Tia menyimak apa yang di utarakan Melati padanya. Tia bungkam, membayangkan nasib Melati yang di perlakukan seperti itu oleh suaminya, Arka.
Dalam hati Tia mengakui kehebatan Melati dan kesabarannya mendapat ujian yang bertubi seperti itu. Jika Tia berada di posisi Melati, entah apa yang akan dia lakukan untuk bertahan hidup. Bisa juga Tia akan melarikan diri karena tak kuat menahan sakit hati karena perlakuan kasar Arka.
Namun kini dia patut bernafas lega karena seperti yang Melati bilang jika Arka sudah bisa menerima kehadirannya sebagai pihak kedua. Namun tetap saja pikiran negatifnya menghantui pikiran Tia saat ini. Bagaimana Melati akan bertemu dengan istri pertama Arka yang pasti tak bisa menerima kehadiran Melati sebagai madunya.
"Lalu, bagaimana jika istri pertama suamimu mengetahui keberadaan mu, Mel?" tanya Tia seraya mengaduk jus jeruk yang berada di tangannya. Tia sengaja mengajak Melati pergi ke warung langganannya untuk mengisi perut mereka. Karena sudah lama juga mereka tak bersua.
Tia juga ingin mengorek informasi lebih dalam tentang kehidupan rumah tangga yang di jalani sahabatnya tersebut.
"Entahlah, Ti," jawab Melati seraya mengedikkan bahunya. Dia pun belum berpikir sejauh itu. Karena Annisa juga jauh dari kota yang di tinggali saat ini.
"Gila kamu, Mel. Nggak takut apa dikatain pelakor? Aku aja ogah?" celetuk Tia seraya menyeruput jus jeruknya.
"Siapa juga yang mau di katain pelakor? Kalau nggak terpaksa juga aku ogak, Tia."
"Iya juga sih, Mel." ujar Tia meringis. Tangannya menggapai tangan Melati lalu mengusap memberi kekuatan pada Melati, "Yang sabar ya, sayang. Aku yakin akan indah pada waktunya kog. Pasti Tuhan akan selalu memberikan yang terbaik bagi hambanya meskipun akan ada badai terjal yang harus kamu lalui terlebih dahulu."
Nasehat Tia membuatnya berkaca-kaca. Jika sudah begini, dia ingin menangis sejadi-jadinya karena mengingat mendiang sang ibu yang selalu memberikan nasehat yang meneduhkan hatinya. Nasehat yang mampu membuka hatinya agar lebih ikhlas dalam menjalani hidup kedepannya.
Melati menunduk, mengusap air matanya yang mengalir di pipinya. Dia tak ingin Tia melihat kesedihannya saat ini. Dia ingin selalu terlihat kuat di depan Tia tanpa memperlihatkan kerapuhannya.
"Kamu jangan sedih lagi ya, Mel? Aku pasti akan selalu berada di samping kamu kog. Aku janji!!" Bujuk Tia agar Melati bisa menghapus kesedihan yang melanda hatinya. Tia juga akan berusaha selalu berada di sisi Melati untuk menjalani kehidupannya yang akan lebih terjal.
Dan tak lama kemudian pesanan mereka pun datang. "Yuk, kita makan dulu, biar kuat mengahadapi kenyataan hidup," celetuk Tia yang berhasil membuat Melati tergelak. Sehingga tanpa sadar banyak mata yang menatap ke arah meja mereka.
"Hust, jangan keras-keras kalau tertawa. Di lihatin orang, noh." Tia memutar wajah Melati hingga tertoleh ke samping.
Melati tersenyum canggung ketika dia melihat banyak pasang mata yang menatap ke arahnya. Lalu dia menundukkan kepalanya sekilas seolah meminta maaf atas kagaduhan yang di sebabkan oleh Melati.
"Syukuriiiin!! Emang enak??!"
Duk..
"Aaww!! Gila kamu, Mel?!"
Tia mendesis karena Melati menendang kakinya dari bawah meja karena ejekannya.
Melati hanya tersenyum lebar memperlihatkan jajaran rapi giginya yang putih. Dia senang karena sudah membalas perbuatan Tia yang menyebalkan.
Setelah mereka selesai mengisi perut masing-masing, mereka memutuskan untuk bermain ke taman terlebih dahulu. Mengingat sekarang malam Minggu dan masih jam delapan malam. Sehingga masih ada waktu untuk jalan-jalan sejenak untuk menikmati malam Minggu di taman kota.
Melati tersenyum melihat banyak anak kecil yang bermain bola dan Kejar-kejaran. Ada juga yang bermain gelembung udara. Melihat mereka tertawa seolah menular ke dirinya yang juga ikut tertawa. Dan untuk sejenak melupakan kesepiannya yang tiada teman di rumah. Melati sangat menikmati jalan-jalannya kali ini.
"Mel!! Selpong, yuk?!" ajak Tia yang sudah mengeluarkan ponsel dari dalam tas nya.
Awalnya Melati menggeleng dan berusaha kabur untuk menghindari bidikan kamera ponsel Tia . Tapi untungnya Tia berhasil menangkap tas dan menarik Melati mendekat ke arahnya dan merangkulnya. "Ayo lah, Mel. Mumpung kita di sini," Tia mulai kesal karena Melati yang selalu menolak ajakannya.
Akhirnya Melati menyerah. Kemudian mereka berpose gokil ketika Tia membidikkan kamera ke arah mereka.
Setelah beberapa kali mengambil jepretan, mereka langsung melihat hasil dari jepretan Tia.
Melati berbinar senang ketika melihat hasilnya. Dan mereka langsung tergelak ketika melihat jepretan gokil mereka berdua. Melati yang berpose dengan mata juling dan Tia yang mengerucutkan bibirnya persisi seperti moncong ikan lohan. Mereka tertawa berdua dan lagi-lagi menarik perhatian beberapa pria yang sedari tadi menatap mereka. Bukannya mereka tak merasa, namun mereka bersikap bodo amat pada pria yang beberapa kali memberi kode pada keduanya.
"Yuk, Ti. Potoin aku di sana donk. Cantik banget lagi di sana," pinta Melati seraya menyeret tangan Tia untuk target poto selanjutnya.
"Iiih, gelay!!" celetuk Tia ketika mereka sampai di suatu tempat yang menurut Melati sangat indah. Namun tidak bagi Tia.
"Nggak salah kamu, Mel?" Tia menatap tak percaya pada Melati yang tampak berbinar melihat kayu yang berbentuk love dan di sertai lampu yang mempercantik bentuk hati tersebut.
Melati menggeleng tegas. Kemudian dia melangkah maju dan segera mendudukkan tubuhnya di kursi yang berada di bawah temaram lampu indah tersebut.
"Tia, ayoo!! Potoin aku." geram Melati yang sedari tadi sudah berpose cantik tapi Tia hanya diam menatap Melati.
"Eh, iya. Tunggu sebentar. Aku atur mode malam dulu biar lebih terang." terang Tia. Kemudian mulai mengangkat ponselnya dan membidik tepat ke arah Melati yang sudah berpose cantik.
"1,2,3.."
Cekrek..cekrek,,cekrek..
Kemudian Tia melihat hasil jepretannya tersebut. "Cantik, bagus juga. Memang lha ponselku ini canggih banget." ujar Tia seraya mengecup ponselnya tersebut. Ada sedikit kebanggan di hatinya karena dia berhasil membeli ponsel keluaran terbaru dengan merek apel tergigit tersebut.
Melati menghampiri dan menyentil kening Tia dengan keras."Yee, memang aku nya saja yang cantik, coba nggak?? Pasti hasilnya jelek juga kalau yang kamu Poto jelek," ucap Melati tak mau kalah dari Tia. Meskipun hapenya kentang, namun tetap saja dia sudah sangat bersyukur karena sudah bisa bertukar kabar dengan siapapun termasuk sang suami.
Melati meraih ponselnya Tia dan membawanya untuk di lihat hasilnya dia. Namun dia terlebih dahulu mencari tempat duduk untuk beristirahat sejenak.
"Wah, bagus-bagus Ti Potonya." ucap Melati dengan penuh binar di wajahnya melihat wajahnya yang nampak cantik dengan pemandangan lampu yang warna warni.
"Harus lah, kan hape mehong!!" Melati tak suka mendengarnya, kemudian berbalik dan mengacungkan tangannya bersiap menyentil Tia. Namun Tia segera mengangkat tangannya minta ampun pada Melati.
"Maaf, Mel. Keceplosan," cicit Tia.
"Makanya jangan sombong. Baru ponsel gini aja sombong. Aku banting pun rusak. Mau nyoba??"
"Eeeh, jangan-jangan, Mel. Ampun!! Iya. Aku nggak bakal sombong lagi, kog. Aku janji." Tia wajar panik karena Melati sudah mengayunkan ponselnya dan bersiap untuk membanting ponsel tersebut.
Melati tersenyum menang. "Nah, gitu donk. Itu baru good girl."
Ting..
Ponsel Melati berdenting. Dengan segera Melati merogoh ponselnya dan membuka pesan dari suaminya tersebut. Dan Melati segera membalas pesan tersebut sebelum ketahuan oleh Tia.
"Ciye-ciye!!!!! Lagi ngapain kamu, Mel?? Ciye yang perhatian!!!" goda Tia yang sedari tadi mengintip pesan yang Arka kirimkan.
Wajah Melati merona, malu sekaligus gugup karena ketahuan oleh Tia. Dia pun menunduk namun semburat bahagia tersirat di wajahnya. Kemudian Tia merebut ponsel Melati dan mengirimkan sesuatu pada Arka.
Mata Melati membulat sempurna melihat Tia yang mengirim pesan pada Arka. Dengan cepat Melati meraih dan melihat pesan yang di kirimkan oleh Tia. "Gila kamu, Tia. Mampus aku!!" Melati panik karena sebuah gambar dirinya yang di kirimkan oleh Tia.
Tia hanya tergelak melihat kepanikan Melati. Dia sangat puas ketika sudah mengerjai Melati.
Terdengar lagi suara dering ponsel yang membuyarkan keributan mereka. Melati melirik dan ternyata..
"Mas Arka, mampus aku!!!!" panik Melati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Lina Castano Thekelijie
mau juga dong beli hp merk apel tergigit thor 😝😁😆
2021-10-04
1
Iik Solihat
semangat Thor 💪💪di tunggu nih up nya🤭👍👍
2021-10-01
0
Rusmawati
lanjut thor
2021-09-29
0