Kembar 05

Kemudian Wira kembali berkata dengan nada bingung. "Tapi aku tidak bisa meninggalkan Ercilia. Dia....."

Angga tersenyum menenangkan.

"Tak perlu khawatir Wir. Keadaan Cilia lebih penting dari pada bertemu pak Yahya."

"Jadi?" tanya Wira masih dalam kebingungannya.

"Jadi kau tetaplah di sini dan kami akan kembali kumpul dengan teman-teman yang lain, daaaan.... Lupakan saja pak Yahya.

"Gila!" desah Wira akhirnya.

"Kalau kita waras, kita tidak akan menuliskan artikel itu Wir."

Dan mereka pun tertawa bersama.

...Salah satu hal yang paling indah dari persahabatan adalah bisa saling memahami dan dipahami. ...

……………

Sedangkan di ruangan kantor, Pak Yahya merasa darahnya naik ke ubun-ubun. Dia telah mempercepat urusannya dengan mahasiswa tadi. Sementara, siswa yang mengelola majalah kampus ditunggu untuk bertemu dengannya malah tidak datang. Tak lama dia kembali menelepon asistennya.

"Katamu tadi mereka sudah akan kemari?" ujarnya dengan amarah tertahan.

"Iya, Pak. Tadi saya sudah menghubungi mereka." Asisten itu menjelaskan.

"Tadi saya juga, melihat diujung tangga mereka datang berempat pak."

"Tapi, sampai sekarang mereka belum muncul juga."

"Tapi saya yakin sekali melihat mereka pak."

"Kamu sehat?"

"Hah? Sehat pak."

Klik.. (Telpon di tutup)

Apakah dia melihat hantu?

Tanya Pak Yahya dalam hati. Pak Yahya melihat gagang telpon yang sudah tertutup lalu menyandarkan punggungnya pada kursi dengan jengkel. Dia merasa harinya begitu buruk.

……………

Di klinik Mahawira memandangi kekasihnya yang tengah tertidur. Dia tahu Ercilia tidak pingsan, dia hanya tertidur karena kelelahan. Wira menatap wajah kekasihnya dengan prihatin. Dia tahu Ercilia sangat kelelahan. Sepuluh kuliah, dia harus ke toko baju tempatnya bekerja sampai jam sepuluh malam. Dan Wira sangat yakin, sepulang kerja tadi malam Ercilia juga harus belajar karena tadi pagi harus mengikuti ujian susulan. Salah satu ujian yang belum dia ikuti karena sakit beberapa hari yang lalu.

Meskipun dia tidak merasakannya sendiri, tapi dia tahu bagaimana lelahnya Ercilia dengan semua kesibukan itu. Dengan stamina fisik yang tidak terlalu kuat, dan kurangnya istirahat, Ercilia pasti kepayahan dengan semua ini. Sekali lagi Wira menatap prihatin pada wajah kekasihnya, wajahnya tampak damai saat tertidur dengan nafas yang tampak teratur.

Wira membetulkan letak tangan Ercilia yang terkulai, kemudian membetulkan lengan baju panjangnya yang tersingkap. Saat melakukan itu, mata Wira menangkap segumpal kertas dalam genggaman tangan Cilia. Dengan lembut diambilnya gumpulan kertas itu. Perlahan-lahan dirapikannya.

Sebuah Amplop surat, tampak nama Purek tiga tertulis di bagian depannya. Wira bertanya-tanya dalam hati.

Ada urusan apa Ercilia dengan purek tiga?

Dibukanya amplop itu, dikeluarkan suratnya dari dalam. Sementara, Cilia masih pulas dalam tidurnya. Wira membaca isi surat itu dan tiba-tiba saja dadanya menghangat dan nafasnya terasa berat. Isi surat itu hanya berisi suatu permohonan yang di ketik rapi dan singkat. Sekali membacanya, Wira tahu segalanya.

Jadi tadi dia menghilang karena ini?

Dengan perasaan tak karuan, Wira menatap wajah kekasihnya yang masih terlelap. Kemudian dialihkannya kembali pada kertas surat yang masih terbuka di tangannya. Wira merasakan kedua matanya menghangat..

Huft.....

°°°°°°

Malam belum larut. Mahardika memasuki halaman rumahnya. Lalu, melangkahkan kakinya memasuki rumahnya. Tubuhnya terasa capek setelah seharian kuliah. Dosennya benar-benar 'maha kuasa', membunuh otaknya untuk terus di ajak berfikir. Jika saja semua dosen seperti itu, Dika yakin seluruh mahasiswa kampusnya pasti akan cepat mati atau setidaknya cepat tua.

Dika dengan cepat berdiri di depan cermin. Memastikan dirinya tidaklah tua. Dika tersenyum, dia tampak muda, tampan, juga masih memiliki senyum yang manis mempesona. Mahardika tak menyangkal kalau dalam dirinya ada suatu perasaan yang narsis. Tapi dia tidak terlalu merisaukan itu, karena itu memang kenyataannya.

Dia sangat tampan. 😎☕

Dia melepas baju, melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Berendam berlama-lama di air hangat dalam bathtub setelah lelah seperti ini adalah suatu kesenangan kecil yang sangat nikmat. Dan sekarang, dia sudah ingin segera merebahkan tubuhnya di kasur empuknya.

Dengan tubuh setengah telanjang. Kini dia siap mengarungi mimpi Indah. Baru saja ingin masuk ke gerbang mimpi, suara telpon mengganggunya. Dia meraih ponsel itu. Menerima panggilan setelah melihat nama Melda di layar.

"Malam Melda." sapa Dika lembut.

"Malam Dik," jawab Melda tidak kalah lembutnya.

"Masih kampus?"

"Tidak. Sudah pulang."

"Tumben, jam 7 sudah dirumah kamu Dik."

"Aku sangat lelah, ingin tiduran saja."

"Aduh Dik. Kenapa tidak mengajakku?" kali ini suara Melda terdengar manja. Diiringi tawa kecilnya.

"Kan sudah ini." goda Dika sambil tersenyum di dekat ponsel.

"Kau saja yang tidak datang."

"Aku sangat menyesal." balas Melda.

"Apakah akan ada undangan susulan?" goda Melda lagi.

"Wah kali ini tidak ada Mel. Bagaimana jika lain kali?"

"Aku akan senang sekali! Kapan kira-kira lain kali itu?"

Dika terdiam sesaat, kemudian.

"Aku belum bisa memastikan. Tapi jika ada kesempatan dan tidak capek, aku akan menghubungimu."

"Sungguh?"

"Kau tau aku tidak pernah ingkar janji bukan?"

"Kamu juga pasti tahu, kalau aku bahagia bersamamu."

"Kau tahu, kau sungguh istimewa." ujar Dika memelankan suaranya.

"Kau juga." balas Melda dengan manisnya.

"Oke. Lanjutkanlah istirahatmu. Jangan lupa sering menghubungiku ya. I love you."

Mahardika meletakkan ponselnya di atas meja. Kembali berbaring dengan nyaman. Dia selalu suka menerima telepon Melda. Juga selalu suka suara Melda. Lebih dari itu, Dika juga sangat menyukai kebersamaannya dengan Melda. Meskipun Melda bukanlah satu-satunya.

Melda sebaya denga Dika. Berwajah oriental dengan mata yang nakal. Dan jangan lupakan bentuk tubuhnya yang sangat menggoda. Mereka pertama kali bertemu saat Dika menginap di hotel dengan teman-temannya saat liburan semester dulu. Ketika itu mereka ingin menaiki lift menuju kamar mereka dan Melda nyaris tertinggal. Dika menahan pintu liftnya dengan senyum manisnya, melancarkan serangannya.

"Terimakasih." ucap Melda.

"Bukan masalah besar. Santai saja." jawab Dika sok cool."

"Mahardika. Kamu bisa memanggilku Dika." ujar Dika lagi memperkenalkan diri.

"Namaku Melda."

"Kebetulan aku menginap di hotel ini beberapa hari. Mungkin kalau waktumu sedikit longgar kita bisa mengobrol." ujar Melda.

Dika tersenyum. "Tentu."

Dika sangat memahami maksud undangan itu. Setelah memberikan kesan dia ada. Mereka pun berpisah. Dika masuk ke kamarnya.

"Dik, kamu serius enggak kenal Melda." tanya Dimas.

"Enggak. Tapi aku yakin dia salah satu gadis yang menginginkanku." jawab Dika. Dia berani bertaruh kalau Melda tidak sedang kebetulan menginap di hotel ini.

"Sepertinya. Dia kan adik tingkat kita. Aku beberapa kali lihat dia ada di sekitar kita. Entah di kantin atau di perpustakaan." ujar Dimas sambil mengingat.

"Aku pikir hanya kebetulan, pas lihat dia ada di sini. Aku yakin dia salah satu stalkermu." ujarnya sambil tertawa.

Mahardika tahu bahwa jika dia datang ke kamar Melda, perempuan itu pasti tidak cuman akan menemaninya ngobrol seperti yang tadi dia katakan. Dika sudah terbiasa dengan alibi seperti ini. Sejak dia populer di kampus, selalu saja ada perempuan cantik yang siap menemaninya. Selalu saja ada perempuan yang rela melakukan apa pun dengannya.

°°°°°°°°

Jangan lupa RATE, LIKE, COMENT, ❤️

Terimakasih semua ☕😎

Terpopuler

Comments

𝐋𝐚R⃟𝐚♡⃝𝕬𝖋🦄🎯™

𝐋𝐚R⃟𝐚♡⃝𝕬𝖋🦄🎯™

Memang ada ciri khas nya y si kembar satunya Playboy satu nya setia kadang suka salfok aku sama mereka 😅

2022-06-02

1

𝐋𝐚R⃟𝐚♡⃝𝕬𝖋🦄🎯™

𝐋𝐚R⃟𝐚♡⃝𝕬𝖋🦄🎯™

PD dulu gpp y kak Thor 😂

2022-06-02

1

Pikadamasta

Pikadamasta

astagaaa PD sekali si dika ini🤣

2022-05-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!