Selama dalam perjalanan menuju rumah Elsa, Tuan Dirja nampak memperhatikan raut wajah Elsa. Sebenarnya, Tuan Dirja ingin sekali menanyakan tentang hubungan Elsa bersama Gia.
Selama Elsa bekerja dengannya, Tuan Dirja memang tidak pernah melihat Elsa bersama dengan Gia. Tapi entah kenapa, dia sangat yakin jika Elsa pernah berhubungan dengan Gia.
Bahkan Tuan Dirja sangat yakin, jika kedua Putri kembar Elsa adalah anak kandungnya Gia. Tapi dia seolah takut untuk bertanya, dia takut jika Elsa akan tersinggung dan marah kepadanya.
Saat tiba di depan rumah Elsa, Tuan Dirja pun ikut turun mengantarkan Elsa dan kedua putrinya. Sampai di depan pintu, Tuan Dirja pun berpamitan kepada kedua Putri Elsa.
"Kakek pamit pulang, kalian harus cepat tidur. Tadi Kak Mellow bilang sama Kakek, kalau lagu perdana kalian sudah di putar di situs Musik. Hasilnya sangat bagus, banyak penikmatan musik yang mendengarkan. Bahkan mereka berkomentar dengan positif." ucap Tuan Dirja.
"Benarkah?" tanya Aurora.
"Iya, Cantik." sahut Tuan Dirja.
"Kalau begitu, sebentar lagi kita akan bisa membelikan Bunda rumah yang bagus." ucap Aurelia.
"Iya, itu benar. Kakek yakin, lagu kalian akan meledak di pasaran." jelas Tuan Dirja.
Elsa terlihat sangat senang melihat kedua putrinya senang, Elsa tahu impian kedua putrinya sangat lah besar. Mereka ingin sekali membahagiakan, Bunda dan Neneknya.
"Terimakasih, Tuan." ucap Elsa.
"Tak perlu sungkan, kalian adalah keluarga ku." ucap Tuan Dirja.
...****************...
Pagi-pagi sekali, Tuan Dirja sudah pergi ke rumah sakit. Dia ingin menemani Gia, selama di rumah sakit. Saat Tuan Dirja datang, dia melihat Melinda yang baru saja masuk ke dalam ruangan Gia.
Tuan Dirja tak berniat untuk mengganggu mereka, tapi Tuan Dirja juga merasa penasaran dengan apa yang akan diobrolkan oleh Melinda Bersama Gia.
Akhirnya, Tuan Dirja memilih untuk menguping pembicaraan mereka.
"Selamat pagi, Gia. Maaf kalau aku mengganggu." sapa Melinda.
"Ada apa, Mel?" tanya Gia.
"Hari ini, aku mau pulang saja. Aku tak betah berada lama-lama di rumah sakit," ucap Melinda.
"Kenapa, buru-buru sekali? Bukan kah keadaan kamu belum baik?" tanya Gia.
"Ya, aku minta di rawat di rumah saja. Untuk kejadian yang kemarin, aku minta maaf. Kalau memang kita tak berjodoh, aku tak akan memaksa." ucap Melinda.
"Iya, Mel. Lagian aku sudah lumpuh, sedangkan kamu adalah wanita normal yang cantik. Carilah lelaki yang tampan dan juga baik, jangan mengharapkan aku yang lumpuh ini." ucap Gia.
"Bu--bukan seperti itu, hanya saja aku harus segera pergi." ucap Melinda.
Melinda pun menghampiri Gia, kemudian dia pun mengecup kening Gia sekilas. Lalu, Melinda pergi meninggalkan Gia sendiri diri dalam ruangannya.
Tuan Dirja segera bersembunyi di balik tiang rumah sakit, karena dia takut jika dia ketahuan telah menguping pembicaraan Gia dengan Melinda.
Sebelum Melinda pergi, Melinda sepat menggerutu.
"Cape-capek ngejar dia, tahunnya malah lumpuh!! Mending aku cari lelaki tajir yang tampan dan normal, percuma tampan dan normal, tapi tidak bisa memuaskan di atas ranjang!!" ucap Melinda.
Setelah kepergian Melinda, Tuan Dirja pun langsung masuk ke dalam ruangan Gia. Saat Tuan Dirja masuk, Gia terlihat sedang melamun.
Dalam hatinya, Tuan Dirja sangat mengutuk ucapan Melinda. Ternyata, wanita itu hanya cantik di luar saja.
"Ehm,, "
"Elsa .." ucap Gia refleks seraya menoleh ke arah Tuan Dirja.
Tuan Dirja pun terkekeh, dia langsung menghampiri Gia dan duduk di sampingnya.
"Apa kamu menyukai, Elsa?" tanya Tuan Dirja.
"Ti--tidak, Dad." ucap Gia terbata.
"Jangan bohong, Gia." ucap Tuan Dirja.
Gia terlihat serba salah, tapi, Gia tak tega jika harus membohongi Daddynya lebih lama lagi. Gia pun akhirnya memutuskan, jika dia akan berkata jujur kepada Daddynya.
"Dad, aku mau berkata jujur. Aku harap, Daddy tidak marah pada ku." ucap Gia.
"Katakan, Nak. Apa yang kamu sembunyikan dari, Daddy?" tanya Tuan Dirja.
"Aku... Sebenarnya... Aku---"
"Aku apa?" tanya Tuan Dirja tak sabar.
"Sebenarnya, 6 tahun yang lalu. Saat Elsa datang ke rumah untuk mengantarkan berkas, aku memperkosanya Dad." Gia gugup, Gia meremas kedua tangannya.
Tuan Dirja terlihat sangat kaget, dia pun langsung berdiri. Matanya terlihat memerah, dan bibirnya pun langsung bergetar.
Plak !!!
Satu tamparan mendarat sempurna di pipi kanan Gia, Saking kencangnya tamparan yang diberikan Tuan Dirja, bahkan ujung bibir Gia pun sampai berdarah.
"Lancang kamu Gianandra Pranadtja!!! Siapa yang mengajarkan kamu, untuk berbuat hal yang menjjijikan seperti itu!!!? " geram Tuan Dirja.
Gia menundukan wajahnya, dia bahkan tak berani hanya untuk sekedar mengusap bibirnya yang berdarah.
"Jawab pertanyaan, Daddy. Siapa yang mengajarimu untuk berbuat hal sekeji itu, Gianandra?!!" teriak Tuan Dirja.
"Maaf, Dad. Hari itu aku sedang mabuk, aku kesal karena Melinda telah bercumbu bersama lelaki lain." ucap Gia dengan bibir bergetar.
"Dasar anak sialan!! "
Plak!!!
Satu tamparan lagi mendarat tepat di pipi kiri Gia, kali ini hidung Gia nampak mengeluarkan darah. Tuan Dirja merasa tak iba, dia kesal, bahkan sangat marah.
"Aku mohon maafkan aku, Dad. Bantu aku untuk menyelidiki kedua putri Elsa, aku yakin mereka adalah putriku." ucap Gia dengan air mata yang sudah bercucuran.
Tuan Dirja nampak menghela napasnya dengan berat, kemudian dia pun memandang wajah putranya yang terlihat menyedihkan.
Dia sebenarnya sangat marah, tapi, dia juga merasa tak tega dengan keadaan putranya.
"Baiklah, Daddy akan membantumu. Tapi, jika benar mereka adalah putri mu. Maka segeralah dekati Elsa agar hatinya luluh, dekati kedua putrinya. Dan segera kamu nikahi Elsa, bawa dia ke rumah dengan segera. Hanya itu yang Daddy diminta," ucap Tuan Dirja.
'"Terimakasih, Dad." ucap Gia seraya memeluk tangan Tuan Dirja.
Gia merasa sangat bersyukur, walaupun Daddynya terlihat sangat marah kepadanya dan terlihat sangat murka. Tetapi, Tuan Dirja masih bersedia untuk membantunya, dan yang lebih membuat dia merasa lega, ternyata Tuan Dirja menyuruhnya untuk mendekati Elsa.
Tadinya Gia sangat takut, jika Daddynya akan menyuruh Gia untuk menjauhi Elsa. Karena kalau boleh Gia mengakui, Gia sudah mulai menyukai Elsa.
Apalagi, saat melihat kedua putrinya Elsa. Hatinya terasa menghangat, dan dia merasa, jika dia ingin sekali berdekatan dengan Elsa dan kedua putrinya.
"Kamu harus segera sembuh, Dokter bilang, besok kamu sudah mulai terapi. Daddy harap kamu semangat, agar bisa dengan segera mengambil hati Elsa dan kedua putrinya." ucap Tuan Dirja.
"Pasti, Dad. Aku pasti akan sangat bersemangat, karena aku ingin segera mendapatkan maaf dari Elsa dan kedua putrinya. Aku yakin, mereka putri' ku." ucap Gia.
" Sekarang, makanlah. Lalu minum obatnya, Daddy ingin pergi, Daddy ingin menenangkan pikiran dulu." ucap Tuan Dirja.
"Terimakasih, Dad." ucap Gia.
Tuan Dirja segera pergi dari sana, dia malajukan mobilnya tak tentu arah. Saat d tengah jalan, dia menepikan mobilnya. Dia memikirkan, apa yang di ucapkan oleh putranya.
Tuan Dirja merasa tak habis pikir, jika putra semata wayangnya mampu berbuat hal yang menjjijikan seperti itu.
Dia merasa gagal, dia merasa kecewa pada dirinya sendiri. Dia merasa tak bisa mendidik putranya, dia merasa tak bisa menjaga putranya dari pengaruh buruk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 300 Episodes
Comments
Imas
ktnya udh tes DNA
2022-01-01
0
Durga Takur
Baguus ...aku sukaaaaa thor
2021-10-27
2
Koket Ayu
putu itu artinya cucu ?
kenapa Gia yg bilang : Aku yakin merekaputu KU ?
2021-10-25
7