Entah sudah berapa jam Alia tidur dengan lelapnya. Perlahan ia bangun karena merasa panggil alam untuk kekamar mandi memaksa ya untuk bangun dari tidurnya.
Namun Alia terkaget ketika menyadari ia terbangun dengan sebuah selimut hangat menutupi tubuhnya.
Dan lebih membuatnya tercengan adalah, ibu pak Topan sudah tidur dan berganti baju.
"Ya Tuhan, sudah berapa lama aku tidur??" gumam batin Alia tak percaya sembari mencoba untuk melihat jam dinding yang berada di kamar ibu Topan.
Dan betapa kagetnya Alia, ternyata sudah jam 4 dini hari.
"Ya Tuhan, bisa-bisanya aku tidur tanpa menyelesaikan tugas" rutu batin Alia menyalahkan dirinya sendiri. Sekilas ia menatap wajah lelab ibu Topan, ia berpikir keras dengan bersalah.
"Apa pak Topan marah ya?? hm, besok aku harus minta maaf.. bagaimana pun ini salah ku yang tidur ketika masih bekerja..huufft, semoga pak Topan tak berpikiran untuk memecat aku" gumam batin Alia pada dirinya sendiri.
Alia pun beranjak bangun dari duduk tidurnya untuk buang air kecil kekamar mandi.
***
Paginya harinya.
Topan bangun dengan wajah kaget, ketika melihat lantai rumahnya sudah bersih. Ditambah lagi sudah tersedia teh hangat juga roti panggang yang agak hangus tertata di atas meja.
"I-ni??"
"Alia yang buat pak, maaf agak gosong" Alia mengakui. Ia akui selama hidup sebagai Nyonya, Alia tak pernah mengerjakan masalah dapur dan sekarang ia mendapat ganjarannya dengan tak bisa mengerjakan urusan dapur dengan benar.
Topan hanya menatap roti gosong itu dengan wajah ragu-ragu, dari kelayakan sajian mungkin saja roti ini sudah tak layak di makan karena hampir semua bagian hangus.
"A-nu, pak Topan.. Alia, minta maaf" ujar Alia dengan ragu.
Tatapan Topan beralih dari piring itu pada Alia yang berdiri di samping meja makan. Kening Topan bertaut bingung dengan ucapan Alia.
"Semalam.. semalam Alia ketiduran, sehingga tidak sempat membereskan ibu Bapak.." jujur ya merasa bersalah.
Topan tersenyum kecil.
"Gak papa.." jawab Topan santai dengan meraih roti gosong itu dengan senyum.
Wajah Alia ragu.
"Bener pak, gak papa?"
"Hm, iya.."
"Waah, syukurlah.. terima kasih pak Topan, lain waktu Alia tidak akan mengulanginya lagi" seru Alia lega dan girang.
Topan mencoba untuk menyantap roti gosong itu.
"Tugas kamu kan hanya dari pagi sampai sore, jadi sudah seharusnya malam menjadi tugas saya.." ujar Topan dengan menikmati roti gosong yang ternyata berasa pahit.
Alia lega mendengar ucapan pak Topan, ia sangat takut jika majikannya akan kecewa dan memecatnya. Karena bukan satu atau dua kali Alia di pecat karena kesalahan yang pernah ia lakukan saat bekerja di tempat dulu.
Lalu Alia mengingat sesuatu, dan ia segera mengeluarkan uang dari balik sakunya. Ia menaruh uang itu di samping Topan yang tengah menikmati teh yang rasanya sudah seperti sirup karena terlalu manis.
"Ini, uang sisa belanja kemarin pak.." ujar Alia.
Topan terkaget, uang itu di perkiraan masih terlalu banyak jika di katakan uang sisa.
"Ini masih banyak?? kamu gak belanja?" tanya Topan dengan menghitung uang yang tersisa 850 ribu.
Alia mengangguk cepat.
"Belanja pak.. saya beli minyak, mie instan, bubur instan..telur dan susu, ditambah lagi ibu juga beli beberapa jajanan roti dan kerupuk"
Topan tercengang mendengar rincian Alia.
"Hanya itu saja yang Alia beli pak, dan ini uang sisanya.."
Topan benar-benar tak percaya dengan penjelasan Alia. Namun ia menaruh respeck pada kejujuran Alia.
"Kenapa kamu tidak beli sayur dan semacamnya.. jadi kamu bisa masak untuk makan siang kamu sendiri" jelas Topan.
Alia terjegat kaget.
"Masak??"
"Ehem, masak.. kamu bekerja dari pagi sampai sore, jadi kamu pasti akan makan siang di sini kan??"
Alia terlihat bimbang untuk menjelaskan.
"Tapi, saya bisa makan mie instan saja pak.." jawab Alia pelan.
Topan kian kaget.
"Mis instan??? setiap hari??"
Alia terlihat gusar akan masalahnya.
"I-ya.. ka-rena sa-ya.." ucap Alia tergantung ragu. " Saya gak bisa masak pak.."
Topan pun kembali tercengang mendengar ucapan Alia. Dan hal itu pun terjawab sudah mengapa roti panggang ini menjadi gosong.
"Maaf pak.." seru Alia sungkan.
Tak lama Topan tersadar dengan menatap roti dan teh rasa sirup itu. Rasanya ia tau mengapa wanita ini tak bisa masak, karena dulu dia adalah seorang Nyonya yang memiliki pembantu yang mengurus semua keperluannya. Namun kini sang Nyonya berubah menjadi pembantu dirumahnya.
"Ya.. ya sudah.." ujar Topan yang sepertinya harus berpikir ekstra.
Namun tak lama terdengar suara dari kamar ibu Topan.
Keduanya sama-sama kaget, dan Alia bergegas berjalan menuju kamar ibu Topan untuk mengecek keadaan wanita paruh baya itu.
Sesaat Topan menghela nafas panjang, sembari melihat punggung Alia yang hilang dari balik pintu kamar sang ibu.
Ada rasa lega ketika ada seseorang yang cukup tepat untuk menjaga sang ibu.
***
Waktu pun berlalu.
Tak terasa Alia sudah bekerja pada Topan hampir 3 minggu lamanya. Dan kini rumahnya sering terdengar canda tawa.
Alia semakin telaten merawat ibu pak Topan. Ia rela pulang sedikit telat agar bisa mengurus ibu pak Topan malam hari.
Dan di satu pagi, Topan yang bersiap untuk pergi kekantor pun menunggu kedatangan Alia yang sedikit telat.
Topan terlihat berkali-kali menatap jam tangannya. Ia berpikir tak biasanya Alia datang telat.
Hingga tiba-tiba pintu rumahnya pun terdengar suara ketukan.
Tok..tok..
Topan menoleh, dan ia sudah bisa menebak itu pasti pembantunya Alia.
Kreekk.. pintu terbuka dan terlihat sosok yang ia tunggu pun muncul.
Dan seketika Topan merasa lega.
"Maaf pak, saya telat datang.." ujar Alia yang langsung mengakui kesalahannya.
"Hm, ya.." jawab Topan datar.
Alia segera masuk dan ternyata Ibu Topan sudah berada di meja makan dengan cemilan paginya.
"Hari ini ada jadwal membawa ibu ke dokter, jadi siang akan saya jemput" jelas Topan pada Alia yang hendak memulai tugasnya.
"Oh, iya pak..baik.." jawab Alia sigap.
"Jangan lupa, bereskan barang bawaan untuk ibu..tasnya ada didalam lemari" jelas Topan lagi.
"Oh, iya baik..akan Alia bereskan sebentar lagi.." jawab Alia patuh.
Merasa semua telah ia infokan, perlahan Topan pun berlalu pergi meninggalkan rumahnya.
Namun di balik pintu rumahnya, Topan berdiri dengan senyum terkembang.
Entah mengapa ia merasa setiap kali melihat Alia membuatnya jadi bersemangat.
***
Siang harinya.
Alia yang sudah siap dengan ibu Topan, akhirnya di jemput oleh sang majikan tepat waktu.
Alia duduk bersama ibu Topan di kursi belakang. Terlihat Alia mencoba menarik perhatian ibu ketika melewati suatu daerah dengan menunjuk kesuatu arah yang ia rasa unik bentuk pertokoannya.
Ibu Topan pun ikut antusias, ia pun menyimak tiap arah tunjuk Alia.
Topan hanya memperhatikan dari balik kaca spion tengah, rasa-rasanya ia tak pernah pergi seseru ini jika bersama ibu.
Namun hari ini ia sudah melihat jika Alia begitu mudah menjadi teman terapi sang ibu, sehingga membuat suasana hati ibunya menjadi stabil.
Setiba dirumah sakit, Ibu Topan pun menjalani beberapa tahapan terapi.
Setelah hampir dua jam terapi akhirnya Topan kembali berada di hadapan meja sang dokter yang merawat ibunya.
"Hari ini, ibu anda sangat antusias.."
Topan hanya mengangguk.
"Jika mood ibu anda selalu stabil maka kita bisa melanjutkan latihan kembali.." saran dokter. "Apa ada yang membuat ibu anda kembali bersemangat??"
Sejenak Topan berpikir.
"Sekarang ibu saya, sudah ada teman.."
"Oya?"
"Sudah lebih 3 minggu.."
"Waah, bagus sekali..jarang ada teman terapi yang pengertian dengan kondisi orang tua kita.."
Topan mengangguk menyetujui ucapan sang dokter.
"Saya jadi ingat seorang wanita muda yang benar-benar tulus merawat ayah mertuanya.. aneh sekali, padahal dia hanya menantu, tapi perlakuannya sangat baik ketika mengurus ayah mertuanya itu, padahal ibu mertuanya dan suaminyalah yang pantas merawat pria tua itu.." ujar dokter mengenang sosok yang berkesan bagi dirinya.
Tak lama, ibu Topan keluar dari ruang bersama sang perawat yang mengantarnya ke hadapan Topan dan dokter.
"Epan..sukma.. mana sukma??" tanya ibu Topan yang mencari sosok temannya itu.
Dokter mendengar dengan bingung.
"Sukma??" tanya dokter pada Topan.
"Ah, itu pengasuh yang merawat ibu saya.."
"Ooh"
"Sebentar dokter saya panggil pengasuh ibu saya dulu.."
"Oh, ya.. baik silahkan" ujar dokter dengan menarik buku resep miliknya.
Topan keluar dan memanggil Alia yang sedari tadi duduk di kursi tunggu tanpa mengeluh.
"Alia, ibu mencari kamu"
"Oh, iya baik pak.." jawab Alia dengan cepat lalu ia meraih tas bawaan yang agak berat di pundaknya dan berjalan menuju ruang dokter.
Dan ketika Alia masuk kedalam ruang dokter, terlihat wajah ibu berubah ceria.
"Sukma.." serunya riang.
"Ya, buk.." sahut Alia tersenyum.
Hal itu mengusik fokus sang dokter yang akhirnya menegadah melihat pada sosok yang menjadi sumber mood sang pasiennya.
"Nyonya Alia???" seru Dokter yang tercengang menatap sosok yang sudah lama tak bertemu, dan rasa kagetnya pun bertambah ketika melihat penampilan Alia yang tak semewah dulu.
Topan terkaget dan Alia pun reflek menoleh pada sang dokter.
"Nyonya Alia??" seru dr. Heru yang masih tak percaya.
Alia terjegat kaget ketika melihat sosok dokter yang dulu sering ia jumpai ketika merawat sang ayah mertua.
"Dr. Heru??" bisik Alia gusar.
"Sukma.. sukma, aku lapar.." ujar ibu Topan.
"Ah, i-ya.. i-ya buk, kita akan makan" jawab Alia kaku.
Lalu dengan kaku, ia membawa ibu Topan untuk keluar dari ruangan dr. Heru.
Sepeninggalan Alia dan ibu Topan.
Ruang dokter itu terlihat kaku.
"Dokter kenal dengan Alia?"
dr. Heru mengangguk pelan.
"Ya, Dia adalah perempuan yang saya ceritakan tadi ketika saya masih praktek di rumah sakit lama, tapi.. bagaimana bisa Nyonya Alia?" tatapannya bingung pada Topan.
"Alia sudah bercerai dengan Rudy Mahendra.."
dr. Heru tercengang.
"Bercerai???"
"Ya???"
"Bagaimana bisa??" tanya dr. Heru tak percaya.
Topan pun mengambil waktu dan akhirnya bercerita tentang perceraian Alia.
Dan respon dr. Heru benar-benar tercengang.
"Waah, benar-benar sulit di percaya.. suaminya membuang wanita yang begitu spesial " seru dr. Heru tanpa sadar. Dan Topan dapat melihat ekspresi kecewa dr. Heru akan masalah Alia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Chanik Lestari
membuang berlian lebih memilih batu kali.penyesalan dtg di akhir
2022-03-07
0
Tien Doang
dan entah kenapa saya pun menagis thor
2022-01-03
0
Salsabila
kayaknya jadi saingan topan nih
2021-12-28
0