Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam, di mana semua orang sudah mulai berhenti dari segala aktivitasnya.
Tapi, berbeda dengan dua gadis kembar milik Elsa. Aurora dan Aurelia nampak terdiam di dalam kamarnya, mereka masih mengingat tentang Gia yang mengakui perbuatannya terhadap Bunda mereka.
Aurora dan Aurelia jadi berpikir, jika Gia memperkosa Elsa, kemungkinan besar mereka adalah anak dari hasil perkosaan.
Pantas saja, Elsa selalu terlihat enggan dan lebih baik diam saat mereka bertanya tentang sosok Ayah mereka.
Aurora dan Aurelia pun, jadi berpikir, mungkin mereka harus membalaskan dendam untuk Bunda mereka. Karena walau bagaimana pun, Elsa pasti tersiksa dengan perbuatan yang di lakukan oleh Gia.
"Kak," panggil Aurelia.
"Hem... Apa, Dek?" tanya Aurora.
Aurelia memeluk Kakak kembarnya dengan erat, matanya mulai berkaca-kaca. Aurora sedang memikirkan kesedihan Bundanya, dia pasti sangat sedih, pikirnya.
"Kamu kenapa, hem?"
"Kita harus balas dendam, Kak. Lelaki itu, kemungkinan adalah Ayah kita. Lelaki yang sudah menghancurkan hati Bunda," ucap Aurelia.
Aurora melerai pelukannya," Kamu yakin?"
Aurelia langsung menganggukan kepalanya," Yakin. Besok pas latihan lagi, kita harus mengerjai dia habis-habisan, Kak. Biar dia kapok, biar dia tak berkelakuan seenak jidatnya saja."
"Kamu ini kejam banget, tapi Kakak juga mau membalaskan dendam untuk Bunda. Lelaki kayak gitu, harus dapet balasan yang setimpal." ucap Aurora.
"Tapi, Kak. Bagaimana caranya?" tanya Aurelia.
"Tenang saja, besok pas jam istirahat kita ke apotek. Kita beli sesuatu untuk memulai aksi kita pada lelaki jahat itu," ucap Aurora.
"Baiklah, Kakak memang pandai." ucap Aurelia.
"Harus, kemarin Kakak lihat jam tiga sore, lelaki itu sudah ada di rumahnya." ucap Aurora.
"Hem, semoga saja besok dia ada di rumahnya. Agar rencana kita, tidak terhalang apa pun." ucap Aurelia.
Setelah perbincangan mereka selsai, mereka pun segera tidur. Karena biasanya, pukul sepuluh malam, Elsa pasti akan mengecek ke dalam kamar putrinya.
*
Waktu yang dinantikan pun tiba, setelah pulang sekolah, seorang supir pribadi keluarga Adijadja sudah menunggu kedua putri kembar Elsa.
Setelah kedua putri Elsa masuk ke dalam mobil jemputan tersebut, mobil pun langsung melaju ke kediaman Adijadja.
Sampai di kediaman Adijadja, kedua putri Elsa langsung masuk ke dalam studio. Karena memang, di sana Tuan Dirja sudah menunggu mereka.
"Bagaimana, Sayang?" tanya Tuan Dirja.
"Apanya yang bagaiman?" tanya Aurora.
"Sekolahnya, lagunya dan... Apakah kalian sudah makan siang?" ucap Tuan Dirja.
"Sudah, tadi pagi kami membawa bekal yang Bunda buatkan khusus untuk makan siang kami." ucap Aurelia.
"Elsa, memang yang terbaik." ucap Tuan Dirja.
"Apa Kakek, mengenal dekat Bunda kami?" tanya Aurora.
"Tentu, walaupun dia cuma kerja selama tiga tahun di perusahaan Kakek, tapi, kami sangat dekat. Elsa sudah seperti putri kandung ku," ucap Tuan Dirja.
"Lalu... Apakah, Kakek tahu siapa Ayah, Kami?" tanya Aurelia.
"Kakek, tidak tahu. Untuk masalah itu, Elsa sangat tertutup. Kakek juga tidak tahu kenapa?!"
"Lupakan, sekarang kita latihan." ucap Aurora.
"Ya, kalian harus berlatih. Kalian akan di temani Kak Disty, asistennya Kak Mellow."
Disty langsung menghampiri mereka dan memperkenalkan diri, kedua putri Elsa pun tak keberatan, jika dia lah yang akan menemani mereka berlatih.
Karena pada dasarnya, mereka pun tahu. Jika, Kak Mellow pasti sangat sibuk.
Satu jam telah berlalu, Kak Disty memberikan waktu untuk mereka beristirahat. Dengan senang hati mereka pun langsung keluar dari ruangan tersebut, mereka beralasan ingin beristirahat di taman.
Saat mereka keluar dari ruangan tersebut, mereka melihat Gia yang baru saja turun dari dalam mobil mewahnya.
Aurora dan Aurelia pun langsung tersenyum, kini adalah waktunya untuk melancarkan rencana yang telah mereka susun.
"Bi, aku mau bersantai sejenak di taman. Nanti bawain aku jus buah sama camilan ya..??" Gia berucap setengah berteriak.
"Iya, Den." sahut Bibi, dari dapur.
Mendengar Gia yang meminta dibuatkan jus buah, kedua putri Elsa pun langsung tersenyum. Mereka pun, segera berlari ke arah dapur.
"Hai, Bi." sapa Aurora.
"Eh, ada si kembar cantik. Mau apa?" tanya Bibi.
"Mau jus, kaya yang Om Gia, pesan." ucap Aurelia.
Bibi pun tersenyum," Baiklah, kalian tunggu di sana.
Aurora dan Aurelia langsung menggelengkan kepala mereka, kalau mereka cuma jadi penonton dari jauh. Rencana mereka, pasti akan gagal.
"Kami, di sini saja." ucap Aurora dan Aurelia bersamaan.
"Baiklah," ucap Bibi.
Bibi pun mulai membuat jus buah pesanan Gia, setelah jadi Bibi pun mengambil camilan kesukaan Gia dari dalam lemari yang berada di pojok dapur.
Saat itulah, Aurora mengeluarkan obat yang dia beli di apotek. Cairan bening dalam satu botol kecil, dia tuang semua ke dalam jus buah pesanan Gia.
"Nona kecil, ini jus buah buat kalian. Yang ini buat, Den Gia." ucap Bibi seraya mengangkat jus dan camilan yang sudah dia persiapkan ke atas nampan.
Aurora dan Aurelia pun langsung mengangguk paham, Bibi pun langsung tersenyum kemudian dia pergi ke taman belakang untuk mengantarkan pesanan Tuan Mudanya.
Setelah kepergian Bibi, Aurora dan Aurelia pun langsung tersenyum dan mengangkat tangan mereka untuk tos.
" Ayo buruan, kita pergi ke ruang latihan lagi. Kita tunggu hasilnya dalam setengah jam," ucap Aurora.
" Kakak yakin, rencana kita pasti berhasil?" tanya Aurelia.
" Pasti, Dek. Bukankah kamu sudah mendengar sendiri, penuturan dari apoteker tersebut?" tanya Aurora.
"Iya, Kak. Semoga saja, semuanya benar." ucap Aurelia.
Aurora dan Aurelia pun langsung kembali ke studio mini milik Tuan Dirja, mereka ke sana sambil membawa jus buah yang dibuatkan oleh Bibi.
Mereka berlatih kembali dengan ditemani oleh Kak Disty, setelah setengah jam mereka berlatih, dari arah luar terdengar ribut-ribut.
Aurora, Aurelia dan juga Kak Disty, langsung keluar dari ruangan studio mini tersebut. Saat mereka keluar, mereka merlihat Gia, yang sedang terkulai lemas di bopong oleh security dan juga tukang kebun yang ada di sana.
Tuan Dirja nampak mengikuti dari belakang, beliau terlihat sangat panik. Disty yang merasa penasaran pun, langsung bertanya.
"Tuan, ada apa ini?"
"Gia, tiba-tiba saja muntah-muntah, menggigil dan kepalanya katanya terasa berputar-putar." ucap Tuan Dirja seraya berlalu.
Aurora dan Aurelia tampak bengong melihat keadaan Gia, mereka tidak menyangka jika obat tersebut efeknya sangat dahsyat. Padahal mereka kira, dengan meminum jus yang dicampur kan obat tersebut, Gia hanya akan muntah-muntah saja.
"Kak, bagaimana ini?" tanya Aurelia setengah berbisik.
Aurora hanya menggedikan kedua bahunya, dia juga tidak tahu kenapa bisa separah itu efek dari obat yang dia tuang. Mungkin saja, karena dia menuangnya satu botol penuh, makanya keadaan Gia bisa parah seperti itu.
"Kak, bagaimana kalau dia mati?" tanya Aurelia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 300 Episodes
Comments
Nunik Wahyuni
hahaha rasakan dikerjain ma anak sendiri good job nak bikin Daddy mu pusing di hdpnya 😂😂😂
2023-12-12
0
Ratu Emilly
Thor masa usia 5 th sdh tahu arti perkosaan.... ,🤭🤭🤭
2022-07-21
3
Ari_nurin
anak 5th apa mungkin smp berpikir spt itu? juga apa sdh paham ttg pemerkosaan? kok janggal aja ya .. 🤔🤔
2022-04-12
4