Hari yang ditunggu pun telah tiba, kini saatnya Elsa, Aurora, Aurelia dan juga Bu Anira untuk berangkat ke Jakarta.
Miss Andara dengan setia mengantarkan kepergian mereka ke Bandara, bahkan Miss Andara menunggu mereka sampai pesawat yang mereka tumpangi tak terlihat lagi.
Setelah melakukan perjalanan selama dua jam, kini mereka pun telah tiba di Bandara Soekarno-Hatta. Saat mereka keluar dari Bandara, ternyata sudah ada supir yang menjemput mereka.
Elsa sangat bersyukur, karena ternyata semua sudah ditanggung dan dipersiapkan oleh pihak sekolah. Tak sia-sia, pikirnya, menyekolahkan kedua putrinya dengan biaya mahal.
Setelah satu jam perjalanan, mereka pun tiba di sebuah rumah sederhana di kawasan Jakarta pusat. Pak supir, nampak membantu membawakan barang bawaan Elsa dan juga keluarganya.
"Terimakasih, Pak." ucap Elsa.
"Sama-sama, Neng. Ini kunci rumahnya," ucap Pak supir.
Elsa pun langsung menerima kunci rumah tersebut dari tangan Pak supir, dengan cepat Elsa membuka pintu rumah tersebut.
Saat pitu rumah terbuka, suasananya terlihat sangat nyaman. Aurora dan Aurelia langsung berkeliling dan melihat-lihat isi dari rumah tersebut, sedangkan Elsa, langsung merapihkan barang-barang yang mereka bawa.
Tentunya, di bantu oleh Ibu Anira. Ibu Anira memang sudah tidak muda lagi, tapi soal kelincahan, wanita paruh baya itu masih terlihat cekatan dalam bekerja.
"Bun, rumahnya bagus Rara, suka." Aurora berjalan ke arah Elsa, lalu memeluk Bundanya.
Elsa nampak tersenyum hangat," Semoga dengan datangnya kita ke Jakarta, bisa menjemput impian yang begitu kalian dambakan."
"Semoga saja, Bun." ucap Aurelia yang tiba-tiba sudah berada di samping Bundanya.
Elsa pun langsung menarik putri keduanya ke dalam pelukannya, dia sangat bangga mempunyai dua putri yang cantik dan pintar seperti mereka.
"Eh, Nenek nyari kalian loh dari tadi. Kalian malah asik peluk-pelukan," protes Ibu Anira.
"Maaf, Bu." ucap Elsa.
"Nenek, kenapa mencari, kami?" tanya Aurora.
"Kita belum punya bahan makanan buat di masak, bagaimana kalau kita pergi ke Resto terdekat. Kemudian, pulangnya ke swalayan buat belanja bahan masakan." Ibu Anira duduk di samping Aurelia, lalu mengelus lembut puncak kepala cucunya.
"Kita ke Mall saja, kata Miss Andara, di dekat sini ada Mall yang besar." Aurora merentangkan kedua tangannya, wajahnya terlihat sangat menggemaskan.
"Bener, Bunda. Biar kami yang traktir," ucap Aurelia.
"Memangnya, kalian punya uang?" tanya Ibu Anira.
"Sebenarnya, kami punya uang dari hasil lomba minggu lalu. Maaf ya, Bunda." Aurora merasa sangat bersalah, dia pun tertunduk lesu.
Elsa tersenyum hangat," Tidak apa-apa, Sayang."
Aurora dan Aurelia nampak tersenyum senang, kemudian mereka langsung berlari mengambil tiga gepok uang dari dalam tas mereka.
"Yang ini, uang hadiah antar sekolah. Yang ini, hadiah antar kabupaten dan yang ini hadiah tingkat provinsi." ucap Aurelia dan Aurora secara bergantian.
"Wow, lima puluh juta!!" ucap Elsa memekik.
"Kalian keterlaluan, masih anak-anak bawa duit banyak-banyak!! " ucap Ibu Anira.
"Maaf, kemerin Rara belum sempat bilang ikut lomba," ucap Aurora.
"Jadi, Rere takut kalian akan marah." ucap Aurelia menimpali.
"Kami hanya ingin, kita bisa hidup layak seperti orang lain." Aurora duduk di samping Bundanya.
"Kami juga tak mau, terus-terusan menyusahkan kalian." ucap Aurelia.
"Makanya, kami sudah bertekad untuk menjadi penyanyi dan pemain musik yang terkenal. Siapa tahu kalau kami terkenal, uang akan mengalir deras dan keluarga kita tidak akan susah lagi." ucap Aurora.
Elsa dan Ibu Anira nampak menghela nafas kasar," Kami memaafkan kalian."
Elsa dan Ibu Anira nampak berbicara secara bersamaan, mereka tidak menyangka jika anak sekecil Aurora dan Aurelia sudah memikirkan tentang masa depan.
"Baiklah, sekarang kalian bersiap. Kita akan jalan-jalan ke Mall, kita makan, kita belanja, kita bersenang-senang di sana." Elsa mengambil uangnya, dan menyimpannya ke dalam lemari.
Aurora dan Aurelia nampak kegirangan, mereka bahkan langsung melompat saking senangnya.
...****************...
Kini Elsa beserta Ibu Anira, dan kedua putri cantiknya sudah berada di salah satu Mall terbesar di Jakarta pusat.
Senyuman indah terus mengembang dari wajah kedua putri cantik Elsa, Elsa bahkan bisa melihat dengan jelas rona bahagia di wajah putrinya.
"Mau kemana dulu?" tanya Elsa.
"Kita main ya, Bun?" pinta Aurora, Aurelia nampak mengangguk setuju.
Elsa nampak menimbang-nimbang permintaan kedua putrinya, menurutnya sangat bagus jika bermain terlebih dahulu, saat cape pasti lapar.
"Baiklah, Bunda setuju." ucap Elsa.
Kedua putrinya pun langsung melompat senang, Elsa dan Ibu Anira pun ikut tersenyum senang.
Tiba di arena permainan, Aurora dan Aurelia terlihat sangat bersemangat. Bahkan, hampir semua permainan mereka coba.
Ibu Anira dan Elsa terlihat sangat kelelahan mengikuti kedua putri cantik itu, tapi rasa cape yang mereka rasakan, hilang begitu saja saat melihat tawa lepas dari kedua putrinya.
"Sudah cape?" tanya Elsa.
Aurora dan Aurelia nampak mengangguk, Elsa pun tersenyum.
"Laper?" tanya Ibu Anira.
"Banget," jawab keduanya.
Ibu Anira dan Elsa sempat saling pandang, lalu mereka pun nampak tertawa renyah.
"Kalau begitu, tunjuk Resto mana yang mau kalian singgahi." titah Elsa.
"Kata Miss Andara, di Mall ini ada Resto yang menyediakan makanan Jepang yang enak. Namanya Resto XX, " ucap Aurora.
"Terus?" tanya Elsa.
"Kami, mau mencicipinya." ucap Aurelia.
"Baiklah, Bunda sudah dengar dari para pengunjung. Katanya Resto jepang yang enak ada di sana," tunjuk Elsa.
Wajah Aurelia dan Aurora langsung berbinar, mereka pun langsung berlari menuju Resto yang ditunjuk oleh Bundanya.
Elsa sempat kaget melihat kedua putrinya yang langsung berlari begitu saja, baru saja Elsa akan mengingatkan kedua putrinya jika mereka tidak boleh berlari, tapi ternyata kedua putrinya sudah terlebih dahulu menabrak seorang lelaki yang sedang berdiri dan hendak masuk ke dalam Resto tersebut.
Brugh!!
"Aww,," jerit Aurora dan Aurelia bersamaan.
Bukannya orang yang ditabrak yang merasa kesakitan, malah Aurora dan Aurelia yang terlihat terpental karena menabrak lelaki tinggi besar tersebut.
Lelaki tersebut langsung membalikkan badannya, dia melihat dua orang anak kecil berwajah sama yang sedang meringis kesakitan.
Lelaki itu langsung berjongkok dan berusaha untuk mensejajarkan tubuhnya dengan kedua anak tersebut, Dia langsung bertanya kepada Aurora dan juga Aurelia.
"Apakah kalian baik-baik saja?"
Aurelia dan Aurora langsung mendongakkan kepala mereka, mereka melihat pria yang bertanya kepada mereka.
Saat mata mereka bertemu, baik Aurora, Aurelia ataupun Pria tersebut malah saling tatap tanpa berkedip.
Elsa yang melihat kejadian itu langsung berlari menghampiri kedua putrinya, Elsa segera membangunkan kedua putrinya tersebut.
"Kalian tidak apa-apa kan, Sayang?" tanya Elsa.
"Tidak apa-apa, Bun." jawab Aurora dan Aurelia bersamaan.
Pria yang sejak tadi terdiam, langsung bangun saat melihat Elsa di dekatnya.
"Elsa," panggil nya.
Elsa langsung menoleh ke arah suara, mata Elsa langsung membulat sempurna, dia tak menyangka, jika di hari pertamanya datang ke Jakarta, akan bertemu dengan lelaki yang telah merenggut kesuciannya.
Hati Elsa jadi kalut, antara takut, sedih, marah dan semua rasa berkecamuk jadi satu.
"Sayang, kita pergi saja. Makannya jangan di sini, di tempat lain saja." Elsa berucap dengan tegas, kedua putrinya tak mampu untuk membantah.
Elsa segera menuntun kedua putrinya agar segera pergi dari sana, sedangkan Gia, dia berusaha untuk mencegahnya.
"Tunggu, Elsa!!!" Gia langsung menggenggam tangan Elsa dengan erat.
Elsa pun dengan sekuat tenaga, langsung menghempaskan tangannya.
"Maaf, Tuan. Saya tidak mengenal anda," ucap Elsa.
Dengan langkah tergesa Elsa pergi dari sana, Ibu Anira pun langsung mengekori putrinya. Dia tahu, jika keadaannya sedang tak baik-baik saja.
Gia dengan cepat mengejar Elsa dan menghalangi langkah mereka, Gia penasaran dengan Elsa. Setelah sekian lama, kini mereka bertemu dengan Elsa yang membawa dua malaikat cantik di sampingnya.
"Siapa, mereka?" tanya Gia.
"Mereka, putriku." jawab Elsa tanpa melihat ke arah Gia.
"Apa mereka--? "
"Bukan," jawab Elsa cepat.
Elsa tak mau jika Gia tahu, jika kedua putrinya adalah anak hasil dari perbuatannya yang menjijikkan. Ulahnya, kegilaan yang Gia lakukan padanya.
"Apakah benar?"
"Ya, mereka putriku!!" jawab Elsa tegas.
"Lalu, di mana Ayah mereka?"
Deg!!
Pertanyaan Gia, bagai batu besar yang menghantam jantung nya.
"Bukan urusan anda, mau dengan siapa pun aku menikah." ucap Elsa.
Elsa segera membawa kedua putrinya untuk pergi, Elsa sudah tak sanggup lagi berhadapan dengan lelaki jahat itu, pikir Elsa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 300 Episodes
Comments
uutarum
dasar GIAnto brenks*k
2022-07-25
3
Syifa Romadhon
seruuuuu
2022-03-03
2
perjuangan ✅
ko umur 5 tahun kaya bicara seperti orang dewasa
2022-02-13
4