Di ruang kerjanya, tampak Lord Kendrick bersama beberapa orang.
" My Lord, sudah waktunya kita menampakkan diri. Calon Ratu sudah datang. Saya yakin kerajaan akan kembali berjaya " seorang tua berkata sambil mengelus jenggotnya yang putih memanjang.
" Aku tahu , Tetua Astra. Tapi gadis itu bahkan tidak tahu siapa dirinya. Aku tidak bisa mengangkatnya sebagai Ratu jika ia belum siap " jawab Kendrick sambil menghela nafas.
" Kami mengerti, kami akan mempersiapkan hal-hal lainnya, My Lord " mereka menunduk hormat sebelum menghilang satu persatu.
Sementara itu Rey sedang mondar-mandir di kamar. Ia ingin keluar, tapi ia takut jika berjumpa lagi dengan pria itu. Bibirnya cemberut lucu, tangannya memukul-mukul telapak tangan yang satunya. Ia kesal lalu duduk menopang dagunya.
Sebuah suara terdengar,
" Ku dengar kau sedang tidak enak badan ? "
Rey terperanjat dan bangkit berdiri. Ia membalikkan badan ke arah suara itu. Matanya terbuka lebar menatap seseorang berdiri di belakang pintu kamarnya. ( " Kapan pria ini masuk ? Aku bahkan tidak mendengar suara pintu terbuka ? " )
Kendrick melangkah perlahan mendekat, Rey tak sadar ikut mundur juga. Hatinya mulai berdegup kencang.
" Kau mau apa ? " Rey mulai gugup.
" Aku hanya ingin memeriksamu ...
Atau kau ingin aku panggilkan tabib ? "
" Tidak usah, aku baik-baik saja ... maksudku, aku sudah tidak pusing lagi " .
Rey tak bisa mundur lagi, punggungnya menyentuh pinggiran jendela. Terasa angin menghembus rambutnya lembut. Ia menatap Kendrick yang semakin mendekat. Sementara Kendrick sedikit menyeringai setelah berada di depan Rey.
" Kau tak sedang mencoba menghindariku, kan ? "
" A... Aku ... tidak ..... "
Kendrick menunduk mencium pipi Rey .
" Ah.... ! " Rey menatap Kendrick terkejut.
Mulutnya menganga tanpa bisa berkata-kata. Wajahnya segera terasa panas, merona.
" Kau .... "
Baru saja Rey akan bergerak menyingkir, Kendrick menarik tangannya dan memeluknya.
" Ah, Kendrick .... ! "
" Hmmm .... ? "
" Apa yang kau lakukan , lepaskan ... ! "
" Tidak akan "
" Le..pas...kan..... " Rey meronta sambil memukul-mukul bahu Kendrick.
" Apa aku perlu mencium bibirmu agar diam ? "
" Apa .... ?! " Rey melotot.
Kendrick tersenyum jahil.
" Kau harus selalu menemaniku makan. Jangan mencoba menghindariku, atau aku akan menghukummu "
" Tapi.... "
Seketika nafas Rey tercekat saat wajah tampan itu terlalu dekat, hatinya berdebar keras. Wajahnya kembali merona. Matanya langsung terpejam mengkhawatirkan apa yang akan terjadi berikutnya.
" B... Baik.. lah...... " jawab Rey lirih.
" Hmmm......
Kendrick tersenyum merasakan debaran jantung Rey yang cukup terasa. Ia menikmati wajah Rey dari dekat, merona merah, membuatnya ingin mengecup bibir ranum itu. Tapi Kendrick segera memejamkan matanya, mencoba menekan hasratnya. Ia tak ingin membuat gadis ini semakin ketakutan atau menjauhinya.
Bagaimanapun juga Kendrick tak ingin lagi kehilangan belahan jiwanya. Kejadian buruk dimasa lalu itu sungguh diluar dugaannya. Sekarang, Ia sudah mendapatkannya, setelah lama menantikan kehadirannya selama seratus tahun, takkan ia biarkan sesuatu terjadi atau merebut soulmatenya.
Rey yang tidak merasakan pergerakan akhirnya membuka matanya. Ia mendapati mata Kendrick sedang terpejam, keningnya sedikit berkerut. Diperhatikannya wajah Kendrick, tampan. Alis tebal, bibir tegas, rahang kokoh. Rey terpesona. Ingin rasanya ia membelai pipi itu. Matanya menatap mata Kendrick yang hitam kelam. Sungguh serasi dengan alisnya yang juga hitam tebal.
Tunggu.....
Matanya hitam kelam ? Seketika mata Rey terbelalak ketika menyadari Kendrick ternyata juga sedang menatapnya.
Aaaaaah......
Kembali Rey memejamkan matanya karena malu. Ia tak melihat Kendrick tersenyum sebelum menghilang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 358 Episodes
Comments