Selepas peramal itu pergi, Raja Higo beserta orang-orangnya segera ke ruang kerjanya untuk membicarakan hal ini lebih lanjut.
" Asgar , segera cari gadis itu sampai ketemu. Bawa kemari dan beri keluarganya 1 kantong emas " .
" Perintah Baginda segera hamba laksanakan " jawab Ksatria Asgar kemudian menunduk untuk berpamitan.
Penasehat Bidoff menghela nafasnya.
" Hamba mohon maaf Baginda, tidakkah kita tidak seharusnya langsung percaya dengan ramalan itu ?
"Bukankah aku sudah memerintahkan Ksatria Asgar untuk mencarinya ? Dia pasti akan melakukan lebih dari yang kuperintahkan " jawab Raja.
" Lalu bagaimana dengan Nona Swansen ? "
" Aku tidak perduli, Bidoff. Lagipula dia tidak punya keistimewaan apapun selain tubuhnya " jawab Raja Higo.
" Itu benar Baginda, Nona Swansen memang tidak punya hal yang patut untuk dibanggakan saat ini. Tetapi ayahnya adalah seorang Menteri Pertahanan Militer. Tidakkah itu akan memicu sebuah pemberontakan jika Baginda membatalkan pertunangan dengan putrinya ? "
" Tcckk...... sebelum dia melakukannya, aku pastikan dia akan mati lebih dulu, lagipula aku belum membatalkan pertunangan ini bukan ? Jadi Menteri Draco tidak punya alasan untuk melawanku ". Raja Higo tampak mulai kesal dengan pembicaraan ini.
" Maafkan hamba jika membuat Baginda tersinggung. Hamba hanya mengkhawatirkan Baginda dan kelangsungan kerajaan ini. Untuk saat ini belum ada seorang yang punya kemampuan militer seperti Menteri Draco. Mohon Baginda pikirkan ".
" Kaulah yang harus memikirkannya, Bidoff. Jika tidak, aku akan mencari penggantimu " . Kemudian Raja Higo bangkit dan keluar dari ruang kerjanya.
Sementara Penasihat Bidoff masih merenung diruangan itu. Ia sedikit cemas dengan masalah ini. Karena posisi Menteri Draco yang kuat dalam kemiliteran. Menteri Draco adalah seorang jenderal perang sewaktu muda, pada masa pemerintahan Raja Huggo, ayah Raja Higo yang sudah berpulang beberapa tahun lalu. Setidaknya Menteri Draco mengerti strategi perang dan tubuhnya gagah perkasa. Tentu saja Penasihat Bidoff khawatir akan terjadi pemberontakan olehnya.
" Aaaaah...... sungguh-sungguh memusingkan ! " ucapnya sembari berjalan keluar ruangan.
Sesaat setelah Penasihat Bidoff keluar, sesosok bayangan hitam bergerak dari sisi gelap dinding. Ia segera mengendap-endap keluar ruangan dan menghilang.
Sementara itu Raja Higo tampak berjalan sambil mengerutkan keningnya. Beberapa pengawal mengiringinya di belakang. Tak lama kemudian terdengar suara langkah beberapa orang dari lorong yang sama. Raja memandang ke depan dengan rasa tidak suka yang disembunyikan.
" Salam, yang Mulia Baginda Raja Higo " terdengar suaranya lembut sambil membungkukkan badannya, menampakkan sebagian dadanya yang seolah akan tumpah keluar. Gaun yang dikenakannya begitu ketat dan menggoda, dengan bagian dada yang terlalu rendah.
Sang Raja mendesis pelan melihat semua itu, mencoba menahan hasratnya yang mulai merayapi otaknya. Ia melihat ke arah para pengawalnya dan pelayan yang dibawa Nona Swansen. "Kalian semua pergilah tinggalkan kami disini ." Segera para pengawal dan pelayan bersama membungkukkan badan sebelum meninggalkan mereka berdua.
Nona Swansen menyembunyikan senyumnya mengerti maksud tindahkan Raja Higo. Baru saja mulutnya terbuka untuk bertanya, Raja Higo tiba-tiba memeluknya dan mencium bibirnya dengan buas. Bahkan tangannya bergerak liar merayapi tubuhnya dan meremas sana-sini. Membuat Nona Swansen melenguh liar, terdengar semakin menggairahkan di telinga Raja Higo.
Tiba-tiba Raja Higo melepaskan ciumannya dan mengangkat tubuh Nona Swansen. Ia segera melangkah cepat-cepat ke arah barat, menuju tempat peristirahatan Raja tanpa perduli apapun lagi di sekelilingnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 358 Episodes
Comments