Sore harinya, tepat di jam 6. Alia berpamitan untuk pulang setelah membereskan ibu Topan.
Topan yang tadi tak kembali kekantor pun hanya bisa mengangguk ketika sang pembantu baru berpamitan pulang.
Di depan pintu terlihat ibu Topan enggan berpisah.
"Sukma, kenapa kamu pulang?"
Alia tersenyum simpul.
"Besok Alia datang lagi kok buk, jadi besok kita bisa ketemu lagi" ujar Alia dengan merapikan kerah baju ibu Topan.
Topan hanya melihat perlakuan Alia pada sang Ibu. Lalu tak lama Alia menatap Topan dan ia sedikit membungkuk sebagai tanda ia pamit untuk pulang.
Perlahan Alia pun menghilang dari ruangan itu.
"Epan.." seru ibu mendekat. "Sukma pulang" ujarnya manja.
Topan menyambut sang ibu dengan hangat.
"Iya buk, besok Alia akan datang lagi.."
Wajah ibu seketika cemberut, ia sangat tidak suka jika temannya itu pulang.
Topan hanya bisa menatap wajah polos sang ibu yang seperti anak kecil kehilangan teman baiknya.
Namun dari ucapan sang ibu, Topan bisa menilai jika Alia memperlakukan ibu dengan baik. Sehingga ibunya begitu merasa nyaman dengan Alia.
Hal yang sangat Topan syukuri saat ini.
***
Alia berjalan dengan langkah pelan, tubuhnya sedikit terasa pegal-pegal.
Seharian menjadi pembantu baru benar-benar telah menguras seluruh tenagannya.
Namun dari semua rasa lelahnya, Alia bersyukur bisa bekerja pada pak Topan yang ternyata sangat baik. Rasanya itu adalah hal yang terpenting saat ini.
"Aah, rasanya aku ingin segera tidur.. pinggang ku sakit sekali" ujar Alia dengan mengusap area pinggangnya sembari berjalan menuju arah pulang.
***
Di tempat lagi, ruang kantor Mahendra. Rudy termenung di meja kerjanya dengan menatap foto sang mantan istri yang terlihat tersenyum bahagia dimoment pernikahan mereka saat itu.
"Saya tidak menemukan jejak ibu Alia, pak.." ujar seorang pria Intel berbaju hitam di hadapan Rudy, siang tadi ketika di kantor.
"Kau dimana?? apa kau baik-baik saja Alia???" tanya Rudy pada foto yang ia pegang.
Rudy menghela nafas panjangnya, ia merasa cemas pada Alia. Setelah tau jika wanita itu tak membawa apa pun dari rumahnya bahkan, rekening yang berisi uang kompensasi pun tak sedikit pun di sentuh Alia.
"Apa kau benar-benar berniat membuat aku tersisa dalam penyeselan.." bisik batin Rudy memandang wajah tertawa lepas Alia.
"Alia.. aku merindukanmu" ucap Rudy dengan tatapan sedih.
Di samping meja kerja Rudy terlihat handphonenya bergetar karena ada telfon masuk. Namun Rudy tak menghiraukan telfon masuk yang ternyata dari istri barunya, Bella.
Malam itu, Rudy memilih untuk tidak pulang. Ia memilih lembur dan menenangkan diri di kantornya.
Rumahnya kini tak sehangat dulu ketika sang mantan istri berada di dalamnya. Cinta yang mengalir dengan tulus sangat terasa walau biduk rumah tangga saat itu terus di terpa konflik karena tak kunjung hadirnya sang buah hati.
***
Waktu pun berjalan begitu cepat. Pagi pun menjelang Topan bangun seperti biasanya. Di saat bersamaan sang ibu juga bangun lebih awal.
Alia tiba tepat di jam 8 pagi. Ia datang dengan semangat untuk memulai tugasnya. Ibu Topan begitu tenang bersama Alia.
Ketika Alia tengah memberi makan sereal ibu Topan. Tiba-tiba sang pemilik rumah datang mendekat pada wanita beda generasi itu.
"Alia.."
"Ya??" sahut Alia dengan reflek menoleh pada Topan yang berdiri tak jauh dari dirinya.
Terlihat Topan menaruh beberapa lembar uang di atas meja makan. Alia melihat dengan bingung dengan lembaran yang merah yang terdiri dari 10 lembar.
"Saya belum belanja bulanan, bisakah kamu berbelanja di minimarket kompleks sini??"
Alia mengangguk paham.
"Oh, iya baik.." sahut ragu. "Apa saja yang harus di beli??" tanya Alia bingung.
Topan terheran dengan pertanyaan sang pembantu.
"Hm, yaa apa saja, coba kamu cek kulkas atau yang lain, jika sudah habis beli saja"
"Oooh" sahut Alia mengangguk, namun tetap saja ia bingung harus membeli apa dengan uang sebanyak itu.
"Tapi, jika ibu tidak mood sebaiknya kamu jangan pergi.." saran Topan mengingatkan.
Alia mendengar dengan wajah heran.
"Terkadang ibu jika tidak mood bisa ngamuk di tempat umum.." jelas Topan.
"Ooh, baik lah.. akan Alia ingat.."
"Baiklah, kalau begitu saya akan pergi kekantor.." seru Topan dengan melihat arloji di pergelangan tangannya.
"Ya, hati-hati dan selamat bekerja pak Topan.." seru Alia tersenyum simpul.
Topan menoleh tanpa sadar sehingga tatapan keduanya bertemu.
Deg... Topan terkesima dengan wajah teduh Alia.
"Ah, i-ya.. terima kasih.." sahut Topan yang jadi kaku. Lalu tak lama ia melihat pada sang ibu, yang sibuk bermain dengan sendok didalam mangkuk serealnya.
"Ibu, Topan kerja yaa.. baik-baik dirumah sama Alia" pesan Topan dengan mengusap punggung sang ibu.
Namun ibu Topan tak menjawab bahkan bergeming dari fokusnya.
Topan hanya bisa menghela nafas pelan, hal yang sudah biasa ia dapatkan. Lalu Topan pun pergi meninggalkan ibu dan Alia.
Sekilas Alia melihat punggung Topan yang akhirnya hilang di balik pintu depan.
Lalu Alia kembali menatap ibu Topan yang tengah mencicipi susu sereal itu.
"Ibu?" seru Alia menarik perhatian ibu Topan. Namun ibu Topan tak menoleh.
"Ibu, lain waktu ucapkan selamat bekerja pada pak Topan.. agar beliau semangat bekerja, oke??" pesan Alia dengan tangan berbentuk oke dihadapan ibu Topan.
Ibu Topan terlihat tak mengerti, ia malah memasukkan sendok pada lingkaran bulat pada jemari oke Alia.
Alia hanya bisa tersenyum kecil.
"Gak papa, nanti Alia bantu ibu untuk belajar lagi.." ujar Alia dengan meraih sendok yang diberikan ibu Topan. Ibu Topan hanya tersenyum polos.
***
Setelah menyelesaikan sarapan pagi dan memandikan ibu Topan. Kini waktunya Alia untuk sedikit berbenah rumah kosong itu.
Alia meninggalkan ibu Topan di kamar dengan menghidupkan layar TV, dan tonton yang di suguhkan hanyalah Discovery Cannel. Cerita tentang kehidupan satwa ternyata membuat ibu Topan antusias.
Melihat ibu Topan aman, barulah ia melakukan tugas itu. Dan tak perlu waktu lama, Alia dapat membereskan rumah kosong itu dengan mudah.
Setelah selesai menyapu, kini Alia terlihat bimbang untuk berbelanja seperti yang di tugaskan Topan tadi.
Ia menimbang dengan memandang 10 lembar uang 100 ribu itu di atas meja. Namun sekilas Alia melihat pada wajah ibu Topan.
"Ibu?? apa.. ibu mau pergi belanja??"
Ibu Topan melirik Alia.
"Be-lanja?? apa?"
"Belanja itu, kita membeli sesuatu untuk keperluan kita.."
"Co-klat..!!" sahut ibu Topan bersemangat.
"Ibu mau coklat??"
"Suka coklat.." jawab ibu senang.
Alia tersenyum kecil.
"Oh, Ibu suka coklat?? Baiklah, kalau begitu kita ke minimarket..tapi, sebelum itu, kita lihat dulu apa saja yang harus kita beli" ujar Alia bersemangat untuk membawa ibu Topan.
Alia pun melihat kulkas dapur belakang, dan ternyata kulkas itu nyaris kosong. Alia mengingat beberapa bahan utama yang harus di beli, seperti minyak goreng, telur dan mie instan. Setidaknya itu bisa jadi menu darurat jika tak ada pilihan lain.
Dan setelah mengingat apa saja yang akan di beli, akhirnya untuk pertama kalinya Alia membawa ibu Topan bersamanya.
Dengan berjalan sambil bergandengan tangan Alia menuntut ibu dengan membawa payung karena cuaca agak panas.
Sesekali Alia dan ibu Topan berpas-pasan dengan para pembantu dari rumah lain. Alia mencoba menyapa dengan ramah pada semua orang yang baru.
***
Di lain tempat, di kantor pengacara Firma Bastian. Terlihat Topan seperti memikirkan sesuatu dengan risau.
Kevin yang berada di ruangannya itu pun sedikit heran dengan gelalagat temannya ini.
"Pan??"
Topan bergeming dengan kaget, namun wajahnya seolah tak menampakkan kegelisahannya.
"Lo kenapa?? serius amat liat jam.. apa lo ada janji?"
"Enggak.." sela Topan tenang.
Kevin mencoba percaya dengan mengambil beberapa lembaran kertas di atas meja Topan.
Namun tidak begitu dengan Topan yang akhirnya tak tahan dengan kegelisahan nya.
"Gue balik"
Kevin terkaget.
"Balik?? masih jam 11??"
Namun Topan tak mengubris protes Kevin, ia cemas akan Alia, tidak ia takut akan Alia dan ibunya yang mungkin saja akan mengamuk di tempat umum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Gustein Arifin👑
dih lawak lu😏
2022-04-03
0
Salsabila
topan cemas sama ibunya atau sudah rindu alia
2021-12-28
0
Andi Hastuti Uthy Maniest
mantan menyesal sudah membuang berlian dan memungut sampah meskipun berlian ngga bisa kasi anak yah ngga boleh dibuang lah anak hanya titipan Allah
2021-12-25
0