Dan siang itu ketika Topan tiba dirumah, segala kegelisahannya pun terjawab.
Rumah memang terlihat tidak ada yang berubah, tapi ibu Topan kini hanya memakai pakaian kaos besar miliknya dan celana treninng.
Dan yang lebih mengangetkan lagi adalah ibu Topan malah di beri mie instan oleh Alia.
Alia tertunduk dengan rasa bersalah.
"Maafkan saya pak Topan..saya" seru Alia yang langsung mengakui kesalahannya.
"Kenapa kamu tidak telfon saya??" tanya Topan dengan membuka kunci pintu lemari dan mengambil baju sang ibu.
Alia hanya diam tanpa menjawab.
"Tadi saya kan sudah beri nomor telfon saya, mengapa kamu tidak telfon atau wa untuk bertanya?" ulang Topan dengan menganti baju sang ibu dengan baju miliknya sendiri.
"Anu.. hm..itu" Alia terlihat gusar untuk menjawab.
"Kenapa?? apa tidak ada pulsa??" tebak Topan.
"Bu-kan.." seru Alia pelan.
"Lalu??"
Alia hanya mengigit bibir bawahnya dengan gelisah, bagaimana ia menjelaskan jika ia tak memiliki alat komunikasi handphone.
Setelah menganti baju sang ibu, Topan sekilas melirik pada Alia yang masih diam dengan wajah bersalah.
"Sa-ya.. sudah, tidak punya handphone" jawab Alia yang akhirnya mengakui hal itu.
Topan terkaget.
"Tidak ada handphone??" ulang Topan.
"Ya, waktu itu.. saya kehilangan handphone karena dicuri ketika bekerja" jelas Alia sekilas.
Topan pun reflek menghela nafas pelan. Lalu ia mengangguk.
"Hhmm, ya sudah.. kalau begitu, ayo.. saya akan jelaskan kondisi rumah pada kamu" jelas Topan menengahi permasalahan itu.
Alia sedikit tak enak sekaligus merasa lega karena ternyata majikannya tidak mengeluarkan ultimatum atau kata-kata "pecat" seperti majikan yang dulu.
"Terima kasih pak Topan.. sekali lagi, Alia minta maaf" ujar Alia tulus.
"Ya.. gak papa, saya juga salah, tadi pagi tidak menjelaskan detail soal rumah, sama kamu.." ujar Topan, lalu ia menuntut sang ibu keluar dari kamar.
Alia mengekor dari belakang ibu Topan keluar dari kamar.
"Ibu.. ibu makan dulu yaa.. setelah itu minum obat sama Alia"
Ibu Topan hanya mengangguk pelan. Dan ia pun duduk di kursi meja makan yang sudah tersedia mangkuk sup plastik dan nasi hangat disana.
Namun sebelum mulai makan, Topan menyematkan sebuah celemek makan di dada sang ibu dan juga kain di atas pangkuannya.
Alia melihat dan mencoba mengingat setiap perlakuan Topan saat mengurus ibunya.
Setelah selesai membereskan sang ibu, kini fokus Topan pun kembali pada pembantu barunya yang terlihat diam di sudut meja makan.
Sebelum memulai penjelasannya, Topan menatap Alia yang kembali terkejut ketika tatapan keduanya bertemu. Terlihat wajah Alia sedikit tertunduk takut.
"Ayo, saya akan jelaskan rumah ini.." ajak Topan pada Alia yang berjalan menuju ruangan yang menjadi ruang utama.
Alia mengikuti tanpa berkomentar.
"Rumah ini terdapat 3 kamar di bawah, dan untuk lantai atas.. seperti yang kamu lihat jika saya sudah menyekat dengan pagar besi agar ibu tidak bisa naik keatas.." jelas Topan dengan menunjukkan pada arah tangga yang dapat di lihat oleh Alia.
"Di sebelah kanan sana adalah kamar saya.. dan di sebelah kiri sana adalah kamar ibu.. ada satu kamar lagi di belakang dekat dengan dapur, tapi itu sekarang jadi kamar gudang.." jelas Topan pada Alia.
Alia mengangguk mengerti.
"Dan untuk kunci-kunci, kamu bisa ambil di sini.." ujar Topan sembari berjalan menuju lemari dapur yang terlihat rapi dan bersih. Dan pada pintu ke empat terlihat ada banyak susunan paku dengan kunci-kunci berjejer disana dan telah di beri tanda pengenalan.
"Semua kunci rumah ada di sini.. bahkan kunci taman belakang dan juga garasi.."
Alia terpanah dan kembali mengangguk.
"Dan jika kamu mencari kain lap.. kamu bisa buka lemari disebelah sini.." tunjuk Topan dengan membuka sebuah lemari di bawah wastafer pencuci piring.
Alia tercengang dengan susunan rapi liputan kain lap itu.
"Ooh, ternyata ada disini.." gumam Alia tanpa sadar.
Topan mendengar dengan heran.
"Kenapa??"
"Ah, enggak.."
"Hm, oke..kita lanjut lagi.." ujar Topan, lalu ia menbawa Alia pada kamar yang disebut gudang, Topan membuka pintu kamar itu dan lagi-lagi Alia tercengang.
"Ini adalah gudang dengan segala alat pembersih, sapu, pel dan beberapa penyedot debu.. usahakan 2 kali sekali debu di karpet kamar ibu harus di sedot.." jelas Topan.
Alia kembali mengangguk ketika Topan kembali menutup dan menguncing kamar pintu itu.
"Dan jika kamu mau memasak atau mencuci semua ada di pintu belakang ini, ini adalah dapur kotor.." jelas Topan kembali dengan membuka pintu yang menjadi pembatas ruangan yang berbeda.
Dan kali ini Alia benar-benar tercengang, bagaimana tidak ternyata semua kebutuhan masak, sereal atau hal-hal yang berhubungan dengan dapur ternyata berada di dapur belakang.
"Pantas saja.." seru Alia tanpa sadar.
"Kenapa?" tanya Topan yang mendengar Alia berbicara.
"Ah, itu.. tadi saya cari kemana-mana sereal untuk ibu sarapan pagi.. dan saya juga liat kulkas juga kosong jadi saya pikir dirumah ini tidak ada persediaan makanan apa-apa.." jelas Alia apa adanya.
Topan tersenyum kecil mendengar ucapan Alia.
"Ah, yaa.. saya memang mengosongkan rumah utama.. saya takut ibu melakukan hal-hal yang berbahaya"
Alia mengangguk pelan, ia paham karena dulu ayah mertuanya juga seperti itu. Beliau hampir saja memotong tangannya dengan gunting potong rumput untuk mengunting sesuatu.
"Sudah beberapa kali saya lengah menjaga ibu dan hal itu hampir membuat ibu dalam bahaya.. ibu pernah membawa pisau yang hampir saja melukai pembantu yang dulu.."
Alia mengangguk pelan, ternyata ibu pak Topan juga hampir celaka karena benda-benda tajam.
Topan melihat ekspresi Alia yang tenang.
"Apa kamu tidak takut??" tanya Topan tiba-tiba.
Alia terkaget.
"Takut?? kenapa??"
"Ah, tidak.." elak Topan cepat lalu ia menutup kembali pintu dan mengunci pintu tersebut. Lalu kunci pintu itu ia serahkan pada Alia.
Alia menatap dengan bingung.
"Lebih baik kamu simpan saja.."
Alia menimbang.
"Ta-pi.."
"Kamu bekerja disini jadi ini bisa kamu pengang, saya punya duplikatnya.."tukas Topan.
"Oh, baiklah.."
"Tapi ingat.. tolong untuk tidak lupa mengunci pintu dapur.. jangan sampai ibu masuk kesana karena akan berbahaya.." Topan mengingatkan dengan nada sedikit penekanan.
"Ah, baik..akan Alia ingat" jawab Alia dan kunci itu pun berpindah tangan pada Alia.
Setelah menjelaskan soal dapur dan lain hal, kini Topan dan Alia kembali menuju ruangan tengah.
Dan tanpa disengaja melewati ibu Topan yang sedang makan dengan sangat berantakan.
Topan menghampiri sang ibu, dan ia menarik beberapa tisu untuk membersihkan bekas makanan yang berserakan.
Alia pun tidak tinggal diam, ia pun ikut membantu membersihkan wajah ibu Topan yang cemong.
"Ibu.. ibu makan yang benar, kenapa selalu berserakan seperti ini" protes Topan dengan tetap membersihkan meja karena terdapat nasi yang tumpah.
Ibu tak menjawab, ia terus makan dengan asyik memainkan kuah sup tersebut.
Melihat hal itu, seketika Alia mengambil alih tangan ibu yang sedang memainkan kuah sop.
"Ibu?" seru Alia memanggil dan perhatian ibu Topan pun teralihkan pada Alia yang menahan tangannya.
"Mau Alia suapin aja??" tawar Alia tanpa ragu.
Bibir ibu berubah cemberut.
"Tidak mau!!" tolak ibu Topan lalu kembali hendak bermain dengan kuah sup.
"Ibu.." panggil Alia kembali.
Ibu Topan tak peduli ia asyik dengan dunianya. Dan hal itu pun mendapatkan perhatian dari Topan.
"Jika ibu seperti ini, ibu tidak akan makan..dan malah jadi terbuang.. biar Alia suapin aja, boleh yaa??" jelas Alia dengan menarik perhatian ibu Topan.
Ibu Topan menatap Alia kesal.
"Nanti.. nanti Alia akan baca buku cerita untuk ibu" bujuk Alia dengan gigih.
Ibu Topan terlihat menimbang.
"Ce-rita??" ulang ibu Topan tak mengerti.
"Ya.. cerita kancil dan kura-kura.." ujar Alia.
Lalu tanpa di duga ibu Topan melepaskan sendok di tangannya.
"Ma-u." seru Ibu Topan tiba-tiba.
Alia tersenyum kecil melihat tingkah ibu Topan yang seperti anak kecil. Dan Alia pun tak membuang waktu, ia menarik kursi untuk duduk di samping ibu Topan.
Dan perlahan Alia mulai bercerita sembari menyuapkan makanan pada ibu Topan.
Sesaat Topan terkagum dengan perlakuan Alia pada ibunya.
Sekilas ia tersenyum kecil, setidaknya ibu tidak menolak setiap ucapan Alia, karena itu poin yang penting bagi Topan.
Perlahan Topan mundur untuk menjauh dari meja makan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Salsabila
Alia harus memperlakukan mama seperti anak2 kembali
2021-12-28
0
Andi Hastuti Uthy Maniest
waow merawat orang tua lebih ribet darpada anak bayi yah thor
2021-12-25
0
Raisya 𝐙⃝🦜
terharu😭😭😭😭
2021-12-14
1