Bagaimana kabar Kerajaan Higresia sekarang ? Setelah penyerangan penyihir (peramal) kepada nenek Flo, Ksatria Asgar masih berada di desa itu. Ia berusaha mencari tahu tentang Rey dan nenek Flo.
Sementara itu di istana Kerajaan Higresia sedang terjadi ketegangan. Para menteri membahas tentang keinginan Raja yang menginginkan Gadis Takdir, padahal status Raja masih bertunangan dengan Nona Swansen, putri menteri Draco.
Saat mereka sedang ribut membicarakan Raja Higo, yang bersangkutan datang dengan aura kemarahan. Seketika ruangan terasa panas . Penasihat Bidoff berdiri dan membungkukkan badannya memberi hormat. Tindakannya segera membuat para menteri sadar dan segera ikut memberi hormat.
Raja tidak memperdulikan para menteri itu. Ia hanya tersenyum sinis kemudian duduk di kursi kebesarannya. Ditatapnya seisi ruangan tanpa berkata apapun. Sikapnya ini cukup membuat para menteri menelan ludahnya.
Penasihat Bidoff hanya berdiam disampingnya, memandang lurus ke depan. Ia sangat mengenal karakter Raja Higo, jadi tak perlu bicara hal yang bertentangan dengan keinginannya. Biarkan saja para menteri itu mengajukan keberatannya, mungkin besok atau lusa kepalanya akan terpotong dari badannya.
" Apa yang ingin kalian bicarakan denganku ? "
Ruangan sedikit berisik, para menteri saling bergumam, beberapa diantaranya menatap Menteri Draco . Akhirnya Menteri Draco berdiri , kemudian melangkah ke depan.
" Hamba mewakili para menteri ingin membahas tentang keinginan Baginda yang berniat mencari seorang gadis untuk dijadikan Ratu. Bukankah Baginda sudah mempunyai tunangan ; Nona Swansen ? "
" Hmmm..... Swansen tidak layak untuk menjadi Ratuku. Ia hanya pandai melayaniku, tapi tidak bisa membantuku memimpin negeri ini " .
Seketika terdengar bisik-bisik diantara para menteri. Mereka membicarakan tingkah genit Swansen di belakang Raja. Menteri Draco merasa malu dan murka.
" Bukankah Baginda sendiri yang telah merusak putriku ? " katanya sambil menuding Raja. Tindakan ini adalah pantangan besar bagi siapapun di kalangan kerajaan. Karena itu berarti kematian ( menantang Raja ) .
" Hhhh....... ! putrimu bahkan sudah tidak suci lagi saat melayaniku. Apa kau pikir aku tidak tahu ia sering pergi ke rumah hiburan. Atau kau sengaja membiarkannya " belajar " disana ?
Merahlah muka Menteri Draco. Nafasnya tersengal-sengal menahan kemarahannya. Ia sangat malu karena Raja Higo membicarakan hal ini didepan para menteri. Tangannya menarik pedang yang tersarung di pinggangnya.
Para menteri terkejut dan mulai gaduh. Penasihat Bidoff meninggikan tangannya mencoba menenangkan. Ia tahu ini pertentangan akan terjadi. Hanya tidak menyangka Menteri Draco berani mengangkat pedangnya saat ini.
Raja Higo menyeringai dan bangkit berdiri. Ia juga menarik pedangnya yang berat. Langkahnya tegap menuruni tangga singgasana. Ia tahu Menteri Draco menggunakan anaknya untuk menjeratnya. Tapi Raja Higo juga ingin menggunakan Nona Swansen sebagai alasan untuk membunuh Menteri Draco.
Kira-kira pada jarak 5 langkah, Menteri Draco berteriak menyerang. Raja Higo menangkis dan balas menyerang. Pedangnya yang berat membuat pedang Menteri Draco rusak setiap kali menangkis. Usianya yang sudah tua tidak sebanding dengan tenaga Raja Higo.
Tentu saja kemenangan akan diraih Raja Higo. Saat terakhir, Raja Higo menebas miring ke depan. Menteri Draco menghadang dengan pedangnya. Malang tak dapat dihindari, pedangnya patah membuat laju pedang Raja Higo membelah dadanya. Teriakan menyayat terdengar begitu keras. Menteri Draco rubuh bersimbah darah. Raja Higo segera mundur tiga langkah.
Ruangan seketika hening. Para menteri menutup mulut masing-masing. Mereka menyadari siapa Raja Higo sekarang. Berani melawan berarti kematian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 358 Episodes
Comments