Part 18

"Siapa yang mengizinkan mu pergi, Kau tidak boleh pergi kemanapun tanpa mendapatkan izin dari ku. Kau mengerti Kelly" Tegur Bryan yang tak sengaja sepapasan di tangga.

"Punya hak apa kau melarang ku berpergian, menyebalkan sekali."

"Kau bodoh ya atau sebenarnya telinga dan daya ingat mu sudah tidak berfungsi lagi. Aku sudah menjelaskan padamu tadi malam dan kau belum mengerti juga, harus dengan bahasa apa lagi aku memberitahu mu."

"Tidak perlu berlebihan, aku hanya akan pergi ke kantor. Apa kau puas Bryan, sepagi ini sudah mengusik ku dan mengacaukan mood saja sepagi ini."

"Kau tidak perlu pergi ke kantor lagi mulai hari ini."

"Kau bercanda Bryan, apa kau sadar dengan yang sedang kau katakan. Akulah pimpinannya, jika aku tidak bisa pergi bekerja. Bagaimana dengan kelangsungan perusahaan papa dan nasib ribuan karyawan ku. "

"Kau tenang saja, tanpa adanya kau pun perusahaan papa mu akan tetap berjalan bahkan keuntungan yang didapatkan pun akan berlipat ganda."

"Apa maksud perkataanmu, aku tidak suka di permainkan Bryan."

"Sekarang kau tahu kan bagaimana rasanya dipermainkan oleh seseorang."

"Kau ingin membalas dendam atas perbuatanku, sungguh kekanak-kanakan sekali."

"Terserah kau saja aku tidak perduli, tidak akan merubah keputusan ku dan kau harus menghargainya."

"Ayolah Bryan, aku akan sangat frustrasi jika tidak bekerja. Bukan berarti dengan aku setuju menikah dengan mu, kau boleh seenaknya mengatur hidup ku seperti ini. Aku tidak suka di atur oleh orang lain, kau boleh menceraikan ku kapan saja yang kau mau. Aku tidak akan menuntut apapun dari mu, dan dengan tangan terbuka aku akan mentandatangani surat perceraiannya." jawab asal Kelly dengan emosi yang meledak.

"Jangan asal kalau berbicara, aku tidak akan pernah menceraikan mu. Jangan pernah membahas mengenai perceraian lagi dihadapan ku, atau kau tahu apa akibatnya. Aku tidak perduli kau menganggap pernikahan kita ini apa, yang jelas dalam prinsip hidup ku menikah hanya satu kali seumur hidup."

"Kau pasti bercanda, aku tidak percaya dengan perkataan mu. Ini tidak akan berakhir dengan baik, kau saja selalu menyebalkan dan sangat membenciku. Omong kosong apa yang kau katakan ini, selera humor mu sungguh buruk Bryan. "

"Diamlah jangan banyak bicara lagi, atau aku akan melakukan sesuatu yang lebih jauh lagi." ancam Kelly

Benda kenyal dan lembut mendarat di dahi Kelly dengan tiba-tiba. Kelly pun terperanjat kaget atas perlakuan Bryan yang tidak pernah terpikirkan olehnya.

"Bryan apa yang kau lakukan?, jangan bersikap tidak sopan dan diluar batas seperti ini." jawab Kelly menyembunyikan perasaan malu yang bercampur syok atas sikap Bryan padanya.

"Aku bisa melakukan sesuatu yang lebih dari ini, bahkan sesuatu yang tidak pernah kau pikirkan sebelumnya. Menurutlah dan ikuti saja perkataan ku, jika kau selalu memberontak maka dengan senang hati aku akan bertindak lebih jauh lagi."

"Kau mengancam ku Bryan lakukan saja jika kau berani, maka aku akan memberitahu kepada papi, mami dan juga papa atas apa yang kau lakukan pada ku hari ini."

"Dasar anak kecil, baru menghadapi masalah seperti ini saja sudah mau melibatkan orang lain. Silakkan saja beritahu mereka semua, jika kau ingin memperkeruh keadaan dan mempermalukan dirimu sendiri."

"Bryan,...... kau menyebalkan sekali. Aku sangat benci sekali dengan sikap mu yang seenaknya ini." Jawab Kelly yang kehabisan kata-kata untuk membalas Bryan sambil melarikan diri kembali ke kamarnya dengan membanting keras pintu kamar dalam apartemen sampai mengeluarkan suara yang menggelegar.

€€€€€

"Kelly, kenapa kau belum juga sampai di kantor?. Cepatlah datang Kelly, rekan business mu dari Nevada akan segera tiba beberapa jam lagi." Azzura mengirimkan pesan singkat untuk Kelly melalui ponselnya.

Dengan emosi yang masih mendominasi dirinya, Kelly berusaha untuk mengendalikan dirinya untuk tetap tenang dan berpikir cerdas, tidak gegabah dalam menghadapi Bryan.

"Menghadapi Bryan dengan cara kasar sepertinya bukan cara yang cukup baik, baiklah aku akan berperan menjadi kucing yang penurut saja kalau begitu." Pikir Kelly pada akhirnya setelah sekitar 10 menit berpikir panjang bagaimana caranya agar ia bisa pergi ke kantor di pagi hari itu.

"Bryan,....... Kau sedang berada dimana." teriak Kelly keluar kamar sambil mencari keberadaan Bryan di dalam apartemen.

"Dimana dia berada?, cepat sekali menghilangnya. Seingat ku dia masih berada di dalam apartemen ini setelah perdebatan singkat kami tadi." Binggung Kelly mencari keberadaan Bryan ke segala tempat.

Salah satu ruangan yang belum diperiksa Kelly adalah ruang perpustakaan pribadi Bryan yang berisi kumpulan buku mengenai business dan terdapat meja kerja Bryan yang ditata sangat elegant di ruang tersebut.

"Bryan kau sedang berada dimana?, apa kau tidak punya telinga. Aku sudah berteriak memanggil nama mu tapi tidak ada jawaban sama sekali." kesal Kelly mendumel sambil mencari keberadaan Bryan.

"Hampir semua ruangan sudah aku periksa, kecuali satu ruangan yang berada di sudut utara apartemen ini belum aku periksa. Apa mungkin dia sedang berada didalam ruangan itu?, lebih baik aku cepat periksa saja."

Kelly segera membuka pintu ruangan tersebut dengan perlahan dan mengedarkan pandangannya ke segala sudut ruangan mencari apakah Bryan sedang berada di dalam atau tidak.

"Apa yang kau lakukan di ruang kerja ku atau jangan-jangam kau sedang menguntip ku saat ini?" Tuduh Bryan pada Kelly yang tiba-tiba muncul di ruang kerja sekaligus perpustakaannya.

"Kau selalu saja berprasangka buruk pada ku Bryan, aku tidak sedang menguntip, turunkan tingkat kepercayaan dirimu." ejek Kelly pada Bryan.

"Apa ada sesuatu hal yang penting yang ingin aku bicarakan padaku?, kalau hanya ingin beradu argumen dengan ku di lain waktu saja aku sedang sibuk saat ini."

"Iya, ada sesuatu hal yang ingin aku bicarakan. Tenang saja aku juga malas berdebat dengan mu lagi. Oh yah Bryan, kau harus memberiku uang yang banyak sekarang juga. Aku akan pergi berbelanja sepuasnya dan menghabiskan uang mu karena saat ini aku tidak memiliki pendapatan lagi. Kau penyebabnya, mengeluarkan ku dari perusahaan seenaknya saja tanpa menanyakan terlebih dahulu padaku."

"Kau tenang saja aku tidak akan jatuh miskin jika memberimu sedikit uang, ini ambil lah kartu debit ku dan juga beberapa kartu kredit yang bisa kau gunakan untuk berbelanja. PIN nya akan aku kirimkan ke ponsel mu."

"Memangnya kau tahu brapa nomor ponsel ku?. Karena seinggat ku, aku tidak pernah memberi tahumu brapa nomor ponsel ku."

"Kau pikir untuk mendapatkan nomor ponselmu hal yang sulit aku lakukan?. Jangankan hanya sekedar nomor ponsel, semua informasi mengenai mu saja, sudah aku dapatkan tanpa terlewat satupun termasuk mengenai kisah asmara kau dengan pacarmu."

"Kau beraninya menyelidiki privasi seseorang tanpa izinnya dahulu, ini tindakan kriminal telah menggangu privasi seseorang. Aku akan melaporkan mu ke polisi atas tuduhan perlakuan tidak menyenangkan."

"Silakkan saja jika kau punya nyali melaporkan ku seperti yang kau katakan. Aku pastikan kau akan terlihat bodoh di hadapan mereka."

"Kau...." kesal Kelly yang tidak bisa membalas perkataan Bryan.

"Ini ambilah, dan gunakan sepuasmu. Aku sedang banyak pekerjaan, jangan menganggu ku lagi."

"Terimakasih banyak tuan Bryan atas kartu-kartunya, aku akan membuat kau bangkrut lihat saja."

"Lakukan sesuka mu, aku akan menunggu laporannya."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!