Pagi ini Rey bangun dengan gembira. Ia senang karena hari ini akan menengok neneknya. Ia mengenakan gaun putih dan menemui Kendrick di ruang makan. Mereka sarapan bersama seperti biasanya.
" Aku akan menyelesaikan urusanku dahulu. Kau boleh berjalan-jalan di taman sambil menunggu "
" Baik, ...... "
Rey tak tahu harus memanggil apa saat berada di hadapan yang lain. Ia kemudian berdiri dan menundukkan badannya sedikit. Alice mengiringinya di belakang.
* * * * *
Pagi ini Ksatria Asgar makan terburu-buru. Ia menyuruh orangnya agar segera memanggil si peramal dan menyiapkan kudanya. Ia sudah memutuskan akan membawa gadis itu pergi menjauh agar tak ditemukan sang Raja. Baginya Raja Higo tak pantas bersanding dengan gadis itu. Ia terlalu suci untuk dikorbankan pada Raja tamak yang tempat tidurnya selalu bergelimang dosa.
Diambilnya berkantong-kantong koin emas untuk persiapan ke depannya. Ia menemui beberapa orangnya dan mengatakan akan pergi bersama si peramal mencari sendiri gadis yang diinginkan sang Raja. Setelah itu Ksatria Asgar pergi ke kandang kuda mengambil kuda hitam kesayangannya. Tak lama si peramal datang tergopoh-gopoh dan mengambil kuda terdekat dan secepatnya menaruh pelana kuda. Mereka segera berangkat tanpa berkata-kata.
Sepanjang perjalanan tak satupun dari mereka yang berbicara. Ketika mereka sudah masuk ke desa terakhir Kerajaan Higresia, hari sudah mulai siang. Segera Ksatria Asgar menuju ke pasar dan menyuruh si peramal mencarinya. Beberapa pedagang memandang mereka penuh tanya.
Sampai akhirnya si peramal berhenti di depan seorang perempuan setengah baya yang sedang membereskan sayuran yang tersisa. Ia menengadah dan terkejut melihat siapa yang didepannya. Si peramal memandang sinis sambil menyeringai.
" Dimana gadis takdir itu ? "
" Kau.... Apa maumu ..... ! "
" Katakan saja dimana dia sekarang, atau kau takkan selamat kali ini .... "
Asgar mengerutkan keningnya. Dilihatnya bahwa si peramal dan penjual sayur itu tampak seperti saling mengenal tapi ada aroma permusuhan yang menguar di udara.
Perempuan itu memandang Asgar .
" Apa yang kau inginkan, anak muda ? Tidakkah kau tahu bahwa dia milik Sang Abadi. Kau bahkan tidak layak memandangnya "
" Dimana dia ? "
" ...................... "
Asgar menarik pedangnya perlahan. Ia memandang tajam menunggu jawaban. Tapi perempuan itu hanya tersenyum tipis. Asgar melangkah berdiri dihadapannya dan mulai mengangkat pedangnya.
Tiba-tiba satu suara merdu terdengar.
" Nenek ....... ! "
Seorang gadis bergaun putih datang memeluk perempuan itu. Kemudian gadis itu berbalik menatap tajam pada Asgar.
" Apa yang akan kau lakukan ? Apa salah nenekku ? "
Namun tak ada jawaban, Asgar tertegun menatap mata biru itu. Lidahnya terasa kelu. Inilah gadis yang dia cari. Gadis cantik yang diinginkan sang Raja.
Selagi Asgar sibuk dengan pikirannya sendiri tentang gadis itu, tiba-tiba satu bayangan melintas dari sampingnya. Sang peramal menangkap tangan gadis itu.
" Apa ..... ? " Rey terkejut.
" Lepaskan dia " Segera nenek mencoba menepis tangan si peramal.
Tapi peramal itu mendorongnya mundur. Dan dari tangannya keluar asap hitam yang diarahkannya ke dada nenek Rey. Sedetik kemudian perempuan itu jatuh terhempas.
" Tidak ..... ! neneeeeek............. "
Rey sekuatnya melepaskan tangannya dan berlutut memeluk neneknya. Dilihatnya darah merembes keluar dari sudut bibir neneknya. Ia menggigit bibirnya mengetahui neneknya sudah tak bernyawa. Air mata mengalir turun ke pipinya. Amarah dan kesedihan bercampur menjadi satu dihatinya. Ia membaringkan neneknya perlahan kemudian bangkit berdiri dengan dada yang bergemuruh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 358 Episodes
Comments