Gia sedang duduk di kursi kebesarannya, dia masih mengingat dengan jelas wajah kedua putri Elsa. Gia, yang merasa penasaran, sengaja datang ke acara lomba tadi malam.
Benar sesuai dugaannya, kedua putri Elsa, begitu mirip dengannya. Gia jadi bertanya-tanya, Apakah Elsa hamil karena ulahnya? Apakah kedua putri Elsa adalah miliknya?
Gia pun mengingat, jika sebelum Gia meninggalkan Elsa di rumah sakit. Gia pernah memberikan cek senilai satu M, tapi sampai saat ini, belum ada pemberitahuan tentang pencairan uang itu.
Berbagai pertanyaan pun muncul di benaknya, Gia makin penasaran. Gia merasa ingin tahu lebih tentang Elsa, Gia pun memutuskan untuk menyelidiki semuanya.
Gia segera menyambar ponselnya, kemudian dia memanggil Ajun untuk masuk ke dalam ruangannya. Tak sampai lima menit, Ajun sudah berada di ruangan Gia.
"Ada apa, Tuan muda?" tanya Ajun.
"Ajun, aku ingin kamu mengumpulkan data Elsa, sejak berhenti dari pekerjaannya." ucap Gia.
"Maksud, Tuan muda?" tanya Ajun bingung.
"Cari tahu informasi lengkap tentang Elsa, dari mulai dia keluar dari perusahaan ini. Cari tahu apa saja kegiatannya, cari tahu apa yang selalu dia lakukan, dan cari tahu dengan siapa dia menikah!! " titah Gia, tak ingin di bantah.
Ajun langsung membungkuk hormat," Baik, Tuan muda."
"Bagus, pergilah." titah Gia.
Ajun menurut, walaupun bingung, Ajun tetap melangkahkan kakinya menuju ruangannya. Dengan gerak cepat dia langsung meminta anak buahnya untuk mengorek semua informasi tentang Elsa.
Ajun tak mau jika Tuan mudanya, akan kecewa padanya.
Waktu baru menunjukkan pukul sembilan pagi, Gia memutuskan untuk pergi ke sekolah internasional. Gia ingin tahu, seperti apa kegiatan anak kembar Elsa.
Dengan cepat, Gia menyambar kunci mobil yang berada di atas meja kerjanya. Gia pun segera pergi menuju sekolah internasional.
Hanya perlu waktu sepuluh menit saja, Gia sudah sampai di tujuannya. Saat Gia masuk ke dalam gedung sekolah tersebut, saat itu lah lonceng istirahat berbunyi.
Gia bisa melihat, dari ruang kelas 1 A, anak kembar yang dia ingin temui nampak keluar dengan membawa kotak bekal di tangan mereka.
Gia mengikuti langkah kedua anak itu, ternyata mereka menuju taman sekolah. Mereka duduk di sana, dan mulai membuka kotak makan yang mereka bawa.
Gia sempat tersenyum melihat kedua anak kecil yang nampak mandiri itu, Gia jadi mengingat akan dirinya. Saat Mommynya masih hidup, Gia juga suka dibawakan bekal makanan oleh Mommynya.
Gia merasa tak sabar, Dia langsung menghampiri kedua putri Elsa dan duduk tepat di samping mereka. Aurora dan Aurelia nampak melihat Gia, dengan wajah heran.
"Kenapa kalian menatap ku seperti itu? Apa ada yang aneh dengan wajah, Om?" tanya Gia
Aurora dan Aurelia langsung menggelengkan kepala mereka," Tidak ada."
Mereka menjawab secara bersamaan, Gia pun langsung tersenyum karena merasa lucu.
"Bolehkan, jika, Om, mengajak kalian untuk mengobrol? " tanya Gia.
Aurora dan Aurelia langsung menganggukan kepala mereka," Boleh." Mereka berucap Secara bersamaan, membuat Dia kembali tersenyum.
"Nama Om, Gia. Nama kalian siapa?"
"Aku, Aurora." Aurora tersenyum sambil melambaikan tangannya.
"Aku, Aurelia." Aaurelia pun melakukan hal yang sama.
"Kalian cantik sekali, pasti Daddy kalian juga sangat tampan."
Gia sengaja berucap seperti itu, Dia sangat ingin tahu bagaimana reaksi kedua anak kembar itu.
"Tidak tahu, aku belum pernah bertemu dengan Ayahku." ucap Aurora.
"Bunda, tidak pernah mau bercerita tantang Ayahku. Bunda akan terlihat sedih, jika kami menanyakan tentang Ayah." ucap Aurelia.
Deg!!
Jantung Gia, seakan berpacu dengan lebih cepat. Apakah ini jawaban dari semua pertanyaannya?
Gia, jadi makin curiga. Dia pun kini bisa berasumsi, jika kemungkinan besar, mereka adalah anak yang dihasilkan dari perbuatannya yang biadab itu.
"Jangan bersedih, kalian bisa menganggap Om, sebagai Ayah, kalian." ucap Gia.
Kedua putri Elsa nampak menggeleng lemah, mana bisa seperti itu pikir mereka.
"Kenapa? "
"Ayah dan Bunda itu, merupakan hubungan yang terikat, karena adanya janji suci sakral dari kata pernikahan." ucap Aurora.
"Bagaimana bisa, kami menganggap Om, Ayah, kami. Sedangkan di antara Om dan Bunda, tidak ada ikatan." ucap Aurelia.
"Bahkan, kalian tidak saling mengenal." ucap Aurora.
Gia nampak menggelengkan kepalanya, pintar sekali pikirnya, mereka bahkan sudah paham seluk beluk rumah tangga sejak dini.
"Kalian sangat pandai," ucap Gia mengacak gemas rambut Aurora dan Aurelia secara bergantian.
Aurora dan Aurelia nampak tersenyum mendapatkan perlakuan seperti itu dari seorang pria dewasa, mereka pun jadi bertanya-tanya, 'Apakah seperti itu, rasanya punya Ayah?
"Om, mau kena dulu. Lain kali, kalau kita bertemu, Apa Om boleh menyapa kalian lagi?" tanya Gia.
Aurora dan Aurelia nampak menganggukkan kepala mereka, "Boleh, Om. "
Gia pun tersenyum, kemudian Dia meninggalkan putri kembar Elsa, yang masih menatapnya sampai Dia menghilang dari pandangan mereka.
Gia kembali melajukan mobilnya menuju perusahaan, yang kini sudah dilimpah kuasakan padanya. Tuan Dirja, kini lebih memilih menekuni hobinya di dalam dunia musik.
Beliau membuka rumah produksi, dan menetaskan banyak artis ternama melalui tangannya. Dengan sangat pandai, Tuan Dirja memilih artis yang menurutnya berbakat dan mampu menggebrak dunia hiburan tanah air.
Gia, sudah sampai di kantornya. Tapi pikirannya seakan tak fokus, Dia begitu memikirkan kebenaran tentang Elsa, mencari jawaban atas semua pertanyaan yang terlintas di otaknya.
Pukul Tiga sore, Ajun datang menghadap. Dia langsung menyerahkan sebuah map berwarna coklat.
"Apa ini?" tanya Gia.
"Data yang anda inginkan, Tuan Muda." ucap Ajun.
Dengan rasa penasaran yang tinggi, Gia membuka map tersebut. Dia membacanya dengan sangat serius, kadang dahinya berkerut dalam. Bibirnya terlihat mengkrucut, dan terakhir, Gia terlihat menghembuskan nafasnya.
"Jadi, Elsa tak pernah menikah?" tanya Gia.
"Ya, Tuan Muda. Semenjak keluar dari perusahaan, Elsa bekerja di toko oleh-oleh di kota B. Setelah dua bulan, dia pulang kampung dan--"
"Ya, aku sudah baca semuanya, dia hamil dan melahirkan dua putri yang cantik. Tanpa adanya seorang lelaki yang hadir di dalam hidupnya," ucap Gia.
Gia nampak terdiam, pikirannya mengingatkannya kembali pada peristiwa enam tahun silam. Betapa bejat dirinya, merenggut paksa kesucian Elsa.
"Ya tuhan,,," ucap Gia lirih.
"Kenapa, Tuan Muda?"
"Ah, tidak-tidak. Sekarang kamu keluarlah, terimakasih karena sudah melakukan tugas dengan baik." ucap Gia.
Ajun langsung membungkuk hormat, kemudian dia berlalu dari ruangan Gia. Banyak pertanyaan yang muncul di benak Ajun, tapi, dia tak mungkin lancang untuk bertanya.
Ajun segera masuk ke dalam ruangannya, sedangkan Gia kini nampak berpikir keras. Dia sedang mencari jawaban dari rasa penasarannya.
"Aku, harus menemui Elsa." ucap Gia lirih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 300 Episodes
Comments
Wirda Lubis
lanjut
2022-06-29
2
Shuhairi Nafsir
Bikin test DNA aje Gia. hilangkan penasaran mu.
2022-03-16
1
perjuangan ✅
penasaran tes DNA
2022-02-13
1