Wira baru memasukkan mobil ke dalam garasi ketika ponsel milik Dika yang di kantonginya berbunyi. Waktu masih cukup pagi. Dia baru pulang dari sebuah "kencan impian" dengan Ririn setelah sebelumnya mereka janjian untuk bertemu di salah satu hotel. Dan seperti yang dikatakan Dika, Wira benar-benar tidak akan melupakannya.
...…………………………………...
Flashback
Seorang pria tampan sedang duduk santai di sofa sambil meminum softdrink nya, sesekali dia melirik jam di ponsel yang sejak tadi dia genggam.
Tok tok tok..
Cklek (pintu terbuka)
"Hallo Dik. Kamu semakin tampan saja." ujar Ririn setelah masuk kamar.
Wira tersenyum manis.
Cup
Ririn mengecup bi bir Dika singkat.
"Aku rindu, kamu kalau tidak di hubungi duluan pasti nggak akan pernah menghubungi." kata Ririn lagi dengan manjanya sembari memeluk tubuh tegap Wira.
"Sorry honey aku lagi sibuk banget, tapi kapan pun kamu hubungin, aku selalu ada untuk kamu, bukan?" jawab Wira.
Perlahan Wira menggiring Ririn sampai tempat tidur dengan bi bir yang saling mengunyah. Tangan Wira pun dengan aktifnya menurunkan zipper dress Ririn. Seketika tubuh polos Ririn terpampang begitu indah dihadapan Wira. Wira yang belum pernah menyentuh bukit kembar pun dibuat ser seran saat melihat pucuk kembar yang merah muda itu, seolah-olah memiliki magnet untuk di sentuh. Jangankan bukit untuk didaki , lembah pun belum pernah dia seberangi. Dia tidak memiliki pengalaman dengan hal-hal seperti itu. Hanya berbekal video enak-enak yang dia sering lihat saat jaman sekolah dulu.
Setelah sampai tempat tidur, perlahan Wira membaringkan tubuh Ririn lalu melepaskan tautan bi bir mereka untuk melepaskan kain yang masih menempel di tubuhnya sendiri.
Nafas Ririn semakin memburu saat melihat penampakan tubuh Wira yang semakin atletis. Tubuh Wira semakin membuatnya bergairah atau karena dia yang memang sudah lama tidak bermain dengan pria itu.
"Sangat kenyal dan kencang, boleh aku..."
"Sssttt.... Aagghhh... La..ku.. Kaaan. Aku milikmu Dik." desah Ririn sambil menggigit bi birnya saat Wira mulai mendaki gunung.
Saat Wira mulai menyedot sari-sari pucuk gunung Ririn, Ririn dengan agresif menekan sang Dragon yang mulai bangun dari tidur panjangnya.
"Oogghhh,"
Mereka larut dengan aktivitas semi final.
Wira bermain dengan boba pucuk, dan Ririn semakin terlihat semangat ketika menemukan telor dragon. Seperti anak-anak yang mendapatkan hadiah ciki.
Lima menit kemudian, Ririn bangkit dari posisinya, Ririn duduk dan mulai membungkuk di bawah Wira yang sedang berdiri. Wira mengelus rambut Ririn yang sedang asik menjilat dan mengulum lolipop. Wira semakin di buat ser seran saat lidah itu terus bermain dan memberikan rasa nano nano yang bahkan author sendiri belum rasa kan 🤣🤣 (intermezzo jangan tegang, nafas nafas)
"Ooooghhh, yaaaah....... Sssstt... Aaahhhh."
Wira menenduk dan membuka lebar-lebar kaki Ririn. Tubuh Ririn menggelinjang saat merasakan kenikmatan yang diberikan Wira. Kaki Ririn terbuka makin lebar, saat kepala Wira semakin memberikan sensasi yang lebih nikmat lagi.
Ririn meremas kain seprai dan mengerang hebat saat Wira terus mencicipi tubuhnya di bawah sana. Dia tidak menyangka Dika sekarang begitu terampil sampai dia sudah tidak tahan lagi.
"Dik...Dikaaaaaa i want you..." mohon Ririn, karena di bawah semakin berdenyut kencang.
Wira menegakkan kepalanya, lalu berdiri dan memperlihatkan sang dragon yang sudah berdiri tegak sempurna.
Ririn melihat benda keramat Dika yang semakin besar, padat, panjang, dan berurat dibuat terdiam sekaligus penasaran ingin segera dimasuki. Wajahnya memerah, dia memalingkan wajahnya karena malu.
"Kenapa honey, ayo kita menuju babak final dalam pertarungan ini." kata Wira sambil memberikan sentuhan lembut pada dragon.
Ririn mengigit bi bir bawahnya, saat keperkasaan Wira memasuki lembah yang basah itu. Dan benar saja, benda yang berukurannya diatas rata-rata itu seperti tidak muat memasuki miliknya. Tapi Wira terus memasukinya sampai Ririn merasakan kesakitan.
"Aakkhh...." Ririn mengerang saat dragon memasuki kepalanya, dan Wira langsung membungkam bi bir Ririn supaya wanita itu tenang.
Dalam tautan itu, Wira terus mendorong kepala dragon sampai buntut dragon pun ikut masuk kedalam semua. Dragon siap ugal-ugalan dijalananya. Ririn membusungkan dadanya,kaget menerima serangan dan hentakan dahsyat itu.
Wira diam sejenak, memberikan ruang dragon dan lembah bernafas sebelum mereka menuju babak final. Beberapa detik berlalu, Wira mulai bergerak. Awalnya Ririn masih merintih kesakitan lama-lama merintih keenakan. Rasa nikmat naik berkali-kali lipat.
Wira semakin memacu dragon dengan cepat dan Ririn semakin mengerang dengan badan yang semakin terguncang karena hentakan Wira yang semakin kuat.
Hingga tiga puluh menit, mereka merasakan ada sesuatu yang ingin meledak.
"Wir.... A..aku maaaau..." kata Ririn terbata-bata.
Wira menyadari itu, lalu Wira menahan pinggang Ririn dengan bergerak semakin cepat sampai Ririn melampiaskan lebih dulu, setelah memastikan wanita itu menemukan pelepasannya, disusul Wira melepaskan pelepasannya di atas perut Ririn.
"Aaaaaaggghhhh."
Ririn memejamkan matanya, menerima cairan yang banyak itu memenuhi perutnya. Rasa nikmat dan lelah sungguh luar biasa hari ini.
Keduanya terengah-engah dengan saling menatap. Lalu mereka tersenyum, Wira mengecup bi bir Ririn sekilas.
"Kamu menikmatinya honey?" kata Wira.
"Kau sungguh pembalap liar." candanya.
"Permainanmu semakin luar biasa, aku tidak akan melupakannya." kata Ririn lagi.
"Kita istirahat beberapa menit, dan ronde kedua aku mau kamu yang bergerak."
Ririn merona dan mengangguk malu.
Dan malam itu seakan tidak pernah ada puasnya.
°°°°°°
Dring dring dring...
Lamunan Wira tersadar oleh ponselnya yang berdering. Wira mengambil ponselnya yang ada di saku celananya. Ada nama Ridho di layar.
"Hallo," sapa Wira setelah menggeser tombol hijau dilayar.
"Dik." suara Ridho.
"Akhirnya aku kena juga!"
Wira langsung bingung.
"Kamu kena apa?" tanya Wira.
"Es pe dik." jawab Ridho dengan nada seolah-olah menyatakan.
Kenapa kamu jadi telmi Dik.
"Es pe? Surat peringatan kampus? Kamu ada masalah apa?" tanya Wira masih bingung. Seingat dia Dika tidak menceritakan teman-teman dia ada masalah.
"Awalnya aku pikir itu hanya sebuah bakteri. Tapi, beberapa hari yang lalu aku tes urine, aku benar-benar sudah kena!" liriknya.
Wira mulai paham. Es pe? SP. Siphilis.
"Kamu kena sifilis?" Wira menegaskan kalimat terakhirnya.
Meskipun Dika sudah bercerita tentang aktivitas temannya yang satu ini. Wira merasa masih kaget juga mendengar Ridho kena penyakit itu. Dan Wira kemudian melakukan hal yang paling bodoh saat menanyakan.
"Memangnya apa yang kamu lakukan?"
"Astagaaaaaa Dika! Kamu amnesia kah? Kamu tau kan Dodi selalu saja mengajakku dugem dan bermain wanita-wanita gatal di Club malam itu. Dan sekarang? Dodi kena, aku kena jugaaa Dika."
Deg
°°°°°°°°
Jangan lupa RATE, LIKE, COMENT, ❤️
Terimakasih semua ☕😎
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
☠ᵏᵋᶜᶟ𝕸y💞𝖄𝖘мєη𝕱𝖘ⓚ𝒾ᵗa✇
aduhh knpa part ini harus ku baca d siang hari siih saat puasa pulak 😁😁di lanjut dosa ngga d tinggalin masih penasaran 🙈🙈
2022-04-29
1
🌪️🌧️🌬️☁️☙
lah si wira maen kuda"an juga 🤦 ,, ya ellah kirain cuma mau seneng" doang
2022-04-29
0
ㅤㅤ💖 ᴅ͜͡ ๓ᵕ̈✰͜͡v᭄ ᵕ̈💖
astaga 😳 hareudang panas'🙈
Mr aku baca pas puasa, di lanjutin dosa 😒
d hentikan penasaran 🙈🤣🤣🤣🤣🤣
Aduuuh Wira gmna 🥶🥶🥶🥶
2022-04-28
31