Tour rumah nomor. 15

Dan siang itu ketika Topan tiba dirumah, segala kegelisahannya pun terjawab.

Rumah memang terlihat tidak ada yang berubah, tapi ibu Topan kini hanya memakai pakaian kaos besar miliknya dan celana treninng.

Dan yang lebih mengangetkan lagi adalah ibu Topan malah di beri mie instan oleh Alia.

Alia tertunduk dengan rasa bersalah.

"Maafkan saya pak Topan..saya" seru Alia yang langsung mengakui kesalahannya.

"Kenapa kamu tidak telfon saya??" tanya Topan dengan membuka kunci pintu lemari dan mengambil baju sang ibu.

Alia hanya diam tanpa menjawab.

"Tadi saya kan sudah beri nomor telfon saya, mengapa kamu tidak telfon atau wa untuk bertanya?" ulang Topan dengan menganti baju sang ibu dengan baju miliknya sendiri.

"Anu.. hm..itu" Alia terlihat gusar untuk menjawab.

"Kenapa?? apa tidak ada pulsa??" tebak Topan.

"Bu-kan.." seru Alia pelan.

"Lalu??"

Alia hanya mengigit bibir bawahnya dengan gelisah, bagaimana ia menjelaskan jika ia tak memiliki alat komunikasi handphone.

Setelah menganti baju sang ibu, Topan sekilas melirik pada Alia yang masih diam dengan wajah bersalah.

"Sa-ya.. sudah, tidak punya handphone" jawab Alia yang akhirnya mengakui hal itu.

Topan terkaget.

"Tidak ada handphone??" ulang Topan.

"Ya, waktu itu.. saya kehilangan handphone karena dicuri ketika bekerja" jelas Alia sekilas.

Topan pun reflek menghela nafas pelan. Lalu ia mengangguk.

"Hhmm, ya sudah.. kalau begitu, ayo.. saya akan jelaskan kondisi rumah pada kamu" jelas Topan menengahi permasalahan itu.

Alia sedikit tak enak sekaligus merasa lega karena ternyata majikannya tidak mengeluarkan ultimatum atau kata-kata "pecat" seperti majikan yang dulu.

"Terima kasih pak Topan.. sekali lagi, Alia minta maaf" ujar Alia tulus.

"Ya.. gak papa, saya juga salah, tadi pagi tidak menjelaskan detail soal rumah, sama kamu.." ujar Topan, lalu ia menuntut sang ibu keluar dari kamar.

Alia mengekor dari belakang ibu Topan keluar dari kamar.

"Ibu.. ibu makan dulu yaa.. setelah itu minum obat sama Alia"

Ibu Topan hanya mengangguk pelan. Dan ia pun duduk di kursi meja makan yang sudah tersedia mangkuk sup plastik dan nasi hangat disana.

Namun sebelum mulai makan, Topan menyematkan sebuah celemek makan di dada sang ibu dan juga kain di atas pangkuannya.

Alia melihat dan mencoba mengingat setiap perlakuan Topan saat mengurus ibunya.

Setelah selesai membereskan sang ibu, kini fokus Topan pun kembali pada pembantu barunya yang terlihat diam di sudut meja makan.

Sebelum memulai penjelasannya, Topan menatap Alia yang kembali terkejut ketika tatapan keduanya bertemu. Terlihat wajah Alia sedikit tertunduk takut.

"Ayo, saya akan jelaskan rumah ini.." ajak Topan pada Alia yang berjalan menuju ruangan yang menjadi ruang utama.

Alia mengikuti tanpa berkomentar.

"Rumah ini terdapat 3 kamar di bawah, dan untuk lantai atas.. seperti yang kamu lihat jika saya sudah menyekat dengan pagar besi agar ibu tidak bisa naik keatas.." jelas Topan dengan menunjukkan pada arah tangga yang dapat di lihat oleh Alia.

"Di sebelah kanan sana adalah kamar saya.. dan di sebelah kiri sana adalah kamar ibu.. ada satu kamar lagi di belakang dekat dengan dapur, tapi itu sekarang jadi kamar gudang.." jelas Topan pada Alia.

Alia mengangguk mengerti.

"Dan untuk kunci-kunci, kamu bisa ambil di sini.." ujar Topan sembari berjalan menuju lemari dapur yang terlihat rapi dan bersih. Dan pada pintu ke empat terlihat ada banyak susunan paku dengan kunci-kunci berjejer disana dan telah di beri tanda pengenalan.

"Semua kunci rumah ada di sini.. bahkan kunci taman belakang dan juga garasi.."

Alia terpanah dan kembali mengangguk.

"Dan jika kamu mencari kain lap.. kamu bisa buka lemari disebelah sini.." tunjuk Topan dengan membuka sebuah lemari di bawah wastafer pencuci piring.

Alia tercengang dengan susunan rapi liputan kain lap itu.

"Ooh, ternyata ada disini.." gumam Alia tanpa sadar.

Topan mendengar dengan heran.

"Kenapa??"

"Ah, enggak.."

"Hm, oke..kita lanjut lagi.." ujar Topan, lalu ia menbawa Alia pada kamar yang disebut gudang, Topan membuka pintu kamar itu dan lagi-lagi Alia tercengang.

"Ini adalah gudang dengan segala alat pembersih, sapu, pel dan beberapa penyedot debu.. usahakan 2 kali sekali debu di karpet kamar ibu harus di sedot.." jelas Topan.

Alia kembali mengangguk ketika Topan kembali menutup dan menguncing kamar pintu itu.

"Dan jika kamu mau memasak atau mencuci semua ada di pintu belakang ini, ini adalah dapur kotor.." jelas Topan kembali dengan membuka pintu yang menjadi pembatas ruangan yang berbeda.

Dan kali ini Alia benar-benar tercengang, bagaimana tidak ternyata semua kebutuhan masak, sereal atau hal-hal yang berhubungan dengan dapur ternyata berada di dapur belakang.

"Pantas saja.." seru Alia tanpa sadar.

"Kenapa?" tanya Topan yang mendengar Alia berbicara.

"Ah, itu.. tadi saya cari kemana-mana sereal untuk ibu sarapan pagi.. dan saya juga liat kulkas juga kosong jadi saya pikir dirumah ini tidak ada persediaan makanan apa-apa.." jelas Alia apa adanya.

Topan tersenyum kecil mendengar ucapan Alia.

"Ah, yaa.. saya memang mengosongkan rumah utama.. saya takut ibu melakukan hal-hal yang berbahaya"

Alia mengangguk pelan, ia paham karena dulu ayah mertuanya juga seperti itu. Beliau hampir saja memotong tangannya dengan gunting potong rumput untuk mengunting sesuatu.

"Sudah beberapa kali saya lengah menjaga ibu dan hal itu hampir membuat ibu dalam bahaya.. ibu pernah membawa pisau yang hampir saja melukai pembantu yang dulu.."

Alia mengangguk pelan, ternyata ibu pak Topan juga hampir celaka karena benda-benda tajam.

Topan melihat ekspresi Alia yang tenang.

"Apa kamu tidak takut??" tanya Topan tiba-tiba.

Alia terkaget.

"Takut?? kenapa??"

"Ah, tidak.." elak Topan cepat lalu ia menutup kembali pintu dan mengunci pintu tersebut. Lalu kunci pintu itu ia serahkan pada Alia.

Alia menatap dengan bingung.

"Lebih baik kamu simpan saja.."

Alia menimbang.

"Ta-pi.."

"Kamu bekerja disini jadi ini bisa kamu pengang, saya punya duplikatnya.."tukas Topan.

"Oh, baiklah.."

"Tapi ingat.. tolong untuk tidak lupa mengunci pintu dapur.. jangan sampai ibu masuk kesana karena akan berbahaya.." Topan mengingatkan dengan nada sedikit penekanan.

"Ah, baik..akan Alia ingat" jawab Alia dan kunci itu pun berpindah tangan pada Alia.

Setelah menjelaskan soal dapur dan lain hal, kini Topan dan Alia kembali menuju ruangan tengah.

Dan tanpa disengaja melewati ibu Topan yang sedang makan dengan sangat berantakan.

Topan menghampiri sang ibu, dan ia menarik beberapa tisu untuk membersihkan bekas makanan yang berserakan.

Alia pun tidak tinggal diam, ia pun ikut membantu membersihkan wajah ibu Topan yang cemong.

"Ibu.. ibu makan yang benar, kenapa selalu berserakan seperti ini" protes Topan dengan tetap membersihkan meja karena terdapat nasi yang tumpah.

Ibu tak menjawab, ia terus makan dengan asyik memainkan kuah sup tersebut.

Melihat hal itu, seketika Alia mengambil alih tangan ibu yang sedang memainkan kuah sop.

"Ibu?" seru Alia memanggil dan perhatian ibu Topan pun teralihkan pada Alia yang menahan tangannya.

"Mau Alia suapin aja??" tawar Alia tanpa ragu.

Bibir ibu berubah cemberut.

"Tidak mau!!" tolak ibu Topan lalu kembali hendak bermain dengan kuah sup.

"Ibu.." panggil Alia kembali.

Ibu Topan tak peduli ia asyik dengan dunianya. Dan hal itu pun mendapatkan perhatian dari Topan.

"Jika ibu seperti ini, ibu tidak akan makan..dan malah jadi terbuang.. biar Alia suapin aja, boleh yaa??" jelas Alia dengan menarik perhatian ibu Topan.

Ibu Topan menatap Alia kesal.

"Nanti.. nanti Alia akan baca buku cerita untuk ibu" bujuk Alia dengan gigih.

Ibu Topan terlihat menimbang.

"Ce-rita??" ulang ibu Topan tak mengerti.

"Ya.. cerita kancil dan kura-kura.." ujar Alia.

Lalu tanpa di duga ibu Topan melepaskan sendok di tangannya.

"Ma-u." seru Ibu Topan tiba-tiba.

Alia tersenyum kecil melihat tingkah ibu Topan yang seperti anak kecil. Dan Alia pun tak membuang waktu, ia menarik kursi untuk duduk di samping ibu Topan.

Dan perlahan Alia mulai bercerita sembari menyuapkan makanan pada ibu Topan.

Sesaat Topan terkagum dengan perlakuan Alia pada ibunya.

Sekilas ia tersenyum kecil, setidaknya ibu tidak menolak setiap ucapan Alia, karena itu poin yang penting bagi Topan.

Perlahan Topan mundur untuk menjauh dari meja makan itu.

Terpopuler

Comments

Salsabila

Salsabila

Alia harus memperlakukan mama seperti anak2 kembali

2021-12-28

0

Andi Hastuti Uthy Maniest

Andi Hastuti Uthy Maniest

waow merawat orang tua lebih ribet darpada anak bayi yah thor

2021-12-25

0

Raisya 𝐙⃝🦜

Raisya 𝐙⃝🦜

terharu😭😭😭😭

2021-12-14

1

lihat semua
Episodes
1 Keputusan Akhir
2 Wanita Tua
3 Pertemuan Tak Terduga
4 Rumah nomor 15
5 Flash Back story Alia Zatifah
6 Tolong terima saya..
7 Lega
8 Resmi menjadi pembantu
9 Tolong beri petunjuk
10 Tour rumah nomor. 15
11 Tugas pertama
12 Ibu Tramtrum
13 Menginap
14 Sepenggal kisah Nyonya Alia
15 Misteri air mata Alia
16 Misteri air mata Alia 2
17 Kemarahan Topan
18 Mengapa tak marah??
19 Welcome pantai
20 Yang selama ini di sembunyikan
21 Pantai sore
22 Jalan Merdeka
23 Di jemput..
24 Satu atap yang sama
25 CCTV yang bikin senyum
26 Mr. Kecoa
27 Aku penasaran
28 Bukan Alia tapi Rudy
29 5 menit..10 menit
30 Alia
31 Moment berbeda
32 Gak bisa nyebrang
33 Cake ultah Topan
34 Topan cemburu
35 Neraka penyesalan
36 Cari jawabannya..
37 Aku takut masuk kerumah
38 Undangan yang mengusik
39 Alia pasti akan jemput ibu
40 Make Over..
41 Terpesona
42 Nyonya Alia kembali
43 Jangan..
44 Milik ku..
45 Aku bingung
46 Aku akan menahan mu
47 Terasa kosong
48 Rumah sakit
49 Target di temukan
50 Rudy tak percaya
51 Jadi statusnya, apa??
52 Aku hanya seorang pembantu
53 Aku akan bertanggung jawab
54 Tidak dingin tidak hangat
55 Aku percaya pada mu, Topan
56 Topan-Alia-Rudy
57 Bom waktu Alia
58 Duel
59 Luka yang berbeda
60 Lost Control
61 Pelukan
62 Pagi romantis
63 Gempar
64 Gagal lagi
65 Hadirmu mengubah hidupku
66 Ibu butuh perhatian
67 Keluarga Alia
68 Aku+kamu = keluarga
69 Gak bisa tidur
70 Segera
71 Tok..Tok
72 Tersangka
73 Topan di penjara
74 Surat Topan
75 Pertemuan singkat
76 Taktik
77 Pasal berlapis
78 Incaran
79 Jaga rumah nomor 15
80 Jalur Ninja
81 Kalah Cepat
82 Menghitung Hari
83 Hari H
84 Ruang Sidang
85 Kubu siapa yang panas??
86 Perkuat Alibi
87 Tuduhan menyaktikan
88 Harap-harap cemas
89 Kartu As
90 Detik menetukan
91 Ibu rindu berat
92 Tunggu aku
93 Rindu
94 Terlalu berharap
95 Pelukan Rindu
96 Pagi luar biasa
97 Menepati janji
98 Ya
99 Tim Sibuk
100 Mencari wali
101 Malam Duda
102 Pejuang Sakral
103 Ah-Hm
104 Malam Impian (21)
105 -
106 Nyonya Topan Syahputra
107 Pelet!!
108 Butuh??? atau laper mata??
109 Dinas Malam
110 Ibu Pergi
111 Hazah in memory
112 Hazah in memory 2
113 Doa kita
114 Coba saja
115 Bukti Cinta
116 New Ayah Bunda
117 Baby boy
118 Now I Know
119 Welcome New life
120 Perjuangan hidup dan mati
121 Menyapa
122 Extrapart Full House
123 Mr & Ms Second Lead
124 Jamu Mbak Sinta
125 Jamu Mbak Sinta 2
126 Jamu Mbak Sinta 3
127 Camp gagal move on
128 Adaptasi
129 Pemberitahuan
Episodes

Updated 129 Episodes

1
Keputusan Akhir
2
Wanita Tua
3
Pertemuan Tak Terduga
4
Rumah nomor 15
5
Flash Back story Alia Zatifah
6
Tolong terima saya..
7
Lega
8
Resmi menjadi pembantu
9
Tolong beri petunjuk
10
Tour rumah nomor. 15
11
Tugas pertama
12
Ibu Tramtrum
13
Menginap
14
Sepenggal kisah Nyonya Alia
15
Misteri air mata Alia
16
Misteri air mata Alia 2
17
Kemarahan Topan
18
Mengapa tak marah??
19
Welcome pantai
20
Yang selama ini di sembunyikan
21
Pantai sore
22
Jalan Merdeka
23
Di jemput..
24
Satu atap yang sama
25
CCTV yang bikin senyum
26
Mr. Kecoa
27
Aku penasaran
28
Bukan Alia tapi Rudy
29
5 menit..10 menit
30
Alia
31
Moment berbeda
32
Gak bisa nyebrang
33
Cake ultah Topan
34
Topan cemburu
35
Neraka penyesalan
36
Cari jawabannya..
37
Aku takut masuk kerumah
38
Undangan yang mengusik
39
Alia pasti akan jemput ibu
40
Make Over..
41
Terpesona
42
Nyonya Alia kembali
43
Jangan..
44
Milik ku..
45
Aku bingung
46
Aku akan menahan mu
47
Terasa kosong
48
Rumah sakit
49
Target di temukan
50
Rudy tak percaya
51
Jadi statusnya, apa??
52
Aku hanya seorang pembantu
53
Aku akan bertanggung jawab
54
Tidak dingin tidak hangat
55
Aku percaya pada mu, Topan
56
Topan-Alia-Rudy
57
Bom waktu Alia
58
Duel
59
Luka yang berbeda
60
Lost Control
61
Pelukan
62
Pagi romantis
63
Gempar
64
Gagal lagi
65
Hadirmu mengubah hidupku
66
Ibu butuh perhatian
67
Keluarga Alia
68
Aku+kamu = keluarga
69
Gak bisa tidur
70
Segera
71
Tok..Tok
72
Tersangka
73
Topan di penjara
74
Surat Topan
75
Pertemuan singkat
76
Taktik
77
Pasal berlapis
78
Incaran
79
Jaga rumah nomor 15
80
Jalur Ninja
81
Kalah Cepat
82
Menghitung Hari
83
Hari H
84
Ruang Sidang
85
Kubu siapa yang panas??
86
Perkuat Alibi
87
Tuduhan menyaktikan
88
Harap-harap cemas
89
Kartu As
90
Detik menetukan
91
Ibu rindu berat
92
Tunggu aku
93
Rindu
94
Terlalu berharap
95
Pelukan Rindu
96
Pagi luar biasa
97
Menepati janji
98
Ya
99
Tim Sibuk
100
Mencari wali
101
Malam Duda
102
Pejuang Sakral
103
Ah-Hm
104
Malam Impian (21)
105
-
106
Nyonya Topan Syahputra
107
Pelet!!
108
Butuh??? atau laper mata??
109
Dinas Malam
110
Ibu Pergi
111
Hazah in memory
112
Hazah in memory 2
113
Doa kita
114
Coba saja
115
Bukti Cinta
116
New Ayah Bunda
117
Baby boy
118
Now I Know
119
Welcome New life
120
Perjuangan hidup dan mati
121
Menyapa
122
Extrapart Full House
123
Mr & Ms Second Lead
124
Jamu Mbak Sinta
125
Jamu Mbak Sinta 2
126
Jamu Mbak Sinta 3
127
Camp gagal move on
128
Adaptasi
129
Pemberitahuan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!