Menjelang siang Reyna bosan berada dikamar terus. Ia menggerutu dan bergumam ingin ke pasar . Tangannya tak sengaja meremas cincin dijarinya, kemudian dipandanginya batu permata biru itu. Indah bercahaya .......
Reyna terkejut ketika suasana disekelilingnya berubah. Ia terduduk bersandar dibawah pohon rindang. Matanya menatap berkeliling, banyak orang dan kereta berlalu-lalang. Ada beberapa orang berteriak-teriak menawarkan dagangannya.
Reyna tersadar, " Ini pasar ?! "
" Bagaimana bisa aku berada disini ? "
Reyna perlahan bangkit dan mengamati sekitarnya. Otaknya mulai berpikir.
" Tadi aku berada di kamar. Aku ........ cincin itu ? Mungkinkah ini karena cincin ini ? " Pikir Rey sambil memandang cincinnya.
Jantungnya berdebar senang tapi hatinya merasa ragu. Kemudian ia menggelengkan kepalanya.
" Tak mungkin .... , ini pasti halusinasi. Aku hanya terlalu bosan " .
Rey kemudian memejamkan matanya berharap ia kembali ke kamarnya. Dan saat Rey membuka matanya, ternyata ia tetap berada di bawah pohon.
" Oh.... bagaimana ini ? Aku tidak bisa kembali ke kamarku " .
Rey mulai panik. Ia menggigit bibirnya sambil mengedarkan pandangannya. Akhirnya Rey melangkah melewati pasar, ia melihat-lihat barang dagangan apapun. Pikirannya kalut karena tak tahu harus kemana. Ia bahkan tak menyadari pandangan orang-orang yang terpesona padanya.
Tiba-tiba seorang anak laki-laki kecil menabraknya lalu jatuh terjengkang. Rey tersenyum dan berjongkok. Ia membantu anak itu bangun berdiri sambil mengibaskan tanah yang menempel dicelananya. Anak laki-laki itu memandang Rey, dengan tersenyum tangannya terulur menyentuh dahi Rey.
" Pulanglah ... "
Seketika tubuh Rey bercahaya dan berubah menjadi serpihan-serpihan kecil sebelum menghilang sepenuhnya. Orang-orang yang menyaksikan kejadian itu terperangah. Mereka heran dan bertanya-tanya pada anak itu. " Dia sudah kembali ke rumahnya " . Kemudian anak itu berlari sambil melompat-lompat. Ia senang bisa membantu seorang Dewi yang cantik. Kejadian ini jadi perbincangan para pedagang dan pengunjung pasar.
Sedangkan Rey sudah berada dikamarnya kembali. Ia tak menyangka anak kecil itu telah mengirimnya pulang. Rey duduk termangu-mangu di pinggir ranjang. Dicobanya mengingat-ingat semua hal yang dialaminya hari ini. Tiba-tiba Rey berdiri.
" Tak mungkin .... ! "
Ia mengangkat tangannya dan menatap cincin itu. Perlahan bibirnya mengucap satu nama. Seketika pandangannya sedikit kabur. Dan ia merasakan sepasang tangan kokoh memeluknya dengan hangat. Rey terkejut dan sangat malu. Ia hampir saja memberontak sebelum Kendrick mencium kepalanya.
" Eh .......... ! "
" Mengapa kau memanggilku ? "
" Bukan .... maksudku, aku hanya menguji cincin ini "
" Hmmmm........ "
" **.... tolong lepaskan ..... " Rey mulai gugup.
" Kau darimana ? "
" Aku ... dari... pasar... "
" Apa yang kau butuhkan , mengapa tidak membawa pengawal dan mengajak Alice ? "
" Aku tidak bermaksud begitu .... "
" Lain kali temui aku dulu sebelum keluar. Aku usahakan untuk menemanimu kemanapun kau mau "
" Maafkan aku "
Kendrick mengulurkan tangannya. Rey menengadah, tak mengerti maksudnya.
" Bukankah kau berjanji untuk menemaniku makan siang ? "
" Eh, ya..... Baiklah "
Rey menyambut tangan Kendrick. Wajahnya terasa merona merasakan tangan kokoh itu menggenggamnya hangat. Ia menggigit bibirnya mencoba menekan rasa gugupnya.
Kemudian mereka berjalan bersama menuju ruang makan. Sepanjang perjalanan para pengawal, ksatria dan pelayan tersenyum. Mereka semua turut gembira melihat junjungan mereka bersama calon Ratu begitu mesra.
Sampai di ruang makan pelayan segera menyiapkan tempat makan dan menyajikan makanan. Tapi selama makan siang Rey terus menunduk karena masih merasa malu dan gugup. Sementara Kendrick hanya tersenyum kecil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 358 Episodes
Comments