Pagi-pagi sekali, Gia sudah terlihat rapi. Karena sebelum pergi menuju kantornya, Gia ingin sekali menemui Elsa.
Dengan berbekal alamat yang diberikan oleh Ajun, Gia pun melajukan mobilnya menuju kediaman Elsa. Tak butuh waktu lama, hanya sepuluh menit saja waktu yang diperlukan agar bisa sampai ke rumah Elsa.
Rumah yang terlihat sederhana, tapi sangat terlihat asri dan rapih. Pasti karena ada Ibunya Elsa, pikir Gia.
Gia menepikan mobilnya, berjarak dua rumah dari rumah Elsa. Tak lama, Elsa terlihat keluar dengan kedua putrinya.
Mereka, terlihat cantik pagi Ini. Mata Gia, seakan tak mau beralih dari ketiga wanita cantik tersebut. Gia pun perlahan melajukan mobilnya, sampai di depan sekolahan, Elsa nampak mencium kedua putrinya lalu terlihat akan pergi meninggalkan sekolahan.
Dengan cepat, Gia turun dari mobilnya dan menghampiri Elsa. Elsa begitu terkejut saat melihat Gia, Elsa mempercepat langkahnya.
Tapi Gia, terlebih dahulu menyusul dan menggenggam erat tangan Elsa. Elsa terlihat ketakutan, bahkan tubuhnya pun terlihat bergetar.
"Jangan takut, aku hanya ingin berbicara sebentar dengan mu. Penting," ucap Gia.
Dengan gerakan lambat, Elsa terlihat menganggukan kepalanya.
"Gadis, pintar." ucap Gia.
Dengan perlahan, Gia membawa Elsa ke dalam mobilnya. Gia, yang awalnya ingin pergi ke kantor, jadi mengurungkan niatnya. Gia, malah membawa Elsa ke apartemen miliknya.
"Masuklah, aku tidak akan macam-macam." ucap Gia.
Elsa menurut, Elsa langsung masuk dan duduk di sofa ruang tamu. Gia pun ikut duduk, tepat di depan Elsa.
"Maaf mengganggu, waktumu." ucap Gia.
"A--apa yang kamu inginkan?" tanya Elsa terbata.
"Aku hanya ingin bertanya, apakah kedua putrimu adalah milikku?" tanya Gia.
Elsa merasa gelisah, Elsa sangat takut jika Gia akan melakukan hal yang tidak-tidak terhadap kedua putrinya.
"Bu--bukan, mereka hanya milikku." sahut Elsa.
"Benarkah? Apa kamu bisa membelah diri? Atau mungkin mempunyai dua jenis alat kalamin?" tanya Gia.
"Ck, jangan ngaco. Aku wanita normal, dan kamu tahu akan hal itu!!" ucap Elsa.
"Lalu, katakan milik siapa mereka?" tanya Gia.
"Milik ku, aku ibunya, aku yang melahirkan mereka !!" jawab Elsa lantang.
Gia langsung menghampiri Elsa, dia duduk tepat di samping Elsa. Gia mengelus lembut pipi Elsa, Elsa yang merasa tak nyaman, langsung memalingkan wajahnya.
"Tatap aku, katakan siapa Ayah mereka?" tanya Gia.
"Dia anakku, Ayahnya mereka tidak ada." jawab Elsa lugas.
"Katakan, jika mereka adalah anakku.." pinta Gia.
"Untuk apa? Bukankah kamu tidak menginginkan anak? Bukankah dulu kamu memintaku untuk menggugurkan kandungan ku jika aku hamil anakmu?" tanya Elsa.
Gia terdiam, dia tak tahu harus berkata apa, Elsa tersenyum sinis.
"Aku sudah menggugurkan anak mu, jadi, kamu tidak usah khawatir." ucap Elsa.
"Aku tidak percaya!! " ucap Gia.
"Terserah, aku mau pulang." ucap Elsa.
Elsa langsung bangun dan berniat untuk pergi dari apartemen milik Gia, tapi dengan cepat Gia menarik tangan Elsa, sehingga Elsa jatuh ke atas pangkuan Gia.
Untuk sesaat mereka saling diam, pandangan mereka saling bertemu. Elsa dapat melihat raut kecewa di wajah Gia, tetapi sedetik kemudian Elsa langsung memberontak dan bangun dari pangkuan Gia.
" Jangan marah, aku akan mengantarmu pulang." ucap Gia.
Awalnya, Elsa tak mau karena dia merasa Jika Gia terlalu mengekang dirinya. Tetapi saat melihat ketulusan di mata Gia akhirnya Elsa pun mau diantar pulang oleh Gia..
Elsa langsung di antar pulang sampai ke depan rumahnya, Elsa pun sudah bersiap untuk turun. Gia langsung menggenggam tangan Elsa, rasanya Gia ingin sekali berlama-lama dengan Elsa.
"Ma--mau apa lagi?" gugup Elsa.
"Aku...aku ,,em,, tidak apa-apa. Sekarang trunlah," titah Gia.
Elsa hanya terdiam, dia tak turun dari mobil Gia. Gia pun jadi bingung, Gia pun segera bertanya pada Elsa.
"Kenapa engga turun?" tanya Gia.
"Aku... aku bisa turun kalau kamu masih pegang tangan, aku." ucap Elsa.
Gia langsung melepaskan tangan Elsa dari genggamannya," Maaf."
Elsa tak menjawab, dia langsung turun dari mobil Gia, dan masuk ke dalam rumah sederhana yang kini dia tempati bersama Ibu dan kedua putrinya.
Gia, tersenyum melihat Elsa, yang terlihat masih takut saat bertemu dengannya. Gia, juga sangat senang, karena setidaknya, Elsa masih mau Gia ajak bicara.
Setelah memastikan Elsa, masuk ke dalam rumahnya, Gia langsung melajukan mobilnya menuju kantornya. Gia sudah telat, karena waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh.
Semoga saja, Ajun tak kerepotan mengerjakan semua pekerjaan kantor tanpanya. Hanya itu yang terlintas di otak cerdasnya.
Sampai di Kantor, Ajun terlihat sedang mondar-mandir di depan ruangan Gia. Gia pun langsung menghampiri Ajun, dan bertanya padanya.
"Ada apa, Ajun?"
"Astaga, Tuan. Meeting akan dilaksanakan lima menit lagi, syukurlah anda datang." ucap Ajun lega.
Gia pun langsung tersenyum melihat kepanikan di wajah Ajun, dia tahu jika meeting kali ini begitu penting. Jadi, wajar saja jika Ajun terlihat sangat panik.
"Silahkan, Tuan." ucap Ajun.
Gia pun langsung melangkahkan kakinya menuju ruang meeting, dan ternyata di dalam ruangan tersebut semua petinggi perusahaan sudah menunggu kedatangan Gia.
Gia langsung duduk di kursi utama dan memulai meeting, hampir dua jam acara meeting berlangsung. Setelah mendapatkan hasil yang memuaskan, akhirnya meeting pun selsai.
Di sekolah internasional..
Elsa, sudah menunggu kepulangan kedua putrinya. Tapi setelah semua murid pulang, kedua putrinya belum juga datang.
Elsa jadi khawatir dan berpikir macam-macam, Elsa pun jadi berpikir, jika Gia sudah membawa anak-anaknya.
"Ibu Elsa," panggil Miss Yulie.
"Eh, Miss Yulie." jawab Elsa.
"Saya memanggil Ibu, dari tadi Ibu malah melamun." ucap Miss Yulie.
"Maaf, Miss." jawab Elsa.
"Ibu, pasti mengkhawatirkan kedua putri, Ibu. Mereka sekarang ada di ruang kepala sekolah bersama Tuan Dirja." jelas Miss Yulie.
Elsa pun langsung bernada lega," Ada apa dengan mereka?"
"Ada hal yang membahagiakan, Ibu bisa langsung masuk ke dalam ruangan kepala sekolah." ucap Miss Yulie.
Dengan rasa penasaran yang tinggi, Elsa langsung mengikuti langkah Miss Yulie menuju ruangan kepala sekolah.
Saat sampai di dalam ruangan kepala sekolah, Aurora dan Aurelia nampak sedang memeluk Tuan Dirja di sisi kanan dan kiri Tuan Dirja.
Mister Edward nampak tersenyum senang, melihat kebahagiaan di wajah kedua putri Elsa.
"Maaf, ini, ada apa ya?" tanya Elsa bingung.
"Bunda," panggil Aurora dan Aurelia.
Kedua putri Elsa langsung bangun dan memeluk Elsa, Elsa pun jadi bertanya-tanya.
"Ada apa, Sayang?" tanya Elsa.
"Rara, akan segera rekaman, Bun." ucap Aurora.
"Rere, sudah dibuatkan lagu satu album oleh penyanyi ternama, Kak Mellow." ucap Aurelia dengan antusias.
"Jadi?" tanya Elsa.
"Jika kamu mengizinkan, mereka akan segera rekaman. Dan mereka harus segera menandatangani kontrak eksklusif yang sudah aku janjikan." ucap Tuan Dirja.
"Apa' kah, semua kegiatan itu tidak akan mengganggu sekolah mereka?" tanya Elsa khawatir.
"Sepertinya tidak, setiap pulang sekolah aku akan menjemput mereka. Mereka akan berlatih di studio mini yang ada di rumah ku, pukul empat sore mereka akan aku antarkan. Bagaimana?" tanya Tuan Dirja.
Elsa memandang wajah kedua putrinya, wajah mereka terlihat begitu memohon agar di izinkan. Elsa pun menghela nafasnya dengan kasar.
"Aku--aku,, "
+
+
+
Selamat hari rabu, semoga kalian sukses selalu.
...Kalau ada typo, boleh langsung koment biar aku edit lagi....
...Jangan lupa, koment, like, vote, rate, keritik dan saran yang membangun ya.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 300 Episodes
Comments
Nunik Wahyuni
thorrr klo gia mau tgjawab anakx Elsa bikin dia berjuang jgn semudah itu fulgoso ....hamil dikucilkan ga punya pekerjaan di kampung menanggung malu beban utk ibu nya Elsa juga....semangattt thorrr💪💪💪😍
2023-12-12
1
Nurhalia Lani
Elsa terlalu lembek ga tegas SM gia
2023-09-30
0
Eka Agustina
ceritanya bagus bgt
2023-06-02
0