ingin membuatmu takut," ujar Tuan D yang sudah tidak merokok.
"Siapa yang melemparkan bom? Apakah drakula itu? Lalu kenapa mereka bisa tahu jika kita tadi ada disitu? Bukankah kata tuan sudah terpasang portal gaib."
"Terpasang portal gaib bukan berarti kita tidak terlihat sayang, haha jadi bayanganmu tentang portal gaib itu seperti apa?" Tanya Tuan D terkekeh.
"Hemm ku pikir selain mereka tidak bisa masuk ke lingkaran portal itu, kita juga tak akan terlihat," sahutnya polos.
Tuan D terus tertawa, Liana menyukai tawa pria itu. Seharusnya pria itu terus tertawa agar aura mistisnya tidak nampak.
***
Tak berapa lama mereka sampai di kediaman Yuan Ye, Liana turun dari mobil dengan malas. Sejujurnya dia lebih memilih tinggal di jalanan dari pada harus bertemu keluarganya itu.
Tuan D ikut turun karena melihat Liana yang tak segera masuk
"Ada apa?" Tanyanya.
"Rumah ini seperti neraka," ucap Liana seraya menunjuk rumah Ayahnya.
"Mereka belum tahu siapa aku, aku akan memberinya pelajaran jika menyakiti kekasihku lagi," Tuan D melangkah masuk begitu saja.
"Jangan Tuan, kau hanya akan menambah masalah," ucap Liana seraya menghadang Tuan D dengan mendorong dada bidangnya.
Tuan D tetap ingin masuk, Liana terus mencegahnya sembari memikirkan cara untuk menghalanginya.
"Kalau Tuan memaksa masuk, aku tidak akan pernah membuka hatiku untuk Tuan D," ancam Liana.
Ia berharap ancamannya berhasil. Tetapi itu artinya, jika Tuan D tidak benar-benar masuk, dia akan membuka hatinya untuk pria itu. Liana termakan omongannya sendiri.
Tuan D menghentikan keinginannya untuk masuk. Dia mendengarkan ucapan Liana barusan.
"Oke aku tidak akan masuk. Jadi itu artinya...?"
"Aku a-aku ... . akan membuka hatiku dan mencoba mencintaimu, sudah sana pulanglah," perintah Liana seraya mendorong kembali tubuh Tuan D.
Liana merasakan keanehan, jantung Tuan D berdetak.
"Tuan, kau... berdetak?" tanya Liana keheranan. Setahu dirinya, drakula itu tak berdetak, jantungnya telah mati.
"Iya, dan itu berkat cincin ini," ucap Tuan D seraya menunjukkan cincin di jari tengahnya.
"Di dalamnya ada tetes darahmu. Jika aku memakai cincin ini. Aku merasa seperti manusia berdetak. Tetapi kekuatan yang aku miliki juga akan terbatas."
"Seperti manusia, lalu apakah akan merasakan sakit juga?" tanya Liana.
"Iya, aku juga bisa menahan keinginan ku untuk tak menghisap mu. "
"Kalau begitu jangan pernah lepas cincin itu,"
"Kalau tak dilepas aku tak bisa melindungi mu, karena kekuatanku akan terbatas,"
"Cincin yang unik, Tuan aku mau satu, untuk berjaga-jaga jika aku bertemu dengan drakula lainnya, akan ku pakaikan cincin itu," ucap Liana dengan polosnya.
"Haha, bukan begitu cara kerjanya. Cincin itu akan bekerja hanya jika diberi tetesan darah dari jodoh kita," ucap Tuan D
"Jangan bilang aku jodohmu, jodoh itu hanya Tuhan yang tahu,"
"Jodohku, maunya ku dirimu," sahut Tuan D seraya menatap Liana penuh cinta
"Kayak lagu deh, itu lagu kan?" Liana merusak momen romantis.
Tuan D mengepalkan tangannya sendiri, ia gemas dengan tingkah Liana.
Dari dalam rumah ada suara seseorang, sepertinya penghuni rumah itu sudah mulai bangun. Liana segera menyuruh Tuan D pergi kemudian akhirnya masuk dengan cepat. Dia takut keluarganya akan bertemu dengan Tuan D.
Begitu Liana masuk dan menutup pintu dengan pelan. Lampu ruang tamu menyala secara tiba-tiba.
"Siapa dia? Seorang pria? Rupanya putriku ini sudah mulai berbohong?" Tanya Yuan Ye.
"Dari mana saja kamu Lian, hemm?" tanya Raline, Ibunya Liana .
"Aku dari rumah Tri, memangnya tidak boleh jika aku pulang cepat. Itu teman kampusku, kami bertemu dijalan," jawab Liana.
"Benar begitu? Kamu tidak tidur dengan pria itu kan?" Selidik Yuan Ye.
"Ayah, aku tidak tidur dengannya, sungguh. Saat aku berjalan kaki pulang kemari, kami bertemu di jalan, dan dia hanya mengantarku, itu saja," jawab Liana yang kesal karena Ayahnya selalu menaruh curiga.
"Berapa nomer teleponnya, Ayah ingin bicara dengannya,"
"Ayah, kenapa jika Aku pulang pagi Ayah bertanya ini itu seakan aku tidur dengannya. Tapi kemarin kak Arin pulang pagi, Ayah tidak menuduhnya yang bukan-bukan, kenapa Ayah tidak pernah percaya padaku?" Tanya Liana yang berharap Ayahnya juga mempercayainya.
"Itu karena Ayah menyayangimu, Ayah tidak ingin kamu terlalu bergaul dengan bebas," jawab Yuan Ye
"Baiklah itu alasan yang masuk akal, tapi Aku tidak punya nomernya," jawab Liana yang memang tidak memiliki nomer Tuan D.
"Kamu pasti bohong kan Liana?" Selidik ibunya.
"Kalau begitu ajak dia makan malam dengan kita nanti, sudah sana masuk dan bersihkan dirimu," ucap Yuan Ye.
"Ya yah, terimakasih. Aku permisi," ucap Liana yang masih bersikap santun dengan orang tuanya.
Apa??? makan malam! Niat ingin menjauhi Tuan D tapi sekarang malah akan mendekatkan Tuan D dengan keluargaku. Bagaimana caraku menghubunginya. Aku bahkan tidak mempunyai nomernya.
Liana masuk ke kamar, membanting dirinya ke kasur kesayangannya. Lelah menyelimuti dirinya juga pikirannya, terlebih tentang Tri sahabatnya. Kenapa Tuan D melarang Liana berdekatan dengan Tri.
"Apakah Tri punya niat buruk terhadap ku? Aku tak yakin. Siapa yang harus ku percayai?" gumam Liana pada dirinya sendiri
"Arghhh kenapa Ayah malah menyuruh drakula itu kemari. Bagaimana cara menghubunginya? apakah aku harus menghentakkan kaki tiga kali? atau mandi kembang tujuh rupa? Arghhh aku pusing," gumam Liana seraya mengacak-acak rambut panjangnya.
"Tuan D..Tuan D, datanglah ke pestaku. Datang tak dijemput, pulang tak di antar.”
Dengan mata terpejam Liana menyebutkan mantra seperti mantra memanggil jelangkung.
"Tunggu Liana itu bukannya mantra pemanggil jelangkung, dia drakula bukan jelangkung hehe, tapi tak ada salahnya dicoba, sekali lagi," gumam Liana sembari terkekeh
Liana memusatkan pikirannya, dia fokus membayangkan wajah Tuan D kemudian memanggilnya dengan serius.
"Tuan D..Tuan D, datanglah ke pestaku. Datang tak di jemput, pulang tak di antar.”
"Liana, kau memanggilku?"
Suara pria yang tak asing di telinganya, Liana lalu membuka matanya.
"Aaaaaaa...." pekik Liana, dirinya sangat terkejut karena pria yang dipanggil Tuan D kini sudah berada di hadapan wajah Liana yang masih terbaring di kasur.
Liana tak percaya mantranya berhasil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Iin Karmini
mantra buat jelangkung ampuh jga buat manggil babang drakula😁
2023-02-16
0
🔵🍁⃟𐍹 𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆 ⬪ᷢ♛⃝꙰ ❤
mantra baru ya Liana cara manggil drakula
2022-11-19
0
🍁𝕬𝖓𝖉𝖎𝖓𝖎•𖣤᭄æ⃝᷍𝖒❣️HIAT
wahh berarti liana udah panjer kali ya sama tuan D😁
2022-11-19
0