Rey menatap tajam si peramal yang terlihat menyeringai. Udara disekitar gadis itu tiba-tiba terasa panas. Kemudian tampak seperti api membara ditubuh Rey tapi tidak membuat gaunnya terbakar. Asgar ternganga melihat penampakan Rey. Pedangnya terjatuh begitu saja.
Sementara si peramal pun terkejut dengan perubahan Rey. Ia tak menyangka bahwa Rey punya kekuatan. Senyum jahatnya seketika menghilang saat Rey mengulurkan tangannya ke arahnya, meluncurkan kobaran api .
Asgar segera melompat ke samping, berguling dan berdiri lagi menatap si peramal. Ia sempat merasakan panasnya luncuran api Rey. Sementara si peramal mencoba menahan api Rey. Ia mengerahkan seluruh kekuatannya. Asap hitam mulai mengepul dari telapak tangannya . Keringatpun keluar banyak di wajahnya. Sepertinya ia takkan kuat menahannya. Tangannya mulai terasa terbakar.
" Aaaaaaaaarrrgghh..................... ! "
Akhirnya api itu menabrak tubuhnya, membakar jubah sehingga ia berteriak panik sambil menepis-nepiskan tangannya berusaha memadamkan api. Lalu ia menjatuhkan diri berguling-guling di tanah, mencoba memadamkan api di tubuhnya.
Tapi Rey mengulur tangannya yang sebelah kiri seolah mengangkat si peramal sehingga terus terbakar, kira-kira setinggi 1 meter di udara. Teriakannya mengundang perhatian orang-orang di sekitar pasar yang belum pulang. Mereka memandang ketakutan dari kejauhan.
Setelah beberapa waktu lamanya, tubuh si peramal habis tak bersisa, abunya diterbangkan angin . Asgar jatuh lemas terduduk . Ia memandang kosong ke udara. Baginya, kematian dengan pedang jauh lebih mudah daripada terbakar.
Rey hanya melirik tidak perduli. Ia membalikkan badannya dan melihat Kendrick sedang membopong neneknya. Setengah berlari ia mendekat. Air mata kembali turun ke pipinya. Kendrick sempat melirik Asgar sebelum menggunakan teleport untuk membawa Rey dan neneknya kembali. Mereka menghilang dan keadaan menjadi hening seolah tak terjadi apapun.
Asgar melongo menyaksikan mereka menghilang di depan matanya. Ia sedikit merasa gentar sekarang. Gadis bermata biru itu bukan gadis biasa. Dan pria yang membopong nenek Rey memancarkan aura tegas seperti seorang penguasa. Sepertinya ia juga memiliki kekuatan seperti Rey, bahkan mungkin lebih. Lama termenung, Asgar menghela nafasnya. Ia memandang ke langit. Menyadari kekuatannya yang hanya manusia biasa, berbeda dengan mereka yang mempunyai kekuatan spesial. Hanya dengan mengacungkan tangan saja dirinya sudah tak bernyawa, atau mungkin tersiksa lebih dulu seperti yang menimpa si peramal.
* * * * *
Mereka muncul di kamar kosong bernuansa putih. Kendrick membaringkan nenek Rey dengan hati-hati. Ia meletakkan tangannya di dadanya. Lalu tampak cahaya redup di sekitar tangannya. Kemudian ia mundur memberi kesempatan pada Rey untuk mendekat.
" Nenek..... ? " suara Rey terasa bergetar. Ia menangkupkan tangannya dengan tangan neneknya.
Perempuan bernama Florens itu membuka matanya pelan. Ia menatap Rey kemudian tersenyum. Ia mengambil nafas sebelum berkata-kata.
" Rey, sayangku....... Nenek senang kau sudah bertemu dengan takdirmu. Jangan bersedih, tugas nenek sudah selesai. Jaga dirimu baik-baik...... " nafasnya sedikit tersengal.
Rey tak sanggup berkata-kata, ia memeluk neneknya sambil menangis. Nenek Flo membelai lembut kepala Rey sebentar dan memejamkan matanya untuk selamanya.
Rey menyadari neneknya sudah meninggal. Ia mulai menangis terisak. Hatinya terasa pedih mengingat kematian neneknya yang menyakitkan. Ia teringat kematian orangtuanya yang juga dibunuh si peramal karena menginginkan kekuatannya. Saat itu Rey berumur 5 tahun. Ibunya menyembunyikan Rey di dalam gentong berisi separuh air di dapur dan memantrainya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 358 Episodes
Comments