Di sebuah ruangan besar dan gelap. Liana terbangun karena mendengar suara langkah kaki yang bergema. Pintu ruangan itu terbuka. Pandangan Liana samar-samar karena ruangan itu sangat gelap, sedangkan dibalik pintu ruangan itu sangat bercahaya terang.
Pintu yang terbuka tadi tertutup kembali hingga suara gema bersahut-sahutan. Ruangan kembali gelap. Ingin rasanya gadis itu melihat siapa yang datang. Saat Liana hendak beranjak bangun. Matanya terbelalak mendapati kedua tangannya sedang di rantai. Ternyata dirinya berada di lantai saat itu dan kedua tangannya di rantai dengan rantai besi yang menjulur panjang.
"Dimana Aku?" gumam Liana
Terdengar kembali suara langkah kaki yang bersepatu hak fantofel mendekatinya. Sepatu laki-laki.
Mata Liana memandang mencoba melihat dalam kegelapan yang sangat minim cahaya. Seseorang berjubah panjang. Ketika pandangannya sampai pada wajah orang itu. Wajah pria itu tiba - tiba berada persis di hadapan wajah Liana. Liana dikagetkan olehnya hingga menjerit histeris.
Sontak saja Liana langsung memundurkan dudukannya hingga punggungnya menabrak dinding. Bagaimana tidak terkejut, wajah pria asing itu pucat dengan mata putih dan bergigi taring yang panjang serta sedikit darah dalam mulutnya.
"Hahaha, sudah lama aku tak mendengar teriakan seperti ini ketika mereka melihatku," ucap pria itu.
"Hiks... siapa kau! kenapa aku dirantai...?" ucap Liana ketakutan.
Pria itu menjentikkan jarinya, tak berapa lama 8 obor yang terpasang mengelilingi dinding yang tinggi itu menyala.
Terlihat ada banyak wanita seperti Liana yang dirantai. Bahkan beberapa diantaranya ada yang jatuh tersungkur dan berdarah. Ada yang sedang di hisap darahnya dari leher, bahkan ada yang sedang menghisap darah itu dari lengan yang sudah terpotong. Mereka makhluk lain, manusia menyebutnya dengan sebutan drakula.
Pemandangan itu membuat Liana takut dan seketika menjadi mual. Pikirannya kini kosong, hanya dapat memikirkan cara bagaimana dia bisa keluar dari penjara itu dengan segera.
"Tolong lepaskan aku, aku tak ingin menjadi seperti kalian!" Liana berkata sambil menangis seraya menutupi wajahnya dengan kedua tangannya yang di rantai dengan rantai panjang
Pria dihadapannya kini semakin tertawa terbahak-bahak. Dia lalu mengangkat Liana berdiri dengan kekuatan yang keluar dari tangannya. Tangannya mengelus kepala Liana kemudian ia menyentuh pipi mulus Liana dengan satu jari telunjuk yang mempunyai kuku panjang. Sentuhannya turun ke leher dan semakin turun.
Tubuh Liana tak dapat bergerak atau memberontak. Ia teringat hal yang dilakukan Tuan D saat menyelamatkannya. Tuan D melakukan hal yang sama membuat tubuh korban melayang tak dapat bergerak sama sekali. Seperti itulah dia saat ini.
Matanya terpejam, ia tak ingin melihat apa yang akan dilakukan Pria drakula dihadapannya kemudian. Tubuhnya bergetar ketakutan.
"Aku menginginkan jantungmu hidup-hidup, kau sangat special, aroma mu membuat ku kembali hidup," ucap pria itu dengan berbisik di telinga Liana.
Lantas pria itu menjulurkan lidah panjangnya ke dalam telinga, bau nafas pria itu sangat menjijikan, aroma anyir sepertinya drakula itu baru saja memangsa korbannya. Aroma yang membuat Liana ingin muntah
Saking takutnya Liana tak sengaja memanggil Tuan D di dalam hatinya dan mengucapkan sebuah perjanjian.
Aku akan menuruti semua keinginanmu hingga akhir hidupku, tapi selamatkanlah aku dan tetap biarkan aku menjadi manusia.
Tanpa sadar Liana telah menjual jiwanya pada Tuan D.
Whuusss
Bagaikan kilat Tuan D datang bersama angin hingga memadamkan api obor bersamaan dan seketika itu juga melepaskan Liana dari rantai yang di jerat drakula jahat.
Liana dibawa ke dimensi yang berbeda, ia sendiri pun tak tahu. Matanya masih terpejam saking takutnya.
"Hey cantik, bukalah matamu. Aku disini jangan takut," ucap Tuan D.
Dengan ragu ia membuka mata dengan sedikit mengintip. Dihadapannya kini benar Tuan D, drakula yang baik yang telah menyelamatkannya lagi.
Liana lalu melihat sekelilingnya, ia berada diatas awan. Tak jelas hari itu, apakah pagi, siang atau bahkan sore. Karena udaranya sangat sejuk tetapi juga hangat. Hal yang tak pernah ia bayangkan terjadi. Benarkah ini? Nyatakah ini?.
Liana yang masih berada di gendongan Tuan D , mereka melayang di udara. Entah kenapa Liana merasa Tuan D sangat tampan saat itu, tak ada perasaan takut lagi. Bahkan sangat nyaman. Aromanya pun wangi tak seperti drakula yang menyanderanya tadi. Liana tak sadar dirinya tersenyum sendiri.
"Apa kau baru saja mengagumi diriku?"
"Hah? hemm...." Liana tertunduk tersipu malu.
"Istirahatlah, dan ingat akan janjimu. Kau sekarang milikku," ucap Tuan D seraya mengecup kening Liana.
Liana terpejam entah kenapa ia menerima kecupan dari pria asing itu dan ketika ia membuka matanya kembali dirinya tengah berada di tempat tidur di sebuah kamar.
"Tu-tuan D?" Ucap Liana.
Ini aneh? apakah aku hanya mimpi? Tapi...tapi aku mengenal Tuan D karena aku dikejar preman yang ingin memperkosa aku. itu berarti nyata kan? ahh Ini semua pasti ada sangkut pautnya karena kak Arin.
Liana melihat jam yang ada di meja sudut kamarnya. Waktu menunjukkan pukul 7 pagi, itu artinya dia harus segera membersihkan diri dan pergi ke kampus.
Di dalam kamar mandi, Liana banyak merenung.
Dia ingat betul, Arin mengajaknya ke sebuah Lounge di salah satu hotel menghadiri pesta ulang tahun temannya. Lalu ia pamit ke toilet, sampai tempat itu tutup dia tak pernah kembali. Sepertinya Arin sengaja meninggalkannya.
"Jika kak Arin sengaja meninggalkanku dan preman itu suruhannya, maka aku akan membalas mu," ucap Liana.
Arin adalah kakak kandungnya tetapi mereka tak pernah akur sedari kecil. Biasanya anak paling ragil adalah anak yang dimanja dan disayang tapi tidak di keluarga Ye.
Bagi keluarga Ye, anak pertama adalah anak kesayangan, dimanja dan dinomorsatukan segala permintaannya. Bahkan jika orang tuanya meninggal nanti, pewaris tunggal akan diberikan kepada anak pertama. Tak heran jika terjadi perkelahian dalam keluarga besar Ye.
Liana sama sekali tak mempermasalahkan kedudukannya, baginya selama dia masih bisa sekolah dan hidup tercukupi itu sudah cukup.
Saat membilas busa-busa yang membalut badannya, ia melihat telapak tangan kanannya. Sama sekali tak ada bekas tusukan atau luka. Juga tidak ada sakit sama sekali.
"Ini pasti mimpi, hari gini gitu loh, 2021 masa sih ada drakula? ahh aku yakin ini cuma mimpi. Pasalnya aku baru aja nonton film drakula kemarin lusa, sudah pasti ini pasti terbawa mimpi gara-gara film," ucapnya yakin.
Saat selesai mandi Liana keluar dari kamar mandi dan menuju kamarnya tepat diseberang kamar mandi. Kamar mandi itu terpisah dari kamar tidur, sehingga harus sedikit waspada kalau-kalau ada tamu yang datang.
"Liana?" Sapa Arin yang keluar dari kamar Liana dengan sedikit terkejut saat berpapasan oleh Liana.
"Ya? kenapa kak? mau apa di kamarku?" Liana balas bertanya.
"Ah, Aku cuma, cuma mau pinjem baju aja kok, tapi kamu tidak ada dikamar," jawab Arin seperti ketakutan.
"Baju yang mana, pinjem aja gak papa kok? oh ya kenapa kak Arin ninggalin aku kemarin?" tanya Liana.
"Kakak gak ninggalin kok, justru kamu yang ninggalin kakak?" ucap Arin dengan nada tinggi, seolah-olah Liana yang salah.
"Eh apa ini?kok marah-marah?" tanya Yuan Ye, Ayah Liana dan Arin.
"Dia menuduhku Yah, Liana meninggalkanku di pesta itu, sampai aku terjebak di sana karena tempat itu tutup. Ayah tau sendiri kan, Aku baru pulang subuh tadi. Tapi Liana malah menuduhku jika Aku yang meninggalkannya," ucap Arin.
"Ya benar Liana, kamu jangan sembarangan menuduh, apalagi dia kakakmu. Sudah sana masuk ke kamar, pakai bajumu dulu.
"Hemm aku masuk dulu, kita bahas ini setelah aku berpakaian!" ucap Liana yang ingin meluruskan permasalahannya.
"Gawat bagaimana ini jika aku ketahuan ingin mencelakai dia." gumam Arin dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
alfy
lanjut
2024-06-26
0
🔵𒈒⃟ʟʙᴄ𝐙⃝🦜🅼ιяα🅷㊍㊍🔰π
ceritane ko serem ya
2024-01-19
1
Y⁰LªⁿDª
semoga segera ketauan deh, kasian si Liana
2022-11-20
0