Sementara itu Ksatria Asgar berhenti di tengah-tengah lorong utama. Ia berpikir tentang perintah Raja Higo. Seperti apa ciri-ciri gadis yang dimaksud ? Ia melihat salah satu orangnya.
" Cari tahu dimana peramal itu tinggal " .
" Baik, tuan " . Mereka segera bergerak pergi.
Ksatria Asgar kembali ke markasnya.
Saat pagi, tampak orang-orang Asgar menunggu di depan pintu markas. Mereka duduk dalam diam. Tak lama Asgar keluar menemui mereka.
" Tuan, kami sudah menemukan peramal itu. Kami terpaksa membawanya kemari karena peramal itu hendak pergi meninggalkan kota. Ia seorang pengelana. Jadi saat ini ia berada di ruang khusus " .
" Suruh pelayan bawa makanan dan minuman. Dan siapkan 2 kantong koin emas " . Kemudian ia pun menuju ke ruang khusus.
Di dalam ruang itu si peramal duduk memperhatikan bola kaca. Tak lama Ksatria Asgar masuk dan duduk diseberangnya. Dia hanya diam sambil memperhatikan pelayan dan penjaga meletakkan pesanannya. Sang peramal mengerutkan keningnya. Ia menduga-duga tujuan orang yang berada dihadapannya. Setelah pelayan menuang teh dan keluar, penjaga ikut keluar dan menutup pintunya.
Ksatria Asgar menegakkan duduknya dan memandang si peramal.
" Anda sudah menanam pohon kematian. Apa yang akan anda lakukan jika pohon itu sudah mulai berbuah ? "
" Memakan buahnya akan membawa kematian. Tetapi menebang pohonnya juga tetap sia-sia karena akan bertumbuh lebih banyak tunas. Mungkin hanya dengan membakarnya , masalah selesai " jawab si peramal.
" Kurasa, seorang peramal tahu tentang jalan yang akan dilaluinya " .
" Saya tahu tuan, apa yang ingin tuan ketahui ? " peramal itu mulai merasa terancam.
" Seperti apa gadis yang diinginkan Raja Higo ? "
Peramal itu memejamkan matanya dan menghela nafasnya.
" Gadis itu berambut hitam dan bermata biru. Dalam penampakan bola kristal ia mengenakan Mahkota kristal biru. Ada cahaya yang memancar dari dahinya, menutupi wajahnya . Saat itu ada suara yang mengatakan bahwa dia harus bersiap, takdirnya adalah keabadian, kemuliaan dan kemakmuran akan mengiringi langkahnya " .
" ............... . . . . "
Ksatria Asgar mendorong kantong koin ke arah sang peramal.
" Dimana gadis itu tinggal, setidaknya darimana asalnya ? "
" Saya benar-benar memohon ampun tuan, kabut menyelimuti kristal saat saya mencoba mencari tahu lagi " .
" Jadi apakah aku harus menebang pohon kematian sekarang ? "
" Mohon berilah saya umur panjang tuan, saya akan membantu anda mencari gadis itu. Setidaknya saya bisa mengenalinya saat bertemu, karena dia bukan gadis biasa " .
" Aku akan mempertimbangkan umurmu. Jagalah mulutmu. Dan jangan mencoba lari dariku atau menipuku. Karena pedangku berbau darah busuk " .
Kemudian Asgar berdiri dan mengibaskan jubahnya. Ia segera keluar. 2 orang penjaga segera berdiri dihadapannya.
" Pindahkan dia di kamar pendatang. Tempatkan penjaga khusus disekitarnya. Jangan biarkan dia kemanapun. Urusanku dengannya belum selesai " .
" Baik, tuan " .
Setelah Asgar keluar, sang peramal hanya duduk diam menatap kantong-kantong koin itu. Tak lama penjaga masuk dan menyuruhnya mengikutinya. Beberapa penjaga ikut mengantar peramal ke tempat barunya.
Sementara itu Asgar kembali ke ruangannya. Disana beberapa orangnya sudah menunggu perintahnya. Ia duduk dan menulis perintah atas nama Raja Higo.
" Segera cari dan bawa semua gadis berambut hitam dan bermata biru. Jangan mencoba menodainya karena ini perintah Raja " .
" Baik tuan "
Kehebohan mulai terjadi di kota terkait tindakan orang-orang Asgar. Para bangsawan dan penduduk khawatir dengan anak-anak gadis mereka meskipun tidak dibawa karena tidak sesuai dengan surat perintah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 358 Episodes
Comments