Gia, nampak sedang terbaring dengan lemah. Tuan Dirja, nampak setia mendampingi putra semata wayangnya.
Dia sangat cemas, melihat keadaan putranya. Karena selama ini, Gia tak pernah sakit. Gia selalu terlihat sehat, karena memang dia selalu menjaga pola hidupnya.
Mulai dari selalu makan makanan yang sehat, dan juga selalu rajin berolah raga. Tapi, kini Tuan Dirja bisa bernafas dengan lega.
Karena Gia, sudah mendapatkan perawatan intensif dari dokter. Setelah di lakukan serangkaian pemeriksaan, ternyata, Gia mengalami operdosis.
Dokter sampai bertanya-tanya, sebenarnya Gia sedang mempunyai masalah seberat apa, sampai-sampai meminum obat tanpa takaran yang tepat.
"Kamu kenapa bisa seperti ini, Nak?" tanya Tuan Dirja lirih.
Tak lama, Gia terlihat menggerakan jari-jari tangannya. Tuan Dirja pun berdecak senang, karena akhirnya setelah satu jam tak sadarkan diri, Gia sudah mulai merespon ucapannya.
"Boy," panggil Tuan Dirja.
Gia, nampak mengerjapkan matanya. Berusaha untuk menyesuaikan penglihatannya dengan cahaya lampu yang menyala terang di dalam ruangan tersebut.
"Dad," panggil Gia.
"Akhirnya, Boy. Kamu sadar juga," ucap Tuan Dirja.
"Aku kenapa, Dad?" tanya Gia.
"Justru itu yang Daddy mau tanyakan sama kamu, kamu punya masalah apa?"
"Masalah?" Gia mengulang pertanyaan Tuan Dirja.
"Yes, obat apa yang kamu minum?" tanya Tuan Dirja.
"Obat? Obat apa?"
"Ya ampun, Boy. Kenapa kamu selalu mengulang pertanyaan Daddy?" tanya Tuan Dirja.
"Tapi, aku tak mengerti dengan semua yang Daddy tanyakan." ucap Gia.
"Kamu tak sadarkan diri karena terlalu bayak meminum obat pencahar," ucap Tuan Dirja.
"Obat pencahar? Seingatku, aku hanya meminum jus buah buatan Bibi." Gia berusaha untuk duduk, Tuan Dirja pun membantu.
"Lalu, kenapa Dokter berkata kamu terlalu banyak minum obat pencahar?"
"Entahlah, Dad. Sekarang aku ingin segera pulang, ada hal yang harus segera aku selesaikan." ucap Gia.
"Kamu masih lemas, Nak. Besok saja, masih ada waktu juga." ucap Tuan Dirja.
"No, Dad. Aku harus menyelsaikannya sekarang juga," ucap Gia.
"Memangnya, ada masalah apa?" tanya Tuan Dirja penasaran.
Gia terdiam, Gia merasa belum sanggup untuk menceritakan kesalahannya terhadap Elsa.
"Nanti, aku ceritakan. Sekarang, aku harus melakukan sesuatu, Dad. Please, izinkan Gia pergi." pinta Gia.
Tuan Dirja nampak menghela nafas panjang," Baiklah, Daddy akan mengurus kepulangan mu."
Gia nampak tersenyum, sedangkan Tuan Dirja, langsung pergi untuk mengurus kepulangan Gia.
Setelah selsai dengan urusannya, Tuan Dirja kembali ke dalam ruangan perawatan Gia dengan ditemani seorang suster.
Suster tersebut, membantu melepaskan selang infus
yang terpasang di tangan Gia.Setelah semua nya beres, suster tersebut membantu Gia untuk duduk di kursi roda.
Suster mendorong Gia, sampai di depan loby rumah sakit. Sedangkan Tuan Dirja, nampak mengikuti dari belakang.
Sampai di loby, supir pribadi Gia langsung membantu Gia untuk masuk ke dalam mobil. Setelah semuanya siap, Pak supir pun langsung melajukan mobilnya menuju kediaman Pranadtja.
Sampai di kediaman Pranadtja, Tuan Dirja nampak turun. Sedangkan Gia, meminta supirnya untuk pergi ke kediaman Elsa.
Saat tiba di rumah Elsa, keadaannya terlihat sepi. Padahal, waktu baru menunjukkan pukul tujuh malam. Dengan perlahan, Gia turun dari mobil menuju pintu rumah Elsa. Gia pun, segera mengetuk pintu kayu tersebut.
Tok !! Tok !! Tok !!
Setelah mengetuk pintu, Gia menunggu pintu terbuka sambil menyenderkan tubuh lemahnya. Tak lama, pintu pun terbuka. Nampaklah Elsa, yang terlihat sangat cantik dengan menggunakan baju terusan sebatas lutut berbahan spandek.
Lekuk tubuhnya terlihat begitu menggoda, Gia sampai berusaha keras untuk menetralkan perasaannya. Elsa terlihat sangat kaget saat melihat Gia, dia jadi bertanya-tanya dalam hatinya.
"Ma--mau apa, Kamu?" tanya Elsa.
"Bisa bicara sebentar, sepuluh menit saja." ucap Gia dengan suara lemahnya.
"Bicaralah, aku akan mendengarkannya." ucap Elsa.
"Boleh aku duduk?"
"Ah, silahkan." Elsa menunjuk dua bangku yang ada di depan rumahnya.
Dengan langkah tertatih, Gia duduk di salah satu bangku yang Elsa tunjuk. Elsa pun mengikuti, dia duduk di samping Gia.
"Sa, kedatanganku kemari. Untuk meminta maaf," ucap Gia seraya menunduk.
"Untuk apa?"
Gia mengangkat wajahnya, dia menatap wajah Elsa yang terlihat begitu cantik dengan tatapan teduhnya.
"Aku minta maaf, atas kesalahan yang telah aku. lakukan padamu. Saat itu, aku sedang mabuk. Aku kecewa, karena kekasihku berselingkuh. Bahkan aku menyaksikan sendiri, dia sedang bercumbu dengan temanku dekatku." ucap Gia.
"Lalu, kamu menjadikan ku sebagai pelampiasan. Begitu?!" tanya Elsa kesal.
"Maaf," ucap Gia penuh sesal.
Elsa memalingkan wajahnya, dadanya terasa sangat sesak mendengar pengakuan lelaki yang tengah merebut paksa kesuciannya.
Melihat Elsa yang hanya terdiam, Gia langsung bangun dan menjatuhkan tubuhnya di depan Elsa. Gia bersujud, sambil memeluk kaki Elsa.
Elsa yang merasa tak nyaman, langsung mendorong tubuh Gia.
"Ngapain kamu?"
"Maaf, Maafin aku. Aku ngga tahu lagi harus minta maaf kaya apa, aku mau kamu Maafin aku." ucap Gia.
"Bangunlah, aku sudah memaafkan mu." ucap Elsa.
Gia mendongakan kepalanya, dia menatap wajah cantik Elsa. Cantik sekali, pikirnya. Wajah oval, bibir kecil yang terlihat penuh, pipi nya yang terlihat sedikit cabi, dan... jangan lupa dengan bentuk tubuh Elsa yang aduhai.
"Jangan melihatku seperti itu!! Cepat bangun, dan jangan datang lagi." ucap Elsa.
"Aku lapar, bisakah kamu memberiku makanan. Aku belum sempat makan dari siang," ucap Gia.
"Kamu datang ke sini, mau minta maaf atau minta makan?" tanya Elsa.
"Kalau boleh, dua-duanya." ucap Gia dengan senyum termanisnya.
Elsa tidak menampik, jika Gia terlihat sangat tampan dan mempesona. Tapi, Elsa masih merasa sakit hati saat kesuciannya di renggut paksa, di berikan cek sebagai alat pembayaran atas keperawanannya, dan Elsa sakit hati saat di suruh untuk menggugurkan kandungannya, jika dia hamil.
"Kamu plang aja, aku ngga ada makanan." ucap Elsa.
"Tapi, aku--" ucapan Gia tertahan, karena tiba-tiba saja si kembar datang.
"Bunda, kenapa lama?" tanya Aurora.
"Bunda, aku mau ditemenin sama, Bunda." ucap Aurelia.
Elsa langsung bangun karena kaget dengan kedatangan kedua putrinya, sedangkan Gia, langsung terpental kebelakang karena kurang menjaga keseimbangan.
"Aduh,," ucap Gia seraya mengelus bokongnya.
Aurora dan Aurelia yang mendengar pekikan Gia, langsung menoleh kearaha Gia. Mereka pun langsung mengatupkan mulut mereka, agar tidak tertawa.
Mereka merasa sangat lucu, melihat Gia yang tampan dan gagah, tapi dalam keadaan jatuh terduduk seperti itu. Sedangkan Elsa, menjadi serba salah.
Kalau Elsa menolong Gia, dia tak enak dengan kedua putrinya. Tapi, kalau tak menolongnya, Elsa merasa kasihan melihat Gia.
"Kalian kejam sekali, kenapa tidak ada yang menolongku di saat keadaan ku yang lemah ini." ucap Gia dengan wajah yang di buat semenyedihkan mungkin.
Aurora dan Aurelia pun jadi mengingat perbuatan yang sudah mereka lakukan, Gia lemas pasti karena ulah mereka ,itulah yang berada di dalam pikiran Aurora dan Aurelia.
Tanpa Elsa duga, Aurora dan Aurelia menghampiri Gia dan membantu Gia untuk berdiri. Gia langsung tersenyum sambil memperhatikan, wajah kedua putri Elsa yang terlihat sangat mirip dengannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 300 Episodes
Comments
Nunik Wahyuni
Elsa memaafkan tapi tdk melupakan ....bikin gia jungkir balik nyari pengakuan anaknya bahwa dia daddy dr sikembar ....walau sikembar sdh tau faktanya.....😊😊
2023-12-12
0
❄️ sin rui ❄️
segampang itu memaapkan wkwkwkw anjirrrr cuman ada di novel
2022-07-20
2
Ryskha Priska
ck
elsa terlalu baik
kalo aku udah aku bikin babak belur
bikin koma dulu baru di maafin
enak aja sih gia
2022-02-23
0