Waktu pun berlalu, di satu siang, disalah satu rumah makan. Terlihat Alia tengah membereskan meja pelanggan yang terlihat baru saja di tinggalkan dengan setumpuk piring kotor.
Satu persatu Alia membereskan piring kotor itu, ia menyusun menjadi beberapa bagian sebelum akhirnya di angkat.
Karena sudah dua hari ia tak makan dengan teratur, perutnya terasa lapar. Alia hampir kehilangan tenagannya ketika mengangkat tumpukan piring itu.
Hingga tanpa sengaja ia menjatuhkan satu piring yang tak kuat ia pegang.
Prangg!!! terdengar pecahan piring mengema seisi rumah makan itu.
Bunyi nyaring itu nyatanya telah menyita perhatian para pengunjung dan juga sang pemilik warung yang terlihat mulai naik pitam.
"ALIA!!" terdengar suara hadrik seorang wanita paruh baya yang menghampiri Alia dengan wajah marah. "Kamu yaa?? ini udah piring keberapan kamu pecahin??" ucap sang pemilik dengan langsung memarahi Alia di hadapan para pelanggannya yang terusik.
"Maaf buk.. maaf.." Alia membungkuk dengan segera membereskan pecahan piring itu. Terlihat beberapa lauk sisa juga ikut berserak di lantai.
"Kamu bener-bener ya Alia!! kamu apa segitu bodohnya?? cuma bawa piring kotor aja bisa sampai pecah" cecar sang pemilik warung kian kesal melihat gerak Alia yang lamban dalam membersihkan pecahan piring.
Tiba-tiba seorang pria paruh baya menghampiri sang ibu warung dengan wajah tak enak.
"Buk..buk..udah, malu dilihat sama pelanggan" bisik suami pemilik warung yang membaca situasi.
"Wiwik!! wiwik cepet sini bantu Alia.." panggil pria paruh baya itu pada salah satu pekerja lain sembari menarik sang istri yang terlihat ingin mengigit Alia karena emosi.
Alia terus membereskan pecahan piring, tanpa ada satu orang pun yang membantu dirinya.
Para pelanggan lain hanya melihat Alia yang terus berberes tanpa mengeluarkan suara.
Hingga akhirnya semua kekacauan itu selesai di bersihkan oleh Alia, ia pun kembali bekerja membereskan tumpukan piring dan melanjutkan hingga sore hari sampai warung itu tutup.
Dan ini ibu warung memanggil Alia dan para pelayan lain untuk membagi gaji bulanan.
Setelah satu persatu mengambil amplop gaji. Tiba pada saat giliran Alia, ibu warung menahan amplopnya di meja kasir.
"Buk.."
"Apa??"
"Gaji saya, mana??" tanya Alia ragu-ragu.
Ibu warung menyeringai kesal.
"Gaji?? kamu masih tanya gaji setelah memecahkan puluhan piring saya selama 1 bulan ini???"
Alia terdiam tanpa bisa membantah. Tapi ia sangat membutuhkan gaji itu untuk membayar kamar kost.
Para pekerja lain saling berbisik satu sama lain, mereka sangat tidak menyukai Alia yang terlihat tak bisa apa-apa.
"Sa-ya minta maaf buk, lain waktu saya akan lebih hati-hati lagi.." ujar Alia memelas.
Ibu warung tertawa kecil.
"Enggak.. gak akan ada lain waktu, cukup.. kamu saya pecat!!" ujar ibu warung tanpa peduli.
Alia syok.
"Buk???"
"Gak.. kamu gak bisa kerja lama-lama di sini, bisa habis piring saya.. lagi pula saya gak suka sama kamu.."
Alia kian gusar mendengar ucapan ibu warung. Hingga tanpa pikir panjang ia memegang lengan ibu warung seraya memohon.
"Tolong buk, jangan pecat saya.. saya.. saya janji akan bekerja lebih giat lagi dan lebih hati-hati lagi.. "
"ENGGAK!!" seru ibu warung dengan menepis tangan Alia. "Saya gak suka liat kamu, kamu terlalu centil, suami saya bisa suka sama kamu...saya gak mau!! jadi lebih baik kamu saya pecat, pergi dan jangan pernah datang kesini lagi.." usir ibu warung tanpa rasa iba.
Alia gusar, jika ia dipecat bagaimana ia akan mendapatkan uang untuk membayar kost dan makan hari-harinya.
"Tolong buk.. saya benar-benar butuh pekerjaan ini, saya harus bayar kost dan.."
Plak.. sebuah amplop di lempar begitu saja pada wajah Alia.
Alia terkaget dengan wajah kacau.
"Ambil, itu gaji terakhir kamu...pergi dan jangan pernah datang lagi...awas kalau kamu berani datang kewarung ini!!" ancam ibu warung dengan wajah kebencian pada Alia.
Tanpa sadar air mata Alia jatuh. Sebegitu hinanya perlakuan ibu warung pada dirinya.
"Ambil.. itu gaji kamu yang sudah saya potong sebagai biaya ganti rugi karena telah memecahkan puluhan piring warung saya ini.."
Terdengar tawa kecil dari par pekerja lain yang ikut melihat perlakuan buruk ibu warung pada Alia. Namun semua menonton tanpa ada rasa iba atau bersimpati pada Alia.
Dengan wajah sedih ia meriah amplop itu. Lalu tanpa sepatah kata, Alia berlalu pergi dari hadapan ibu warung dan para pekerja lain.
Dunia benar-benar kejam, tak ada lagi hati nurani pada sesama manusia. Bahkan sekarang orang-orang lebih bersimpati dan ramah pada binatang peliharaan.
Alia berjalan bak mayat hidup, hatinya benar-benar lelah. Ketika di persimpangan jalan langkahnya pun terhenti dengan tatapan kosong melihat hiruk pikuk kemacetan ibu kota.
"Aku kecewa sama kamu!! kamu gak bisa sedikit pun ngertiin aku dan ibu, Alia!!" sebuah kalimat yang kembali terlintas di benak Alia, dari seorang pria yang dulu menjadi suaminya selama 6 tahun.
Perlahan air mata Alia tumpah tanpa ia sadari.
"Kenapa semua membenci diriku?? apa salah ku??" bisik Alia dengan menyeka air matanya dan tanpa sadar ia melihat air matanya di ujung jari.
"Apa aku harus menyerah??" bisik Alia bertanya pada dirinya sendiri.
Namun seketika Alia menggeleng.
"Enggak..enggak.. aku gak boleh nyerah..pasti..pasti ada pekerja lain yang bisa menerima kamu, Alia.." ucap Alia menyemangati dirinya sendiri agar kembali bersemangat.
Ia pun mencoba menarik nafas panjang seolah mencoba melegakan hatinya lagi agar kembali kuat.
Namun ketika ia melihat sekitar itu, terlihat seorang wanita tua yang terlihat linglung.
Wanita tua itu terlihat berjalan tanpa memakai sendal dan terlihat ia bingung berjalan di pinggir jalan.
Awalnya Alia tak peduli dan hendak menyebrang. Tapi Hati nurani Alia tak bisa menyangkal jika ia peduli pada wanita tua itu.
Namun tiba-tiba wanita tua itu terlihat ingin menyebrang jalan tanpa melihat mobil dan motor yang melintas lalu lalang di hadapannya.
Alia terkaget hingga tanpa pikir panjang ia berlari cepat dan meriah tubuh wanita tua itu yang tak jauh dari mereka terlihat sebuah truk barang berjalan kearah wanita tua itu.
"IBUUU AWASSS!!" pekik Alia yang akhirnya meraih tubuh wanita tua itu hingga akhirnya keduanya bersama-sama terjatuh di ke sisi badan jalan.
Tiiiiin...Bunyi klekson mobil truk yang memberi peringatan.
Bruuukkk..
"Akh...!!" erang Alia yang akhirnya tubuhnya terhempas di atas aspal jalan.
Seketika orang-orang berkerumun menolong Alia dan wanita tua itu yang terlihat ketakutan dengan tubuh gemetar.
Alia bangun dengan bantuan beberapa pejalan kaki yang bersimpati.
"Mbak gak papa??" tanya seorang Pria.
"Ah, enggak pak...terima kasih" sahut Alia dengan menatap raut sang wanita tua yang terlihat syok.
"Buk..ibu gak papa??"
Namun tanpa di sangka, wanita tua itu malah menangis bak anak kecil.
Sontak Alia dan beberapa pejalan kaki yang menolong mereka pun bingung.
"Buk, kenapa buk? apa ada yang terluka? dimana?? apa mau kerumah sakit?"
Wanita tua itu terus menangis tanpa menjawab tiap pertanyaan.
Alia kian gusar dan bingung dengan tingkah wanita tua ini yang tidak normal.
"Bawa kerumah sakit aja mbak" saran salah seorang mbak perjalan kaki.
Alia menimbang dengan ragu.
"Ibunya pasti syok mbak" ujar seorang lainnya.
"Pulang...pulang" ujar wanita itu dengan terus menangis.
"Ibu?? ibu pulang kemana??"
Wanita tua itu tak menjawab namun terus menangis.
***
Di sisi lain, Topan tengah mencari-cari sang ibu dengan wajah gusar.
Ia hanya meninggalkan sebentar sang ibu di meja reseptionis kantornya. Namun ketika ia kembali dari toilet ibunya malah hilang tanpa jejak.
Topan sudah mengutus beberapa satpam kantornya untuk mencari sosok sang wanita tua.
Sudah hampir 1 jam ia mengitari jalan itu. Topan takut dan cemas jika sesuatu terjadi pada sang ibu di tengah jalan raya.
Topan terus berjalan cepat dengan membawa selembar foto wanita tua itu di tangannya dan bertanya pada setiap penjalan kaki.
Dan ketika ia bertanya pada seorang bapak-bapak, Topan menemukan petunjuk.
"Ooih, ini ibu yang hampir ketabrak tadi.."
"Apa??" Topan kaget. "Hampir ketabrak???" ulangnya bertanya.
"Iya mas, tapi untuk ada mbak-mbak yang nolongi.. " jelasnya singkat.
"Trus dimana mbak itu sekarang?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Imas Maela
lanjut
2022-12-21
0
zha syalfa
jadi penasaran sama kehidupan Alia sebelumnya..
ketika dia gak bisa melakukan pekerjaan di warung, mungkin dia terbiasa hidup enak, tp nyatanya dia tdk punya apa2..
lanjuut
2022-02-12
0
Your name
Mereka tidak mempunyai hati
2022-01-23
1