Sementara itu suasana dikota hari ini terasa sedikit gempar . Orang-orang Asgar mulai memeriksa setiap rumah para bangsawan, mencari gadis yang diinginkan Raja Higo. Meski tidak sesuai penuh dengan ciri-ciri yang dimaksud , mereka tetap membawanya karena orang tua gadis-gadis itu juga menaruh harapan anaknya yang akan terpilih nanti.
Pencarian terus berlangsung hingga sore. Beberapa gadis yang mendengar berita itu dengan cerdiknya mewarnai rambutnya dan membuatnya sedikit bergelombang agar benar-benar mirip. Tapi sayangnya mereka tidak dapat merubah warna matanya menjadi biru. Walau bagaimanapun itu sudah mendekati kriteria yang diinginkan Raja Higo.
Mereka membawa gadis-gadis itu ke markas. Sementara Ksatria Asgar mendengarkan laporan anak buahnya setelah makan malam. Ksatria Asgar mendesah, ia merasa hidupnya di ujung tanduk. Ia harus memeriksa gadis-gadis itu sebelum dibawa menghadap Raja Higo.
" Bawa kesini gadis-gadis itu "
" Baik , tuan "
" Panggil juga peramal itu "
Tak lama orang-orang Asgar menggiring para gadis ke ruangan itu dan menyuruh mereka berjajar di depan. Kemudian masuklah sang peramal dan mengamati para gadis itu. Tanpa berkata-kata peramal itu menatap Ksatria Asgar dan menggeleng pelan. Tahulah Asgar bahwa pencariannya sia-sia, tak satupun dari gadis-gadis itu yang dimaksud peramal.
Kemudian Ksatria Asgar bangkit dan mengambil pedang yang tergeletak di atas meja. Melihat itu para gadis segera menjatuhkan diri berlutut dan berteriak memohon ampun.
" Ampuni kami tuan, mohon kasihani kami "
Sang peramal juga ikut berlutut . Bagaimanapun, ialah penyebab kesialan gadis-gadis itu. Namun ia hanya diam menunduk. Melihat itu Ksatria Asgar mengusir para gadis itu. Tinggallah sang peramal dan beberapa orang kepercayaan Asgar.
" Katakan padaku apa yang harus kulakukan untuk memperpanjang umurmu ? " tanya Asgar pada peramal itu.
" Mohon ampun, tuan. Saya akan membantu orang-orang tuan mencari gadis itu secara langsung "
" Kenapa kau tak menggunakan kemampuanmu dengan bola kristalmu , bukankah itu lebih mudah ? "
" Saya sudah berusaha tuan. Tapi selalu ada kabut yang akan menutupi bola kristal saat mencari tahu lebih banyak tentang gadis itu "
Ksatria Asgar mengerutkan alisnya.
" Sebelumnya maafkan kelancangan saya, tuan. Saya juga melihat tuan akan menemukan gadis itu. Hanya saja saya tidak dapat mengetahui dimana dan kapan waktunya "
Mendengar itu semangat Ksatria Asgar kembali membara. Berarti ia berhasil menemukan gadis itu ? Pikirnya dengan senang. Raja pasti akan menghadiahinya dengan kelimpahan jika keinginannya terwujud. Tanpa sadar Ksatria Asgar tersenyum lebar membayangkan keberhasilannya.
Ia bahkan tak memperhatikan raut wajah sang peramal yang sedang menyeringai. Tentu saja Asgar tak melihat itu karena posisi wajah sang peramal menunduk . Asgar berpikir bahwa sang peramal begitu ketakutan. Ia tak menyadari bahwa peramal itu hanya berpura-pura ketakutan.
Tentu saja seorang peramal mengetahui apapun dari bola kristalnya, termasuk apa yang akan terjadi pada Ksatria Asgar. Ia hanya mengatakan seperlunya saja. Sementara hal lain ia sembunyikan. Peramal itu memang sengaja mengatakan ramalan tentang gadis itu untuk mendapatkan uang. Ia tak perduli dengan siapapun yang akan terlibat. Sesungguhnya ia mengetahui lebih banyak tentang apa yang akan terjadi pada kerajaan ini.
Ksatria Asgar kemudian bangkit dan berniat kembali untuk beristirahat. Ia berencana akan menemui Raja Higo besok. Segera ia memberi perintah pada 2 orangnya untuk mengantar kembali sang peramal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 358 Episodes
Comments