Elsa mengerjapkan matanya beberapa kali, dia merasa badannya sangat sakit dan remuk di beberapa bagian.
Bahkan saat Elsa berusaha bangun pun, bagian inti nya terasa sangat perih. Elsa sampai meringis dibuatnya, dia sampai memejamkan matanya menahan sakit.
"Dimana ini?" Elsa bertanya pada dirinya sendiri, dia berusaha untuk duduk.
Elsa mengedarkan pandangannya, dia berada di sebuah ruangan dan semuanya nampak putih dan terlihat banyak alat medis di sana.
Elsa melihat tangannya, nampak selang infusan di sana. Elsa pun langsung berpikir jika dia sedang berada di rumah sakit, tapi siapa yang membawanya?
Elsa memijat kepalanya yang terasa pusing, dia mulai mengingat apa yang sudah terjadi kepadanya.
Elsa pun ingat jika dia mengantarkan beberapa berkas ke rumah tuan Dirja, kemudian nasib malang pun menimpanya.
kilasan-kilasan perbuatan yang dilakukan Gia kepadanya, terlihat dengan jelas di benak Elsa.
"Ya Tuhan, aku diperkosa !!" Elsa memekik, dia sangat takut akan kejadian yang menimpanya.
Elsa nampak mengingat-ingat kejadian yang menimpanya, masih teringat dengan jelas saat Gia menerkamnya dengan sangat buas.
Elsa menutup matanya dengan kedua telapak tangannya, dia sedih, sangat sedih.
Air mata Elsa luruh begitu saja, entah harus apa dia sekarang. Yang Elsa tahu, saat ini dia merasa sangat hancur.
"Sudah puas menangisnya? " terdengar suara bariton memekik di telinganya.
Elsa langsung menurunkan tangannya, kemudian dia menatap lelaki arogan yang kini telah berada tepat di sampingnya.
"Tidak usah menangis, aku tahu kamu masih virgin saat aku melakukannya padamu. Terimalah uang ini sebagai bayaran untuk keperawanan mu," ucap Gia seraya menyimpan cek di tangan Elsa.
Elsa menatap pria yang kini berada di sampingnya dengan tatapan nanar, dia tidak menyangka jika setelah keperawanannya dirampas dengan paksa kini dia harus menerima sebuah cek bertuliskan nominal angka.
Air mata Elsa kembali luruh, Gia langsung mendekati Elsa dan mengusap air mata tersebut.
Aku sudah bilang jangan menangis, aku sudah memberikan mu uang yang banyak. Pergilah yang jauh, jika suatu saat nanti kamu hamil, segeralah gugurkan. Karna aku tidak akan bertanggung jawab," titah Gia.
Elsa tak mampu menjawab ucapan Gia, bibirnya terasa kelu. Hanya tatapan marah, kesal, sedih, duka dan semua perasaan kini bercampur aduk menjadi satu yang dia berikan pada Gia.
"Jangan menatap ku seperti itu, uang itu adalah bentuk tanggung jawab ku pada mu, Elsa Anindita." Gia berucap seraya mengusap air mata Elsa, Elsa pun langsung memalingkan wajahnya.
"Aku pergi, semua biaya rumah sakit sudah aku tanggung. Setelah sembuh cepatlah pergi," titah Gia.
Setelah mengucapkan hal itu, Gia langsung pergi meninggalkan Elsa sendirian.
Emosi Elsa nampak memuncak, Elsa menangis histeris. Dia menggapai semua benda yang ada di dekatnya, kemudian dia melemparkan semua barang-barang tersebut.
Tak lama datanglah beberapa suster yang masuk ke dalam ruangan Indira, mereka nampak menenangkan Elsa.
Bahkan salah satu suster menghampiri Elsa dan menyuntikan obat penenang padanya, Elsa pun langsung melemah.
Elsa langsung tak sadarkan diri, karena pengaruh obat penenang tersebut.
Sedangkan, Gia. Setelah menemui Elsa, dia langsung menjenguk Daddy nya yang sedang dirawat karena penyakit jantungnya yang kambuh.
Tuan Dirja terlihat masih lemah, dia sengaja memanggil putra semata wayangnya yang beberapa bulan lalu baru saja lulus mengerjakan S2-nya.
"Gia," panggil Tuan Dirja.
"Yes Dad," jawab Gia.
"Tolong gantikan Daddy, perusahaan membutuhkan kamu." ucap Tuan Dirja dengan suara lemahnya.
"Daddy, tenang saja. Aku akan menghandle semua pekerjaan Daddy," ucap Gia menenangkan.
Seulas senyum terbit dari bibir tua Tuan Dirja," Terimakasih sayang. Kalau kamu membutuhkan bantuan,bilang saja langsung pada Elsa. Dia sudah ikut Daddy selama tiga tahun, dia sudah sangat paham tentang cara kerja perusahaan kita."
Untuk sesaat Gia terdiam, dia berpikir bagaimana cara menjelaskan pada Daddy nya tentang Elsa.
"Kenapa, Boy? Kenapa kamu terdiam?" tanya Tuan Dirja.
Dad, mulai hari ini semua pekerjaan akan aku handle bersama Ajun. Elsa kemarin sudah mengundurkan diri," terang Gia.
Tuan Dirja terlihat kaget saat mendengar ucapan Gia, bahkan dia hendak mengangkat tubuhnya agar bisa duduk.
Tapi dengan cepat Gia menghampiri Daddy nya, dia pun berusaha menenangkan pria paruh baya itu.
"Tenang Dad, Elsa harus pulang kampung karena Ibunya sakit. Elsa harus mengurusi Ibunya," Gia beralasan.
"Benarkah? Kasihan sekali dia, anak itu pasti sangat sedih." ucap Tuan Dirja.
"Jangan memikirkan tentang orang lain, Dad. Pikirkanlah tentang dirimu," ucap Gia mengingatkan.
"Bukan begitu, Sayang. Anak itu sangat baik, dia pintar dan sangat bisa diandalkan. Dad sangat suka dengan cara kerjanya, belum tentu kita bisa mendapatkan karyawan multi talenta seperti dia lagi." Tuan Dirja berucap seraya membenarkan letak selimutnya.
"Jangan khawatir, Dad. Percayakan padaku, aku pasti bisa mengurusi semuanya yang berurusan dengan perusahaan. Tentunya dengan bantuan Ajun," ucap Gia.
Tentu saja, Dad percaya. Kamu lulusan S2 dari Harvard University, bahkan nilaimu sangat bagus. Pasti kamu bisa mengelola perusahaan," ucap Tuan Dirja.
"Sekarang istirahatlah, Dad. Aku akan ke kantor," pamit Gia.
Tuan Dirja pun menganggukan kepalanya," Pergilah."
Gia pun langsung pergi ke kantor, karena memang masih banyak hal yang harus dia urus. Terutama tentang keluarnya Elsa dari perusahaan, sebisa mungkin dia harus mencari alasan yang tepat.
Gia tak mungkin harus berkata yang sebenarnya bukan, bahkan rekaman cctv yang ada di rumahnya pun langsung dia hapus.
Dia tak mau jika sampai Tuan Dirja tahu apa yang dia lakukan terhadap Elsa, karena memang Tuan Dirja memasang cctv di seluruh ruangan yang ada di dalam rumah.
Hanya kamar peribadi mereka yang tak di pasangi camera cctv, tentunya karena itu merupakan daerah peribadi.
Sampai di kantor, Gia langsung menghampiri ruang HRD.
Tok ! Tok ! Tok !
Masuk," terdengar sahutan dari dalam ruangan.
Gia pun langsung masuk dan duduk tepat di kursi yang bersebrangan dengan Pak Yanto selaku HRD.
Mengetahui anak atasannya yang datang, Pak Yanto pun langsung menegakan tubuhnya dan meninggalkan segala aktivitasnya.
"Ada yang bisa saya bantu, Den?"
" Saya hanya ingin memberitahukan, bahwa Elsa, mulai saat ini tidak akan bekerja lagi di sini. Dia harus pulang ke kampungnya, karena harus mengurus ibunya yang sedang sakit disana." Gia berucap seraya berdiri dan hendak melangkahkan kakinya.
"Tunggu dulu, Den. Kenapa mendadak sekali?" tanya Pak Yanto penasaran.
"Mana saya tahu," ucap nya ketus.
Gia pun langsung meninggalkan ruang HRD, meninggalkan Pak Yanto dengan segala kebingungannya.
Selepas dari ruang HRD, Gia pun langsung masuk ke dalam ruangan Ajun. Dia pun berusaha menjelaskan dengan baik tentang kemunduran Elsa, agar Ajun tak curiga.
Setelah mendengar penjelasan dari Gia, Ajun pun berusaha untuk percaya. Walaupun dia tak sepenuhnya percaya, entah kenapa dia merasa adayang janggal dengan apa yang diucapkan oleh Gia.
Sementara itu, saat malam tiba, Elsa nampak sadar. Elsa langsung bangun dan pergi dari rumah sakit itu, dia tak mau berlama-lama lagi di sana.
Sebelum pergi, Elsa mengambil cek yang diberikan oleh Gia. Kemudian dia masukan ke dalam sakunya, entah apa yang akan dia lakukan dengan cek itu, Elsa pun tak tahu.
Elsa merasa semakin lama, dadanya terasa semakin sesak. Kalau saja bunuh diri itu tidak dosa, mungkin Elsa sudah melakukannya.
Elsa langsung pulang ke kostannya, dia segera merapikan semua barang-barangnya. Dia sudah memutuskan jika dia akan pergi jauh, dia akan pergi ke tempat temannya yang berada di kota B.
Flash Back Of #
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 300 Episodes
Comments
Pisces97
gia laknut mampus kau pergi sana ke laut ...
2022-12-08
0
Drake02c
keren thor
2022-07-01
2
Trisna Tris
lanjut thor.... tak pakai lama.. ....
2022-02-28
2