Mr. Arogan Vs Kembar Genius
Elsa sedang duduk di lantai kamar mandi, bahunya nampak bergetar dan tangannya nampak mengepal memegang benda kecil bergaris dua dengan warna merah.
Air matanya nampak membanjiri wajahnya yang sudah memerah karna terlalu lama menangis, bahkan matanya sudah terlihat bengkak.
"Hamil? Aku hamil? Ya tuhan, sekarang apa yang harus aku lakukan? Apakah aku harus menggugurkan kandungan ini, atau aku harus meminta pertanggungjawaban pada pria arogan itu? " ucap Elsa lirih.
Elsa galau, Elsa resah, Elsa merasa hidupnya hancur seketika.
Rasanya Elsa begitu kesusahan untuk bangun, kepalanya terasa berdenyut. Tubuhnya terasa lemas, bahkan pandangan matanya pun terasa kabur.
Dengan sisa tenaga yang ada, Elsa pun berusaha berdiri. Dia harus segera mengistirahatkan tubuhnya, karna seharian ini dia sudah menghabiskan waktunya untuk menangis.
Baru saja dia melangkah, tubuh Elsa langsung limbung. Dia hampir saja terjatuh, beruntung dia langsung berpegangan pada dinding kamar mandi tersebut.
Dengan sekuat tanaga, Elsa berjalan menuju kasur mini kesayangannya. Setelah sampai, Elsa pun langsung merebahkan tubuhnya.
Elsa langsung membungkus tubuhnya dengan selimut, karena badannya sudah terasa sangat dingin akibat seharian menangis di lantai kamar mandi.
Bahkan Elsa tak ingat untuk sekedar mengisi perutnya, hanya ada kesedihan yang mendera hidup nya.
"Ya tuhan, apakah aku harus pulang ke kampung dan bersujud di kaki ibu? Tapi, aku takut dia akan mati berdiri saat tahu aku sedang mengandung," ucap Elsa lirih.
Ingatan Elsa pun menerawang jauh pada kejadian yang menimpanya dua bulan yang lalu, dadanya semakin sesak bila mengingat akan hal itu.
Hal yang tanpa dia duga menimpa hidupnya, hal buruk yang tak pernah terlintas sekalipun dalam benaknya.
Sebuah kesialan yang menimpanya, kesialan yang meninggalkan benih di rahimnya.
Flash Back On #
"Elsa, boleh saya minta tolong? " tanya Ajun asisten peribadi Tuan Dirja.
"Bisa, Tuan. Apa yang harus saya lakukan, Tuan? " tanya Elsa sopan.
"Tolong antarkan berkas-berkas ini ke rumah Tuan Dirja," titah Ajun.
"Baik,Tuan." jawab Elsa.
Elsa pun langsung memgambil setumpuk berkas yang diserahkan oleh Ajun, kemudian dia pun meminta supir kantor untuk mengantarnya ke kediaman Tuan Dirja.
Sampai di kediaman Tuan Dirja, Elsa pun langsung turun. Saat Elsa hendak masuk, seorang asisten rumah tangga langsung menyambutnya dengan baik.
"Nona Elsa ya? " tanya nya sopan.
"Iya Bi, ini berkas yang diminta Tuan Dirja. Tolong berikan pada Tuan ya Bi," ucap Elsa sopan.
"Maaf, Non. Tapi Tuan Dirja sedang ke rumah sakit, tadi Tuan berpesan, berkasnya langsung dibawa ke ruang kerja saja. Di sana ada Den Gia yang sudah menunggu," Ucap Bibi menjelaskan.
"Baiklah, Bi. Kalau begitu saya langsung ke ruang kerja Tuan saja," pamit Elsa.
Elsa yang sudah sering keluar masuk ke kediaman Tuan Dirja pun langsung pergi ke lantai dua, karna ruang kerja Tuan Dirja memang berada di lantai dua di pojok kanan.
Sampai didepan ruang kerja Tuan Dirja, Elsa pun langsung mengetuk pintu ruangan tersebut.
Tak lama terdengar suara sahutan dari dalam, Elsa pun langsung membuka pintu tersebut.
Saat pintu terbuka nampaklah seorang pria muda dan tampan yang sedang duduk di meja kerja Tuan Dirja, mungkin pria inilah yang disebut Bibi dengan sebutan Den Gia, pikir Elsa.
"Selamat siang, Tuan. Saya, Elsa. Saya ke sini disuruh Tuan Ajun untuk memberikan berkas-berkas ini pada anda," ucap Elsa sopan.
Gia menelisik wanita yang kini berada di depan matanya, terlihat cantik dengan balutan kemeja pendek berwarna peach dan rok di atas lutut berwarna hitam.
"Perfect, " satu kata yang keluar dari pikiran nya.
Melihat Elsa yang sangat cantik dan seksi membuat pikiran Gia berpantasi liar, matanya mulai menatap Elsa dengan nakal.
Elsa yang melihat tingkah anak Tuan nya seperti itu pun menjadi risih, dia pun dengan cepat menyimpan berkas-berkas yang dia bawa keatas meja.
"Saya pamit,Tuan. Masih banyak pekerjaan yang harus saya kerjakan di kantor, " pamit Elsa.
Kenapa begitu terburu-buru?" tanya Gia seraya bangun dari duduknya.
"Em itu, Tuan. Saya harus segera ke kantor, karna masih banyak yang harus saya kerjakan," ucap Elsa beralasan.
"Benarkah? "tanya Gia.
Gia pun menghampiri Elsa dan mengusap pipinya dengan lembut, Elsa pun langsung memalingkan wajahnya.
"Ma--maaf, Tuan. Tolong jangan seperti ini, " pinta Elsa sopan.
Gia meraup wajah Elsa dengan kedua tangannya,"Tatap aku. " Gia berucap seraya mencengkram kuat dagu Elsa, Elsa pun nampak meringis.
Elsa pun berusaha untuk menatap wajah anak dari Tuan nya itu, wajahnya terlihat tampan, hidungnya terlihat mancung, namun matanya terlihat memerah dan tercium bau alkohol dari mulutnya.
"Tu--tuan mabuk? " tanya Elsa.
"Hem, aku mabuk. Dan sekarang aku ingin mengajak mu bermain," ucap Gia.
Gia mulai mengurung tubuh Elsa, bahkan Gia menyudutkan Elsa pada tembok ruangan tersebut.
Gia mulai mencium bibir Elsa dengan kasar, Elsa berusaha untuk menghindar. Elsa memberontak, tapi Gia malah mencengkram leher Elsa dengan kuat menggunakan tangan kirinya .
Sedangkan tangan kanannya, dia gunakan untuk mengunci kedua tangan Elsa.
Elsa pun tak bisa berkutik, sekuat apa pun dia berontak seakan sia-sia. Apa lagi Elsa tahu dengan pasti, jika ruangan tersebut kedap suara.
Jika Elsa berteriak pun tak akan ada yang bisa mendengarnya, Elsa hanya pasrah dalam tangisnya.
Melihat Elsa yang hanya menangis dan tak lagi memberontak, Gia pun makin bersemangat.
Gia langsung menghampaskan tubuh Elsa ke atas sofa, kemudian dia pun mengurung pergerakan gadis itu.
Siang itu kemalangan pun terjadi pada Elsa, apa yang selama ini dia jaga kini harus hilang di tangan pria arogan yang tak dia kenal sama sekali.
Elsa hanya bisa memejamkan matanya sambil menangis, menahan tumbukan keras yang Gia lakukan padanya.
Hujaman demi hujaman Gia arahkan pada Elsa, dia nampak begitu menikmatinya.
Berbeda dengan Elsa yang terlihat begitu kesakitan, tak ada rasa nikmat sedikit pun yang dia rasakan.
Hanya rasa sakit, sakit, dan sakit yang Elsa rasa saat ini.
Entah berapa kali Gia melakukan hal itu pada Elsa, Elsa tak tahu karena kini mata Elsa sudah terpejam.
Elsa sudah tak kuat lagi, dengan apa yang telah di lakukan Gia, padanya.
Dia tak ingat apa pun lagi, dia tak merasakan apa pun lagi. Entah apa lagi yang Gia lakukan padanya pun, Elsa tak tahu, Elsa tak ingat, karena hanya gelap yang dia ingat.
+
+
+
Minta dukungannya ya guys, buat karya si aku ini.
jangan lupa kasih saran, kritik, koment, like dan Vote nya ya..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 300 Episodes
Comments
Pisces97
emang dasarnya laki² yang diotak cuma ngeres 🤣🤣🤣🤣
2022-12-08
0
Drake02c
semangat Thor,
2022-07-01
2
Febri Ana
aku mampir thor
2022-05-19
1