"Dia hamil?????" tanya Dika kaget.
"Apa kalian sud..."
Wira tertawa nyaring..
"Hentikan pemikiran bodohmu itu, Ercilia tidak seperti itu."
"Kami pacaran sehat, tidak seperti kamu yang suka memproduksi kecebong." lagi-lagi Wira tertawa.
"kamu sudah seperti suami istri saja," kata Dika sambil tertawa. melihat bagaimana hubungan percintaan dan perhatian saudaranya.
"Loh, itu kan bagian dari persiapan untuk jadi suami istri." ujar Wira.
"Oh ya kalau kamu besok bertemu dengan Ercilia, jangan lupa menanyakan apakah dia sudah sarapan, aku biasa menanyakan hal itu."
"Ada lagi yang perlu kamu tahu?"
"Oke! Aku rasa sudah cukup."
Dika terdiam beberapa saat, mencoba mengingat hal-hal apa lagi yang perlu dia tahu.
"Oh ya Wir, masalah kampusmu itu apa memang berat sekali?"
"Tadi ada yang bertanya."
"Lumayan," jawab Wira
"Tapi kamu tidak perlu khawatir. Mungkin selama satu bulan ini, masalah itu tidak akan di bahas lagi. Aku rasa pihak sana sudah mulai ketakutan setengah mati." jelas Wira dengan rasa percaya dirinya.
"Oke lah." kata Dika dengan puas.
"Bagaimana denganmu? Tidak ada masalah kan?"
"Sejauh ini belum sih."
"Kamu sudah berkencan seperti yang kamu impikan wir?" tanya Dika.
Wira tertawa kecil.
"Belum. Tapi tadi Ririn kirim pesan dan ngajak ketemu."
"Jangan lewatkan," nasehat bodoh Dika sambil tertawa.
"Tentu saja. Kami sudah janjian bertemu nanti malam." kata Wira tersenyum penuh makna.
"Aku yakin, kamu pasti tidak akan melupakannya!"
Mereka menghabiskan siang itu penuh dengan rencana dan ejekan yang sama sekali tidak mereka bayangkan seperti apa resiko yang menanti mereka diujung persimpangan.
°
°
°
Dika telah di beri tahu Ercilia bekerja paruh waktu di sebuah toko baju yang cukup besar di kota itu. Wira pun menjelaskan bahwa dia biasa mengantarkan Ercilia ke tempat kerjanya. Biasanya, mereka berangkat langsung dari kampus bila pulang siang hari. Dan, apabila tidak masuk kuliah, Wira akan menjemput Ercilia di rumahnya. Kemudian mengantarkan ke tempat kerjanya. Wira juga telah memberikan alamat tempat kerja Ercilia kepada Dika. Dika juga sudah tahu kalau Wira biasa menjemput Ercilia pulang pukul sepuluh malam, jam tutupnya toko itu.
Dika selalu mengingat untuk melakukan semua kewajiban itu. Saat melakukannya, diam-diam Dika merasa terharu. Saudara kembarnya itu, begitu mencintai Ercilia dan sangat memperhatikan kekasihnya itu, bahwa untuk urusan hal terkecil pun.
Mahardika belum pernah mengalami hubungan sekaligus kedekatan semacam itu. Selama ini, hubungan yang dia jalani dengan wanita-wanita itu hanyalah hubungan berdasarkan have fun.
Tanpa Cinta! Tanpa kasih sayang yang tulus. Tanpa ketulusan seperti yang dijalankan saudara kembarnya dan kekasihnya.
………………
Suatu malam, saat menjemput Ercilia pulang kerja, Dika harus menunggu beberapa saat karena Ercilia masih sibuk melayani konsumen yang datang. Toko baju itu pun menunggu sepi dulu baru menutup pintu. Dika duduk di salah satu kursi yang ada di sana. Diam-diam, dia memperhatikan kekasih saudara kembarnya.
Wajah Ercilia sangat bersahaja, namun Dika merasakan suatu pancaran kecantikan yang inner dari diri Ercilia. Saat larut dalam pikirannya sendiri, tanpa sadar Dika memperhatikan Ercilia begitu dalam. Dika sama sekali tidak tahu bahwa Ercilia menyadari dirinya tengah diperhatikan.
Diam-diam Ercilia pun tersenyum.
°
°
°
°
Di malam yang lain, saat Dika menjemput Ercilia pulang dari tempat kerjanya, gerimis turun saat mereka tengah melaju di jalanan untuk pulang. Dalam hati Dika memaki saudaranya, Wira jarang menggunakan mobil dan hanya ingin menggunakan sepeda motor untuk rutinitasnya dengan Ercilia. Akibatnya, ketika turun hujan seperti ini, mereka pun harus kerepotan. Dika tahu alasannya mengapa Wira lebih suka mengendarai sepeda motor, Wira telah menjelaskan semuanya ketika mereka bertukar tempat. Wira sengaja melakukan itu, karena Ercilia selalu merasa risih ketika harus dijemput menggunakan mobil. Baik Wira maupun Dika memahami alasan itu.
"Kita berteduh dulu Wir," kata Ercilia saat gerimis yang turun semakin deras.
Dika pun mencari tempat yang bisa digunakan untuk berteduh. Kemudian menepikan motor ke salah satu teras toko yang telah tutup. Hujan turun semakin deras. Mereka duduk diam di bawah guyuran hujan malam itu. Memandangi mobil-mobil yang lewat. Menatap jatuhnya air dari langit yang membentuk pijaran kecil saat menimpa aspal. Dika melirik Ercilia yang tampak menggigil di sebelahnya. Didorong naluri, Dika pun melepaskan jaket. Kemudian dikenakannya pada tubuh Ercilia.
Ercilia hanya diam. Membiarkan Dika melakukan itu, namun dia tetap merasa kedinginan. Jaket itu sedikit basah terkena air hujan yang turun begitu lebat. Atap tempat mereka berteduh tak mampu melindungi dari tempias air yang turun. Malam semakin larut.
Ercilia semakin kedinginan.
Kembali di dorong naluri, Dika ingin memeluk gadis didepannya itu untuk meredakan tubuhnya yang menggigil. Namun, Dika ingat telah terikat janji dengan Wira.
Jangan ngapa-ngapain dia. pesan Wira.
Dika tidak tahu sama sekali, apakah memeluk pacar saudara kembarnya termasuk dalam pasal "ngapa-ngapain" itu ataukah tidak. Tapi, Dika ragu-ragu untuk melakukannya.
Dika terdiam. Diam duduk di atas jok motornya. Dia hanya bisa menatap Ercilia dengan perasaan serba salah. Dan sekali lagi, Dika merasakan kekaguman yang dia rasakan secara diam-diam dalam hatinya. Perempuan ini tetap saja tampak cantik meski rambutnya basah dan awut-awutan. Bedaknya sudah luntur, polesan lipstiknya telah hilang. Tapi entah kenapa cantiknya terpancar dari dirinya tetap saja melekat. Saudara kembarnya itu benar-benar pandai memilih pacar.
"Kenapa kamu menatap aku seperti itu?" tanya Ercilia dengan halus saat melihat Dika terus memperhatikan dirinya.
"Hmmm... Kamu cantik sekali," Dika berkata jujur.
Ercilia menatap Dika dan tersenyum. Dika pun menikmati tatapan itu. Terlihat mesra baginya. Tak pernah dia melihat seorang wanita menatapnya dalam dan tulus seperti cara Ercilia menatapnya kini.
Perlahan tangan Dika terangkat untuk menepis anak-anak rambut yang sedikit menutupi wajah Ercilia.
"Kamu cantik!" kata Dika lagi.
"Kamu sudah mengata..."
Cup
Dika mengecup singkat bi bir Ercilia. Mungkin karena suasana yang mendukung Dika dengan nekatnya mencuri ciuman pacar saudaranya. Seketika janjinya pada Wira lenyap begitu saja. Pesona Ercilia yang lembut dan tulus meluluhkan hati sang Casanova kota.
°°°°
...Proses panjang dalam hubungan percintaan bagaikan sebuah labirin pada cerita dogeng, terlihat mudah untuk dimasuki namun terlihat sulit untuk keluar. ...
...CINTA selalu punya cara untuk menentukan arahnya sendiri, dia akan datang tepat pada waktunya dan akan pergi bila memang sudah waktunya. ...
...Namun terkadang tidak semua hubungan percintaan itu sesuai dengan yang kita harapkan, jika dalam hubungan banyak terdapat kisah sedih daripada cerita bahagia-nya, mungkin hal itu pertanda bahwa kita selama ini mencintai orang yang salah. ...
...……………… ...
Jangan lupa RATE, LIKE, COMENT, ❤️
Terimakasih semua ☕😎
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
☠ᵏᵋᶜᶟ 𓆩N͢͢͢äy𓆪﷽ྀ࿐
Dika.. Dika gak habis akal, sudah diwanti Wira dahal. Aish itu pacarnya Wira, Dika
2024-05-09
1
𝗖𝗲𝗹𝗼
yaampun, nyampek sini rasanya aku gk pengen lanjut ceritanya karena gak tau, rasanya gmn yaa aduh dagdigdug takut sma lanjutannya.
tapi kepo setengah mati sma lanjutannya. gmn donggggg😱 kak otor tanggung jawab ih sama perasaanku
2022-05-09
3
Byan
astaga maen nyosor wae si dika.. pacar orang woiii
2022-04-29
1