Tuan Dirja segera pergi dari ruang perawatan Gia, dia ingin tahu bagaimana keadaan Melinda sekarang. Sedangkan Elsa, masih setia duduk di samping Gia.
Walaupun Dokter dan Suster sibuk memeriksa keadaan Gia, Elsa tak bisa beranjak karena tangannya yang terus di genggam oleh Gia.
" Keadaan Tuan Gia, sudah sangat bagus. Sepertinya, sebentar lagi dia kan segera sadar sepenuhnya," jelas Dokter.
Elsa hanya bisa menganggukan kepalanya, lalu dia menatap Dokter bergantian dengan tangannya yang di genggam erat oleh Gia.
Dokter pun langsung tersenyum," Dia sedang berperang dengan alam bawah sadarnya, sebentar lagi pasti sadar. Jangan khawatir, nmsetengah jam lagi, saya datang kembali."
"Baik, Dok." ucap Elsa.
Dokter dan suster pun nampak pergi, kemudian Aurora dan Aurelia nampak menghampiri Gia, dan berdiri tepat di samping kiri Gia, karena di sebelah kanan sudah ada Elsa.
Aurora dan Aurelia nampak mengusap tangan Gia, seperti yang mendapatkan obat mujarab, Gia pun secara perlahan membuka matanya.
Senyumnya langsung mengembang, kala melihat wajah cantik Elsa dan juga kedua putri Elsa.
"Terimakasih," ucap Gia.
"Untuk apa?" tanya Elsa.
"Karena kamu dan kedua putri kamu yang cantik, aku jadi semangat untuk bertahan." ucap Gia.
"Hu'um," ucap Elsa.
"Om, kan baru sadar. Om, haus ngga?" tanya Aurora.
"Iya, Om, haus banget." ucap Gia.
Aurora langsung mengambilkan sebotol air mineral yang berada di atas nakas, kemudian Aurora pun menyodorkannya kepada Gia.
Gia, berusaha untuk duduk agar bisa segera minum. Tetapi, Gia merasa aneh karena kakinya tidak bisa digerakkan. Gia pun lalu menatap Elsa, Gia seolah meminta jawaban.
"Kata Dokter, kaki kamu lumpuh. Tapi, tidak permanen. Kalau kamu semangat untuk sembuh, kamu pasti bisa jalan lagi." ucap Elsa.
Gia terdiam, awalnya Gia terlihat sedih. Tetapi kemudian, Gia pun tersenyum sambil menatap Elsa dan kedua Putri Elsa secara bergantian.
"Aku akan semangat, Aku akan berusaha agar bisa cepat sembuh. Tapi, kalian mau kan selalu ada di sampingku untuk selalu mendukungku?" tanya Gia penuh harap.
"Eem,, kami akan selalu mendukung kamu. Tapi, kami tidak bisa berada selalu di samping kamu. Karena kami bukan siapa-siapa kamu, dan satu lagi, tolong lepasin tangan aku. Pegel," ucap Elsa.
Gia pun langsung melepaskan genggaman tangannya," Maaf."
Gia berucap seraya tertunduk, dia merasa kecewa atas jawaban Elsa. Tapi, Gia sadar. Walaupun mungkin kedua putri Elsa adalah miliknya, tapi mereka memang tidak pernah ada hubungan spesial.
Suasana tiba-tiba terasa canggung, Aurora dan Aurelia yang menyadari akan hal itu pun langsung berusaha untuk mencairkan suasana.
"Om, aku bantu duduk ya?" ucap Aurora.
"Aku juga, mau bantu. Bunda, ngga mau bantu?" tanya Aurelia.
"Eh, iya. Bunda, bantu." ucap Elsa.
Gia langsung tersenyum, dia begitu senang. Karena ketiga wanita cantik itu membantu Gia untuk duduk, setelah duduk dengan nyaman, Aurora membantu Gia untuk minum.
"Terimakasih, karena aku sudah di bantu oleh ketiga wanita cantik." ucap Gia.
"Sama-sama," ucap Elsa dan kedua putrinya bersamaan.
Suasana di antara mereka baru saja mencair, tetapi suasana kembali terasa canggung. Saat tiba-tiba pintu ruangan perawatan tersebut terbuka, nampaklah Tuan Dirja membawa seorang perempuan masuk ke dalam ruangan Gia.
Dengan langkah tertatih, perempuan itu menghampiri Gia. Dia langsung menubrukan tubuhnya, dia memeluk Gia dengan erat sambil menangis tersedu-sedu.
"Maaf, gara-gara aku. Kamu jadi kaya gini," ucap seorang wanita yang tak lain adalah Melinda.
Sebenarnya, Gia sangat tidak suka saat Melinda memeluknya. Tapi, dia ingin sekali melihat reaksi dari Elsa.
"Sudah lah Melinda, semuanya sudah terjadi. Apa kah kamu baik-baik saja?" ucap Gia, sambil melirik Elsa dengan ekor matanya.
Melinda terlihat melerai pelukannya, kemudian dia pun memandang Gia dengan intens.
"Aku, baik-baik saja. Lalu, bagaiman dengan kamu?" ucap Melinda.
"Aku lumpuh," ucap Gia dengan wajah d Ij buat semenyedihkan mungkin.
"Lumpuh?!" tanya Melinda kaget.
Gia nampak menganggukkan kepalanya," Ya, aku lumpuh. Kamu, mau kan merawat aku?"
"Aku.. aku--"
Elsa yang melihat kedekatan Antara Melinda dan Gia merasa tak suka, entah kenapa hatinya terasa bergemuruh. Elsa terlihat gelisah, sedangkan Gia malah menyunggingkan senyumnya .
"Maaf, aku ke luar sebentar." ucap Elsa.
Tanpa menunggu jawaban, Elsa langsung pergi begitu saja. Dia pergi menuju taman rumah sakit, lalu duduk di bangku taman.
"Kenapa aku kesal? Memangnya siapa dia? Atau mungkin, aku cemburu?" Elsa bergidig, kemudian dia kembali berpikir. " Mana mungkin cemburu!! Memangnya sedekat apa hubungan kami?!" Elsa yang kesal, bermonolog sambil menghentakan kakinya.
Wajahnya terlihat merengut kesal, hatinya terasa tak tenang.
"Baru saja dia menggenggam tanganku, meminta dukungan dari ku. Tapi, apa itu? Dasar lelaki arogan!! Dari dulu tak pernah berubah," ucap Elsa.
Elsa lalu berusaha untuk menetralkan emosinya, dia memejamkan matanya dan menarik napasnya dengan panjang.
"Lebih baik aku pulang, ini sudah malam. Bahkan, anak-anak juga belum makan malam." ucap Elsa.
Setelah bisa menenangkan dirinya, Elsa pun kembali ke ruangan perawatan Gia. Tapi saat dia kembali, dia tidak menemukan Melinda di Sana. Hanya ada Aurora, Aurelia, Tuan Dirja dan juga Gia. Mereka, terlihat sedang mengobrol bersama.
"Kemarilah, Elsa." Gia mengayunkan tangannya, sambil tersenyum.
Elsa menurut, dia pun menghampiri Gia dan duduk di bangku tunggu.
"Kamu pasti laper, Daddy sudah memesankan kita makanan. Kita makan sama-sama," ajak Gia.
"Ngga usah, aku mau pulang. Ini sudah malam, kasihan anak-anak." jawab Elsa.
Tuan Dirja lalu melihat jam yang melingkar di tangannya, dia tahu jika ini belum terlalu malam.
"Baru pukul delapan, kita makan bareng ya.. Sayang makanan yang sudah saya pesan," ajak Tuan Dirja.
Elsa pun merasa tak enak hati, akhirnya Elsa pun menurut. Mereka pun makan malam bersama, di dalam ruang perawatan Gia.
Selesai makan malam, Elsa pun berpamitan kepada Gia dan Tuan Dirja. Begitupun dengan Aurora dan Aurelia, saat mereka akan pulang, Tuan Dirja melarangnya, dia berkata Jika dia akan mengantarkan mereka pulang.
"Aku pulang," ucap Elsa.
"Aku, juga." ucap Aurora.
"Om, jangan nangis. Ada suster yang jaga," ucap Aurelia.
Gia pun terkekeh," Om, ngga bakal nangis."
"Jaga diri, Boy. Pagi-pagi sekali, Daddy akan ke sini." ucap Tuan Dirja.
Gia pun menganggukan kepalanya, ada rasa senang saat mengingat kebersamaan mereka.
Setelah berpamitan, Akhirnya merek pun pergi meninggalkan Gia bersama dua orang perawat yang ditugaskan untuk menjaganya.
Sebelum keluar dari ruangan tersebut, Elsa sempat melihat ke arah Gia. Gia pun tersenyum, dia suka melihat raut khawatir Elsa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 300 Episodes
Comments
solin
salam Dari gadis cute dan mandiri
2021-10-27
6
Rini Kaila
lanjutt
2021-10-23
5
NiLa
Cieeeee...
2021-10-09
7