Kemarahan Topan

Keesokan paginya, Topan melihat dengan terkejut ketika mendapatkan wajah Alia yang terlihat baik-baik saja setelah tangisan tadi malam.

Topan terheran-heran melihat Alia yang terlihat biasa saja, seolah badai semalam berlalu begitu saja tanpa meninggalkan jejak di wajahnya yang terlihat segar dan bersemangat ketika mengurus sang ibu.

"Ibu.. ini susu hangatnya" ujar Alia dengan menaruh gelas di hadapan ibu Topan.

Topan menyerut kopi miliknya sembari mencuri tatapan melihat Alia yang terlihat sibuk membantu ibu Topan saat makan.

"Ah, pak.. maaf bisa minta tolong tisunya?" ujar Alia yang tiba-tiba berpaling menatap Topan yang seketika terkaget ketika tertangkap basah sedang memperhatikan pembantunya itu.

"Ya??"

"Tisu.. tolong kotak tisunya pak" ulang Alia dengan menunjuk kotak tisu di hadapan Topan.

"Oh, ini" Topan mengambil lalu memberikan pada Alia dengan canggung.

"Terimakasih, pak" sahut Alia dengan menerim kotak tersebut lalu ia menarik selembar tisu dan segera menyeka baju ibu Topan yang kotor karena tumpahan susu.

"Ibu.. pelan-pelan yaa.." seru Alia memberi peringatan dengan terus membersihkan baju ibu Topan.

Melihat hal yang berjalan normal, tanpa sadar Topan menghela nafas lega. Ya, setidaknya kekhawatiran Topan semalam ternyata tidak berpengaruh pada tugas yang Alia lakukan.

"Ehem.., mungkin siang saya sudah pulang" ujar Topan.

Alia menoleh, lalu tak lama ia mengangguk pelan.

"Dan kamu bisa cepat pulang.." sambung Topan.

Tanpa di duga ucapan Topan malah memancing senyum manis Alia.

"Ya, terima kasih, pak Topan" jawab Alia pelan lalu kembali membantu ibu Topan makan.

Namun tidak dengan Topan yang malah jadi tersengar listrik kecil di hatinya ketika melihat senyum manis Alia.

"Ukh, sial..kenapa begitu manis!!" rutu Topan spontan.

Alia menoleh.

"Kenapa pak?? kopinya kemanisan ya?" tanya Alia.

Topan terkaget.

"Ah, itu.. bukan..bukan.." jawab Topan mengelak dengan desis kesal pada dirinya sendiri.

"Topan sadarlah!! dia pembantu mu!!" pekik batin Topan yang menyadarkan alam sadar Topan. Sehingga Topan dengan canggung bangkit dari kursinya dan berlalu pergi meninggalkan Alia dan ibunya.

Alia hanya melihat sekilas ketika sang Majikan pergi meninggalkan meja makan dan keluar dari rumah dengan membawa tas kerja kerja. Namun tak lama perhatian Alia kembali pada ibu sang majikan yang menjatuhkan sendok.

***

Aneh.. begitulah perasaan yang di bawa Topan setelah meninggalkan rumahnya. Ini terlalu aneh, ia merasa jika senyum Alia sudah membuat kecemasan Topan semalam hanya sia-sia belakang.

Dan sialnya lagi, senyum sang pembantu sudah membuat saraf-saraf tubuhnya bagai tersengat listrik.

Arah laju mobil Topan pun akhirnya tiba di parkiran kantor pengacara. Namun sebelum ia turun, tiba-tiba handphone Topan berdering.

Ia lantas meraih handphonenya itu dan ternyata sebuah nama tak terduga menelfon dirinya pagi ini, Rudy Mahendra.

"Hallo??"

"Ya, Hallo Pak Topan??" terdengar suara seorang wanita di sebrang telfon dan hal itu membuat kening Topan berkenyit.

"Saya istri mas Rudy, Bella.." jelasnya lagi.

"Oh, ya..ada yang bisa saya bantu mbak Bella??" tanya Topan yang jadi ragu akan panggil untuk kliennya ini.

"Ah, iya.. pak Topan apa ada waktu hari ini untuk datang kerumah???"

Topan menimbang.

"Suami saya mau tulis wasiat untuk calon bayi kami" jelas Nyonya baru Mahendra itu yang terdengar riang dari sebrang telfon.

Topan mendengar dengan kening berkerut.

"Jadi apa bisa pak Topan siang ini kerumah?" tanya wanita itu dengan nada memastikan.

"Hm, ya.. bisa mbak, sebelum siang saya akan kesana" jawab Topan pasti.

"Waah, syukurlah.. baik saya dan suami tunggu pak Topan dirumah ya" seru Nyonya baru Mahendra yang akhirnya menutup telfon itu begitu saja.

Topan menurunkan handphone dari telinga kanannya dengan wajah datar. Mendapat tugas menulis wasiat bukanlah hal yang sulit, apa lagi sang pemberi wasiat masih sehat walafiat. Jadi Topan pikir sah-sah saja jika setiap orang kaya mempersiapkan warisannya untuk sang penerus.

Namun bukan itu yang membuat hati Topan jadi tak senang setelah telfon di tutup, entah mengapa nada bicara Nyonya baru Mahendra itu sedikit membuatnya jengkel.

Dengan menghela nafas pelan, akhirnya Topan turun dari mobil pribadinya. Ia harus membereskan beberapa dokumen sidang yang kasusnya telah selesai.

***

Waktu pun berjalan dengan cepat, tepat di jam setengah 11 Topan menepati janjinya menuju kediaman Rudy Mahendra.

Rumah besar khas orang kaya pun terlihat dari desain pagar hingga desain rumah yang begitu megah berdiri kokoh di sana.

Topan turun dari mobil sedannya dengan membawa tas kerja. Ia sudah membawa beberapa dokumen untuk surat wasiat.

Dan kehadiran Topan di sambut suka cita oleh sang Tuan rumah.

"Selamat datang, pak Topan.." sambut sang Nyonya rumah ramah.

Topan masuk dengan sopan kedalam rumah mewah itu.

"Masuk pak, ah.. sudah lama pak Topan tidak kerumah.." sambung Nyonya rumah dengan membawa Topan untuk lebih masuk kedalam rumah mewahnya.

Topan mengikuti tanpa berbicara. Terlihat wajah sang Nyonya rumah begitu bahagia dengan tangannya terus mengelus perut yang terlihat besar itu.

"Mas Rudy hari ini kurang sehat, makanya saya minta pak Topan untuk datang kerumah.. maaf ya pak Topan.." ujar Bella berbasa-basi.

"Oh, ya gak papa, mbak" sahut Topan ragu untuk sebutan yang pas untuk sang Nyonya rumah yang terlihat lebih muda di bawahnya. Namun karena untuk rasa sopan maka tak ada panggilan yang lebih cocok selain "mbak".

Langkah keduanya pun akhirnya tiba di satu ruang yang terlihat tenang dan sejuk. Nuansa perpustakaan kental terlihat didalam sana. Beberapa piagam juga foto-foto dengan orang terkemuka pun terlihat di pajang pada dinding ruangan itu.

"Topan" sambut Rudy yang seketika bangun dari kursi bacanya.

Jabat tangan pun terjalin, rasa keakraban dan ramah pun terasa dari sambutan Rudy.

"Maaf, karena aku menganggu waktu sibuk kamu.."

Topan hanya tersenyum kecil.

"Mari duduk di sofa saja" ajak Rudy lebih akrab.

Topan mengangguk lalu mengikuti langkah Rudy yang membawanya pada satu sofa besar yang berada dekat dengan jendela yang menghadap ke taman.

Setelah duduk dengan nyaman di Sofa tersebut, terlihat Bella ikut duduk di sana bersama sang suami. Geraknya yang agak susah terlihat jelas karena harus membawa perut besar yang sudah cukup bulan.

"Pak Topan mau minum apa???" tanya Bella.

"Hm, mungkin teh hangat saja" jawab Topan.

"Sama, mas juga" sambung Rudy.

"Oh, oke.." sahut Bella dengan hendak memanggil sang pembantu rumah. "Biik?"

"Sayang.." potong Rudy dengan cepat menahan lengan sang istri. "Sayang, bisakah kamu buat mas teh herbal, bibik tidak tau cara membuatnya.. bisakan??" pinta Rudy pada Bella.

Sang istri terlihat ragu.

"Ta-pi.."

"Ya, hanya terherbal tolong ya sayang, tenggorokan mas agak kurang nyaman" pinta Rudy mengulang dengan nada yang seolah menyuruh agar sang istri pergi dari ruangan itu.

Raut wajah Bella terlihat enggan, namun permintaan suami tak bisa ia elakkan. Maka dengan perasaan berat ia pun pergi beranjak dari ruang itu.

Beberapa menit setelah sang istri pergi, tanpa di duga Rudy menghela nafas panjangnya.

Topan memperhatikan dengan wajah datar.

"Rasanya rumah ini sudah tidak nyaman.." ujar Rudy tiba-tiba. "Ah, maaf Topan, kamu sampai harus datang kerumah ku karena permintaan Bella"

"Ya, gak papa.. jadi kamu ingin buat surat wasiat??"

"Bukan aku?? tapi Bella dan ibu ku yang memaksa" sambung Rudy murung.

Topan memperhatikan raut wajah Rudy yang terlihat lelah.

"Aku di paksa untuk menulis surat wasiat pada bayi yang belum lahir, bukankah itu lucu?? aku saja belum menimbang bayi itu.." ujar Rudy menyeleneh. "Apa mereka pikir aku akan mati besok??" celetuk Rudy nanar.

"Jadi??" tanya Topan to the poin.

"Aku tidak akan membuat surat wasiat itu.." jawab Rudy tenang.

Topan tak terkejut, yaa semua terserah pada sang klien. Toh, ia hanya datang sesuai permintaan.

"Huuufft.." Rudy menghela nafas pelan dengan berat. "Ternyata banyak harta juga tidak akan membuat jiwa tenang" tutur Rudy.

Topan mendengar tanpa menyela, ia sedang mendengar curhat sang klien.

"Semakin banyak harta, maka yang akan terlihat adalah kecemasan, kekhawatiran juga rasa curiga dan ketamakan.." sambung Rudy.

Topan tak heran, ini bukanlah yang pertama ia melihat seorang kaya raya merasa miskin di tengah kekayaannya. Miskin ketulusan yang tidak akan pernah akan ada di lingkungan orang kaya.

"Jadi sebenarnya untuk apa kaya??" tanya Rudy pada Topan.

Dan Topan hanya mendengar tanpa menyela, ia membiarkan sang klien mengeluarkan unek-uneknya.

Topan dan Rudy sebenarnya dekat, karena mereka merupakan kawan kuliah dulu. Namun setelah lulus mereka pun sibuk dengan jalan masing-masing sehingga sekian tahun akhirnya Topan di undang Rudy untuk menjadi pengacara keluarga Mahendra dan bekerja untuk Rudy.

***

Dan akhirnya setelah 1 jam berlalu, Topan berpamitan pada Rudy untuk kembali.

Namun tidak dengan wajah sang Nyonya Rudy yang terlihat masam. Ia kesal karena ternyata tidak ada surat wasiat yang di tulis sang suami untuk calon bayinya.

"Mass??"

Rudy berdiri dengan wajah cuek ya.

"Mas, kenapa gak jadi buat surat wasiat?? kasian pak Topan sudah sampai sini tapi malah gak jadi buat tugas apa pun" seru Bella memaksa.

Terlihat Rudy sedang menahan marahnya.

"Mas?? Mas kenapa gitu?? kamu gak percaya kalau ini anak kita?? Mas?? Mas aku sedih kalau kamu buat anak kita seperti ini" regek Bella dengan wajah bersedihnya. "Apa salahnya sih nulis surat wasiat, toh untuk ini sebagai wujud cinta kita sama anak kita mas" paksa Bella.

"BELLA!!" hardik Rudy yang seketika geram dengan paksaan sang istri.

Sang istri terkesiap.

"Aku belum mati dan bayi itu juga belum lahir, jadi berhenti meminta mas untuk menulis surat wasiat!!" Rudy mengeluarkan amarahnya yang sudah ia tahan.

Topan yang berada di sana pun menjadi saksi pertengkaran suami istri Mahendra itu.

"Apa karena mbak Alia?? apa Mas masih mau memikirkan untuk nambahin uang kompensasi untuk mbak Alia??? apa karena perempuan itu!!" tuding Bella geram.

Kedua bola mata Rudy membulat. Begitu juga dengan Topan yang ikut terusik ketika mendengar nama sang pembantu rumahnya di sebut.

Bella menyeringai kecil, reaksi sang suami sudah dapat menjelaskan tebakkannya tadi.

"Benarkan?? mbak Alia pasti minta uang kompensasi lagi sama mas.. iya kan???"

"Apa maksud kamu Bella?? kenapa kamu bawa-bawa Alia??"

"Alah, mas gak usah ngelak?? pasti mas udah dengar hasutan mbak Alia, iyakan??? makanya mas gak mau nulis surat wasiat untuk anak kita!!"

"Bella???" seru Rudy marah.

"Apa sih yang mas pikirin?? Mas?? mbak Alia itu udah bukan istri mas lagi, mas dan dia udah cerai.. dan sekarang Bella ini istri sah mas.. jadi kenapa mas masih memberi uang kompensasi untuk mbak Alia??? Mbak Alia serakah?? dia iri sama aku mas!!" tukas Bella dengan air mata.

"CUKUP BELLA!!" hardik Rudy marah dan malu pada Topan yang jadi melihat pertengkaran suami istri itu.

"Sebaiknya saya permisi" ujar Topan yang sadar diri untuk pergi dari situasi pertengkaran suami istri itu.

Namun aksi Bella yang marah kian memancing kemarahan Rudy.

"Kenapa??Mas marah?? Bella liat sendiri kemarin mbak Alia di rumah sakit, dia itu sekarang jadi janda sombong, dia pasti hidup enak dengan uang kompensasi yang mas kasih..dan sekarang pasti uang itu sudah habis dan dia pasti minta lagi kan sama mas, IYA KAN???" cecar Bella kian keras.

Topan yang tadi hendak pergi pun akhirnya terpancing.

"Berhenti menjelek-jelekkan Alia!!" seru Topan yang tiba-tiba marah.

Suami istri itu terkejut ketika mendengar ucapan Topan.

"Jika anda marah pada suami anda, silahkan, tapi tolong untuk tidak membawa nama Alia Zatifah!!" tegas Topan. "Jika sekali lagi saya mendengar anda menjelek-jelekkan nama Alia Zatifah, maka saya tidak akan segan-segan menyeret anda ke jalur hukum!!" ancam Topan bernada serius dengan menunjuk tepat pada Nyonya baru Rudy Mahendra.

Bella terkejut bukan kepalang ketika mendengar ancaman dari pengacara itu.

"Topan?" seru Rudy bingung dengan reaksi teman sekaligus pengacaranya itu.

"Saya permisi!!" ujar Topan meninggalkan rumah Rudy Mahendra dengan suasana hati yang marah.

Terpopuler

Comments

Mamaniar Lintang

Mamaniar Lintang

sepertinya rudi juga masih berharap alia akan balik lg

2022-03-09

0

zha syalfa

zha syalfa

sebelumnya sdh curiga..
ketika bilang begini jadi tambah curiga
😅

2022-02-12

0

Trisnawati Ilyas

Trisnawati Ilyas

untuk part yg ini aku mau kasih judul " Ada Topan Buat Alia "....
Aku suka karyamu ini Thor yg ngga melulu ttg CEO kejam sm istrinya tp ujung"nya bucinnya akut kagak ketulungan🤣🤣🤣

2022-02-11

0

lihat semua
Episodes
1 Keputusan Akhir
2 Wanita Tua
3 Pertemuan Tak Terduga
4 Rumah nomor 15
5 Flash Back story Alia Zatifah
6 Tolong terima saya..
7 Lega
8 Resmi menjadi pembantu
9 Tolong beri petunjuk
10 Tour rumah nomor. 15
11 Tugas pertama
12 Ibu Tramtrum
13 Menginap
14 Sepenggal kisah Nyonya Alia
15 Misteri air mata Alia
16 Misteri air mata Alia 2
17 Kemarahan Topan
18 Mengapa tak marah??
19 Welcome pantai
20 Yang selama ini di sembunyikan
21 Pantai sore
22 Jalan Merdeka
23 Di jemput..
24 Satu atap yang sama
25 CCTV yang bikin senyum
26 Mr. Kecoa
27 Aku penasaran
28 Bukan Alia tapi Rudy
29 5 menit..10 menit
30 Alia
31 Moment berbeda
32 Gak bisa nyebrang
33 Cake ultah Topan
34 Topan cemburu
35 Neraka penyesalan
36 Cari jawabannya..
37 Aku takut masuk kerumah
38 Undangan yang mengusik
39 Alia pasti akan jemput ibu
40 Make Over..
41 Terpesona
42 Nyonya Alia kembali
43 Jangan..
44 Milik ku..
45 Aku bingung
46 Aku akan menahan mu
47 Terasa kosong
48 Rumah sakit
49 Target di temukan
50 Rudy tak percaya
51 Jadi statusnya, apa??
52 Aku hanya seorang pembantu
53 Aku akan bertanggung jawab
54 Tidak dingin tidak hangat
55 Aku percaya pada mu, Topan
56 Topan-Alia-Rudy
57 Bom waktu Alia
58 Duel
59 Luka yang berbeda
60 Lost Control
61 Pelukan
62 Pagi romantis
63 Gempar
64 Gagal lagi
65 Hadirmu mengubah hidupku
66 Ibu butuh perhatian
67 Keluarga Alia
68 Aku+kamu = keluarga
69 Gak bisa tidur
70 Segera
71 Tok..Tok
72 Tersangka
73 Topan di penjara
74 Surat Topan
75 Pertemuan singkat
76 Taktik
77 Pasal berlapis
78 Incaran
79 Jaga rumah nomor 15
80 Jalur Ninja
81 Kalah Cepat
82 Menghitung Hari
83 Hari H
84 Ruang Sidang
85 Kubu siapa yang panas??
86 Perkuat Alibi
87 Tuduhan menyaktikan
88 Harap-harap cemas
89 Kartu As
90 Detik menetukan
91 Ibu rindu berat
92 Tunggu aku
93 Rindu
94 Terlalu berharap
95 Pelukan Rindu
96 Pagi luar biasa
97 Menepati janji
98 Ya
99 Tim Sibuk
100 Mencari wali
101 Malam Duda
102 Pejuang Sakral
103 Ah-Hm
104 Malam Impian (21)
105 -
106 Nyonya Topan Syahputra
107 Pelet!!
108 Butuh??? atau laper mata??
109 Dinas Malam
110 Ibu Pergi
111 Hazah in memory
112 Hazah in memory 2
113 Doa kita
114 Coba saja
115 Bukti Cinta
116 New Ayah Bunda
117 Baby boy
118 Now I Know
119 Welcome New life
120 Perjuangan hidup dan mati
121 Menyapa
122 Extrapart Full House
123 Mr & Ms Second Lead
124 Jamu Mbak Sinta
125 Jamu Mbak Sinta 2
126 Jamu Mbak Sinta 3
127 Camp gagal move on
128 Adaptasi
129 Pemberitahuan
Episodes

Updated 129 Episodes

1
Keputusan Akhir
2
Wanita Tua
3
Pertemuan Tak Terduga
4
Rumah nomor 15
5
Flash Back story Alia Zatifah
6
Tolong terima saya..
7
Lega
8
Resmi menjadi pembantu
9
Tolong beri petunjuk
10
Tour rumah nomor. 15
11
Tugas pertama
12
Ibu Tramtrum
13
Menginap
14
Sepenggal kisah Nyonya Alia
15
Misteri air mata Alia
16
Misteri air mata Alia 2
17
Kemarahan Topan
18
Mengapa tak marah??
19
Welcome pantai
20
Yang selama ini di sembunyikan
21
Pantai sore
22
Jalan Merdeka
23
Di jemput..
24
Satu atap yang sama
25
CCTV yang bikin senyum
26
Mr. Kecoa
27
Aku penasaran
28
Bukan Alia tapi Rudy
29
5 menit..10 menit
30
Alia
31
Moment berbeda
32
Gak bisa nyebrang
33
Cake ultah Topan
34
Topan cemburu
35
Neraka penyesalan
36
Cari jawabannya..
37
Aku takut masuk kerumah
38
Undangan yang mengusik
39
Alia pasti akan jemput ibu
40
Make Over..
41
Terpesona
42
Nyonya Alia kembali
43
Jangan..
44
Milik ku..
45
Aku bingung
46
Aku akan menahan mu
47
Terasa kosong
48
Rumah sakit
49
Target di temukan
50
Rudy tak percaya
51
Jadi statusnya, apa??
52
Aku hanya seorang pembantu
53
Aku akan bertanggung jawab
54
Tidak dingin tidak hangat
55
Aku percaya pada mu, Topan
56
Topan-Alia-Rudy
57
Bom waktu Alia
58
Duel
59
Luka yang berbeda
60
Lost Control
61
Pelukan
62
Pagi romantis
63
Gempar
64
Gagal lagi
65
Hadirmu mengubah hidupku
66
Ibu butuh perhatian
67
Keluarga Alia
68
Aku+kamu = keluarga
69
Gak bisa tidur
70
Segera
71
Tok..Tok
72
Tersangka
73
Topan di penjara
74
Surat Topan
75
Pertemuan singkat
76
Taktik
77
Pasal berlapis
78
Incaran
79
Jaga rumah nomor 15
80
Jalur Ninja
81
Kalah Cepat
82
Menghitung Hari
83
Hari H
84
Ruang Sidang
85
Kubu siapa yang panas??
86
Perkuat Alibi
87
Tuduhan menyaktikan
88
Harap-harap cemas
89
Kartu As
90
Detik menetukan
91
Ibu rindu berat
92
Tunggu aku
93
Rindu
94
Terlalu berharap
95
Pelukan Rindu
96
Pagi luar biasa
97
Menepati janji
98
Ya
99
Tim Sibuk
100
Mencari wali
101
Malam Duda
102
Pejuang Sakral
103
Ah-Hm
104
Malam Impian (21)
105
-
106
Nyonya Topan Syahputra
107
Pelet!!
108
Butuh??? atau laper mata??
109
Dinas Malam
110
Ibu Pergi
111
Hazah in memory
112
Hazah in memory 2
113
Doa kita
114
Coba saja
115
Bukti Cinta
116
New Ayah Bunda
117
Baby boy
118
Now I Know
119
Welcome New life
120
Perjuangan hidup dan mati
121
Menyapa
122
Extrapart Full House
123
Mr & Ms Second Lead
124
Jamu Mbak Sinta
125
Jamu Mbak Sinta 2
126
Jamu Mbak Sinta 3
127
Camp gagal move on
128
Adaptasi
129
Pemberitahuan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!