Tuan D Sebenarnya

"Membawaku? Apa salahku? Kenapa mengincar ku?" Tanya Liana.

Tuan D tak langsung menjawab ia mengeluarkan rokoknya dan ingin menyalakannya.

"Eheem.. bisakah jika bersamaku Tuan tidak merokok?" Pinta Liana.

"Oke, akan ku lakukan untukmu," jawabnya seraya memasukkan kembali rokoknya ke kotak dan meletakkannya di dashboard, akan tetapi Liana mengambilnya dan memasukkannya ke dalam Tas.

"Untuk memastikan jika tuan tidak akan merokok lagi hehe," ucapnya.

"Oke, terserah kau saja. Hemm kembali ke pembicaraan tadi, sebenarnya dia mengincar mu dan ingin membawa mu agar aku keluar dan berhadapan dengannya. Musuhku tau jika kelemahan ku adalah kamu," ucap Tuan D.

Liana tak percaya, pria pembunuh dingin dihadapannya bisa lemah karenanya. Entah apakah Liana harus bangga atau malah sebuah petaka untuknya.

"Selain itu dia mengincar mu karena menginginkan dirimu sepenuhnya setelah melenyapkan ku," timpalnya lagi.

"A-aku masih tak mengerti, Dia itu siapa?" Tanya Liana.

"Aku tak bisa menyebutkan namanya, atau dia bisa melacak keberadaan mu. Dia adalah adikku, jika aku menceritakan semuanya mungkin kau bisa jenuh, "ujarnya

"Ceritakanlah, aku siap mendengarkan. Aku juga ingin tahu siapa tuan drakula yang ada di sampingku ini," sahut Liana dengan senyum.

Pria pucat tersenyum dan kemudian mulai menceritakan tentang dirinya dan kehidupannya. Tuan D menggenggam tangan Liana dan pergi ke dimensi waktu yang terjadi saat itu.

Tuan D adalah pangeran Drakula, keturunan pertama yang sah dari Raja dan Ratu Drakula yang di akui bangsanya. Saat bangsa Drakula mengalami kepunahan mereka pun serentak ingin menyerang manusia secara brutal untuk memperbanyak kaum Drakula. Aksi itu dipimpin oleh Raja atas hasutan Adik Tuan D.

Sang Ratu dan Ibunya sendiri tidak menyetujui hal itu. Termasuk Tuan D sendiri. Menurut Ratu sendiri sudah saatnya drakula dan manusia hidup berdampingan. Tapi pendapat itu ditentang oleh Raja Drakula dan beberapa Drakula lainnya dengan alasan, Drakula tetaplah Drakula yang haus akan darah dan tidak bisa berbaur dengan manusia.

Tuan D dan pengikutnya yang membelot dan menentang perintah Raja akan dimusnahkan. Akhirnya perang pun terjadi, kekuatan seimbang. Saat Ratu akan meninggalkan kastil, sang adik mengancam akan membunuh Raja jika mereka tetap pergi dan membelot. Ancamannya tak dihiraukan sang Ratu. Tak berapa lama sang Adik membunuh Raja tepat di hadapan keluarganya. Kekuatan yang ada pada sang Raja pun di serap.

Liana tak kuasa melihat itu semua, ia lalu kembali dari dimensi waktu dengan melepaskan genggaman Tuan D.

"Hah Adik mu sungguh keterlaluan Tuan. Astaga Aku tidak bisa melihatnya lagi," ucap Liana yang ketakutan.

"Ya Dia sangat kejam, lebih kejam dari Ayahku. Tapi aku tak sekejam itu terlebih pada dirimu," ucap Tuan D.

Liana melirik ke arah Tuan D, "Drakula macam apa dia?Seharusnya saat ini aku sudah menjadi santapannya," batin Liana.

"Aku bisa membaca hati dan pikiranmu Lian, Aku drakula jenis langka yang hanya ditemukan 1/1000 drakula yang pernah ada," ucapnya dengan candaan.

"Hah jadi, dari kemarin soal gerutu ku dan segudang pertanyaan di kepalaku?"

"Aku bisa mengetahuinya dan untuk semua pertanyaan mu, akan ku jawab malam ini,"

Liana sedikit tertawa dengan perasaan campur aduk karena semua isi hatinya, pria itu mengetahuinya. Tapi sepertinya rasa takut berada disisi Tuan D perlahan menghilang.

"Oh ya Lalu apa yang terjadi dengan Ratu, keluargamu dan pengikutnya," tanya Liana

"Ratu terkejut dengan ulah anaknya itu. Tetapi dia tetap pergi hingga akhirnya Ratu berhasil mengajak keluarga dan beberapa pengikut setianya pergi dari Transylvania, " ucap Tuan D seraya mencari-cari sesuatu di laci mobilnya

"Nenekku juga membuat portal pelindung semacam pagar gaib sehingga Adikku dan pengikutnya yang kejam tidak bisa menemukan kami," timpal Tuan D yang masih sibuk mencari sesuatu.

"Apa yang Tuan D cari?" tanya Liana.

"Aku mencari permen. Mulutku sangat tak tahan mencium aroma darahmu," ucapnya

"Apakah darahku sangat lezat? Aku tak mencium apapun," tanyanya

"Sangat Lian, kau sangat lezat. Maka dari itu aku harus merokok untuk menyamarkan aroma mu," jawab Tuan D.

"Kalau begitu nih, ku kembalikan. Dari pada nanti Tuan D tak sempat mengontrol. Bisa-bisa Aku jadi santapanmu!" ucap Liana seraya mengembalikan rokoknya.

"Haha ternyata kau mudah ditipu," ucap Tuan D

"Apa?? Jadi sebenarnya darahku dan rokok itu tak ada hubungannya?" Tanya Liana sambil memukul-mukul bahu Tuan D. Ia lupa jika pria itu bukan manusia.

"Jelas tak ada hubungannya. Tapi merokok dapat membuatku lupa jika aku seorang drakula," ucapnya menjelaskan.

Tuan D keluar dari mobil untuk merokok dan duduk di tepi trotoar, Liana menyusulnya dan duduk disamping kirinya.

"Kenapa kemari, bukannya kamu tidak suka asap rokok?" ucap Tuan D.

"Aku takut jika ditangkap drakula,"

"Kamu lupa ya, aku juga seorang drakula?"

Liana menepuk jidatnya, lagi-lagi dia melupakan garis besar itu.

"Akui saja, kamu mulai nyaman di dekatku kan Lian?" Tanya Tuan D.

"Oh ya soal Adikmu tadi, bagaimana kelanjutannya? Apakah dia menjadi Raja penerus?" Tanya Liana mengalihkan pembicaraan.

"Dia benar-benar akan menjadi Raja jika dia bisa membunuhku. Karena tanah kelahiran ku tidak akan mengakuinya. Aturan menjadi Raja tidak hanya ditetapkan oleh Raja sebelumnya meskipun mempunyai banyak pengikut tetapi hukum alam juga mengakuinya. Dalam artian, hanya yang benar-benar keturunan yang mewarisi sesuai urutan kelahiran."

Tuan D menghirup rokok dengan mata terpejam dan membuka matanya kembali seraya membuang asapnya ke samping kanan

"Sebenarnya portal pelindung yang sudah di tutup itu terbuka sehingga Dia dan pengikutnya bisa kemari. Kamu tahu gak siapa yang telah membuka portal gaib itu?" tanya Tuan D mencondongkan tubuhnya kearah Liana.

Liana hanya menggelengkan kepala yang berarti tidak tau.

"Yang telah membuka portal itu adalah kamu." seru Tuan D.

"Aku? Bagaimana bisa? Aku bahkan tidak punya kekuatan!" pekik Liana.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***