Menanyakan Kabar

Cukup lama Annisa memeluk suaminya untuk meredakan emosi di dadanya. Kemudian dia menarik tubuhnya dari pelukan Arka dan kembali menatap wajah suaminya.

"Mas."

"Iya."

Annisa bergeming, masih menatap wajah suami lekat dan dalam.

"Kenapa? Heem??!" tanya Arka seraya membelai pipi Annisa.

"Apakah kamu akan menikahi wanita lain jika aku tak bisa memberikan keturunan untukmu?"

Deg..

Jantung Arka berdetak lebih kencang dari biasanya. Dia gugup seketika saat pandangan Annisa menelisik wajahnya yang terlihat salah tingkah . Dia tak ingin Annisa mengetahui kebohongannya sekarang karena dia butuh waktu untuk mengatakan semuanya pada Annisa.

Arka berusaha memunculkan senyumnya walau terpaksa demi bisa menutupi kegugupan yang melanda hatinya. "Kamu kenapa bertanya seperti itu, Sayang?" tanya Arka. Dia membelai pipi Annisa dengan lembut. Lalu mengecup kening dan pipinya. Mengalihkan pandangan Annisa yang menatapnya penuh pertanyaan

Annisa menggelengkan kepalanya. "Aku hanya takut jika kamu ninggalin aku, Mas. Dan aku belum siap kehilangan kamu saat ini." ucapnya lirih. Annisa menunduk, "Jika boleh memilih, lebih baik aku yang mati dari pada aku harus kehilangan kamu terlebih dahulu. Aku\_\_"

Arka menutup bibir Annisa dengan telunjuknya. Karena di tak ingin mendengar apapun dari bibir Annisa. Lalu dia menarik dagu Annisa hingga mendongak menatapnya. "Sssst..!! Aku nggak mau kamu ngomong ngawur gitu, sayang. Aku nggak akan ninggalin kamu, dan kamu juga nggak akan ninggalin aku. Aku yakin itu. Dan jika aku boleh meminta, aku mau kita menua bersama, dan mati pun kita bersama. Karena aku sangat mencintaimu, Annisa." Kemudian Arka mengecup kening Annisa lama. Meluapkan segala kecemasan yang sedang melanda hati mereka. Berbagai perasaan berkecamuk menjadi satu dalam pikiran mereka masing-masing.

Annisa kembali memeluk Arka erat. Dia tak mungkin mengatakan kejujuran untuk sekarang. Dia belum siap dan dia tak ingin Arka meninggalkannya. Dia butuh waktu untuk mengikhlaskan semua yang terjadi dalam hidupnya. Biarlah dia menikmati waktunya sebelum Arka mencintai wanita lain selain dirinya. Dan jika itu terjadi, dia akan berusaha mengikhlaskannya asal suaminya itu bahagia.

Sedangkan Melati sendiri hanya merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Entah kenapa dia malas melakukan sesuatu ketika Arka tak bersamanya. Karena dia hanya ingin berdua dengan Arka. Tapi mau bagaimana lagi jika nasibnya kini hanya sebagai istri kedua Arka yang harus banyak mengalah demi istri pertama Arka. Dan Melati mencoba ikhlas dengan itu. Toh pernikahannya hanya di atas kertas dan suatu saat pasti berpisah. Jadi sebisa mungkin Melati menekan perasaannya agar tak sakit jika Arka meninggalkannya. Meskipun itu sangat sulit di lakukan karena dia selalu terbawa perasaan ketika bersama Arka.

Ting..

Satu pesan masuk ke ponselnya. Dia gegas meraih ponselnya yang berada di atas nakas untuk melihat siapa yang mengirim pesan untuknya.

"Mas Arka." lirih Melati dengan mata berbinar. Dengan segera dia membuka pesan yang di tujukan untuknya.

("Saya sudah sampai di Jakarta. Kamu baik-baik ya di sana. Dan jangan hubungi saya jika bukan saya yang menghubungimu terlebih dahulu.") begitulah pesan Arka.

Meskipun seperti itu, sudah membuat Melati bahagia bukan kepalang. Dan itu menandakan jika Arka mulai menerima dirinya sebagai istri dan rahim pengganti bagi istrinya.

Melati berguling-guling di kasur saking senangnya. Mengecup ponselnya berkali-kali untuk meluapkan rasa bahagianya.

"Inikah rasanya jatuh cinta?" tanya Melati pada dirinya sendiri. Dan tentu saja Melati mengerti apa yang di rasakannya saat ini. Rasa yang tak pernah dia rasakan sebelumnya dan hanya bersama Arka dia mengenal arti cinta. Meskipun cinta itu sangat sakit di rasa.

Melati melihat status suaminya yang sedang online, tapi dia ragu akan membalas pesan dari Arka. Dia takut jika Arka akan marah padanya karena dengan lancang membalas pesan darinya.

"Mengetik," gumam Melati ketika status nomor Arka sedang mengetik. "Apakah kamu mengirim pesan untukku, Mas?" gumamnya lagi. Dia menaruh ponselnya ke atas dadanya dengan perasaan tak menentu. Dia hanya berharap jika Arka yang akan mengirim balasan pesan untuknya.

Melati menatap ponselnya yang berada di atas dadanya. Berharap Arka akan mengirimkan pesan untuknya. Cukup lama dia menunggu, hingga akhirnya rasa kantuk mulai menyerang netranya yang mulai terasa berat.

Hampir saja dia terlelap jika saja dering ponselnya tak membangunkan dia dari tidurnya. Tangannya gegas mengambil ponsel dan melihat siapa yang menelponnya saat ini.

Matanya membulat sempurna ketika melihat nama Arka yang tertera di sana. Sontak dia bergegas bangun dan menetralkan suaranya. Lalu segera menekan tombol hijau.

"Halo, Mas!"

"Assalamualaikum, Melati."

Melati tersenyum malu. "Waalaikumsalam, Mas."

"Kamu lagi ngapain? Sudah makan?"

"Sudah, Mas? Mas sendiri sudah makan?"

"Sudah."

Mereka kemudian saling diam. Bingung mau menanyakan apa lagi. Karena Arka maupun Melati tak saling mengenal sebelumnya. Sehingga perasaan canggung melanda keduanya.

"Mas."

"Mel."

Mereka secara bersamaan saling memanggil. Lalu kembali diam untuk mempersilahkan salah satu untuk memulai pembicaraan. Cukup lama mereka terdiam, hingga akhirnya Arka lah yang memulai pembicaraannya.

"Melati."

"Iya, Mas. Kenapa?"

"Enggak. Saya hanya ingin ngomong sesuatu."

"Apa, Mas?"

"Eemm, maaf."

Kening Melati berkerut. "Maaf untuk apa, Mas?"

"Maaf atas perlakuan saya dulu. Jujur saya merasa bersalah banget sama kamu. Karena memperlakukan kamu seperti itu."

Melati diam. Tiba-tiba air matanya merebak di pelupuk matanya. Lalu dia mendongak, mengerjapkan matanya berkali-kali agar air matanya tak jatuh.

"Melati. Kamu masih di sanakah?" tanya Arka. Karena tak mendengar sahutan Melati dari ujung telepon.

"Iya, Mas. Melati masih di sini." sahut Melati dengan suara serak.

Arka diam. Dia merasa jika Melati sedang menangis saat ini. Pasti dia mengingat perlakuan yang dia lakukan padanya kemarin. Dan itu membuat Arka semakin merasa bersalah.

"Kamu menangis, Mel? Maaf, Mel."

"Enggak, Mas. Kamu nggak salah kog. Mungkin aku saja yang belum bisa menjadi istri yang baik untukmu."

"Bukan kamu Mel, tapi saya. Saya yang belum bisa menjadi suami yang baik untukmu. Saya sadar kesalahanku padamu saat itu. Tapi saya bingung mau ngomong dari mana. Karena waktu itu saya lagi frustasi karena sesuatu. Makanya saya melampiaskan semuanya padamu. Maaf, Mel."

Melati menghela nafas panjang, dan Arka bisa mendengar itu.

"Iya, Mas. Melati maafin mas Arka. Oh, ya mas. Kenapa kamu sekarang berubah sama Melati?"

"Karena kamu istri saya, Mel. Jadi sudah sewajarnya saya bersikap baik sama kamu. Saya akan berusaha adil padamu dan Annisa. Saya harap kamu juga mengerti posisiku, Mel."

Arka menghela nafas panjang, dan sedikit banyaknya Melati mulai mengerti apa yang di rasakan Arka kini. Arka mungkin terpaksa menikahinya karena menginginkan keturunan, tapi apakah istri pertamanya tak bisa melahirkan anak untuk Arka? Sehingga Arka menikahi dirinya hanya untuk mengandung benih Arka saja. Segala pikiran berkecamuk di otaknya tentang kehidupan Arka sebenarnya.

"Melati."

Melati tergagap karena mendengar suara Arka yang memanggilnya, menunggu jawabannya. "Ya, Mas." sahutnya kemudian.

"Kamu mengantuk?"

Melati menggeleng, seolah Arka bisa melihatnya kini. "Belum, Mas. Oh ya, Mas. Mbak Annisa kemana? Kog kamu bisa menelponku malam-malam begini?" tanya Melati.

"Annisa sudah tidur, dan ini saya lagi di ruangan kerja. Saya ingin tau kabarmu bagaimana hari ini. Makanya saya menelponmu malam-malam begini."

Melati tersenyum, perhatian Arka sukses membuatnya berkaca-kaca. Ketika dia akan membalas kalimat Arka, dia seketika bungkam ketika mendengar suara Annisa yang menegur Arka dan bertanya dia menelpon siapa. Tiada kata pamit dan salam, Arka langsung mematikan panggilan teleponnya.

Kecewa? Tentu saja Melati kecewa. Namun dia bisa apa? Hanya diam mungkin jalan terbaiknya untuk saat ini. Karena dia hanya istri simpanan Arka yang setiap saat harus mengalah untuk kebahagiaan Arka dan istri beserta anak yang akan di kandungnya.

Terpopuler

Comments

Lina Castano Thekelijie

Lina Castano Thekelijie

lanjuttt....

2021-10-04

1

Retti Raflin

Retti Raflin

tetap jadi wanita yang baik dan penurut sama suami melati, karena jadi yang kedua itu memang harus banyak mengalah, sadar posisi kita

2021-09-26

0

Yayah Sugiani

Yayah Sugiani

di kehidupan nyata aku paling anti dan paling ga suka denger poligami..tapi di dunia halu..aku suka suka aja...

2021-09-23

0

lihat semua
Episodes
1 Menjadi Yang Kedua
2 Hinaan Arka
3 Lagi Dan Lagi
4 Sadarnya Sang Ibu
5 Rahasia Annisa
6 Duka Melati
7 Tamu Tak Di Undang
8 Pilihan Sulit
9 Mempertahankan Atau Merelakan
10 Bicara Dari Hati Ke Hati
11 Buah Simalakama
12 Kepanikan Arka
13 Menanyakan Kabar
14 Datang Kembali
15 Luapan Emosi
16 Tak Hentinya Mengusik
17 Sahabat
18 Jujur Pada Tia
19 Penawar Rindu
20 Firasat Seorang Istri
21 Syukuran Pernikahan
22 Kejutan Menakutkan
23 Melepas Rindu
24 Kegamangan Hati
25 Ungkapan Hati
26 Gemesnya Arka
27 Rencana Jalan-jalan
28 Kaki Keseleo
29 Dobel Date
30 Julukan Dokter Cabul
31 Balas Dendam
32 Cemburu Menguras Hati
33 Terpesona
34 Kekonyolan Tia
35 Bertemu Keluarga Baru
36 Cinta Pada Pandangan Pertama
37 Cinta Pertama
38 Memutuskan Untuk Pulang
39 Pejuang Cilik
40 Ujian Terindah
41 Galau
42 Cemburu Buta
43 Hukuman Dari Annisa
44 Penjaga Dadakan
45 Pasrah
46 Nyidamnya Melati
47 Keceplosan
48 Bawaan Orok
49 Ketahuan
50 Melepas Rindu
51 Mantan Terindah
52 Salah Paham
53 Mulai Bucin
54 Jawaban Dari Pertanyaan
55 Amit-amit Jabang Bayi
56 Kejutan Pagi Hari
57 Bukan Rahim Pengganti
58 Hormon Kehamilan
59 Sahabat Tidak Ada Akhlak
60 Sakit Tak Berdarah
61 Ngidamnya Melati
62 Gara-gara Nasi Goreng
63 Keong Racun
64 Peringatan Mertua
65 Rencana Annisa
66 Detik-Detik..
67 Maafkan Aku
68 Izinkan Aku Pergi
69 Kapal Kehilangan Nahkoda
70 Melarikan Diri
71 Pengorbanan Annisa
72 Kehilangan
73 Hukuman Dari Sang Ayah
74 Karma
75 bab 75. Provokasi Soraya
76 Mencintai Tapi Menyakiti
77 Calon Janda
78 Akhirnya Bertemu Annisa
79 Demi Cinta
80 Luapan Emosi
81 Masa Lalu
82 Alasan Membenci Annisa
83 Keputusan Final
84 Mencoba Menolak
85 Berubah Pikiran
86 Berdamai Dengan Masa Lalu
87 Rasa Asing
88 Takut Kehilangan
89 Sama-sama Terluka
90 Baby Blues
91 Jomplang Rasa
92 Ending
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Menjadi Yang Kedua
2
Hinaan Arka
3
Lagi Dan Lagi
4
Sadarnya Sang Ibu
5
Rahasia Annisa
6
Duka Melati
7
Tamu Tak Di Undang
8
Pilihan Sulit
9
Mempertahankan Atau Merelakan
10
Bicara Dari Hati Ke Hati
11
Buah Simalakama
12
Kepanikan Arka
13
Menanyakan Kabar
14
Datang Kembali
15
Luapan Emosi
16
Tak Hentinya Mengusik
17
Sahabat
18
Jujur Pada Tia
19
Penawar Rindu
20
Firasat Seorang Istri
21
Syukuran Pernikahan
22
Kejutan Menakutkan
23
Melepas Rindu
24
Kegamangan Hati
25
Ungkapan Hati
26
Gemesnya Arka
27
Rencana Jalan-jalan
28
Kaki Keseleo
29
Dobel Date
30
Julukan Dokter Cabul
31
Balas Dendam
32
Cemburu Menguras Hati
33
Terpesona
34
Kekonyolan Tia
35
Bertemu Keluarga Baru
36
Cinta Pada Pandangan Pertama
37
Cinta Pertama
38
Memutuskan Untuk Pulang
39
Pejuang Cilik
40
Ujian Terindah
41
Galau
42
Cemburu Buta
43
Hukuman Dari Annisa
44
Penjaga Dadakan
45
Pasrah
46
Nyidamnya Melati
47
Keceplosan
48
Bawaan Orok
49
Ketahuan
50
Melepas Rindu
51
Mantan Terindah
52
Salah Paham
53
Mulai Bucin
54
Jawaban Dari Pertanyaan
55
Amit-amit Jabang Bayi
56
Kejutan Pagi Hari
57
Bukan Rahim Pengganti
58
Hormon Kehamilan
59
Sahabat Tidak Ada Akhlak
60
Sakit Tak Berdarah
61
Ngidamnya Melati
62
Gara-gara Nasi Goreng
63
Keong Racun
64
Peringatan Mertua
65
Rencana Annisa
66
Detik-Detik..
67
Maafkan Aku
68
Izinkan Aku Pergi
69
Kapal Kehilangan Nahkoda
70
Melarikan Diri
71
Pengorbanan Annisa
72
Kehilangan
73
Hukuman Dari Sang Ayah
74
Karma
75
bab 75. Provokasi Soraya
76
Mencintai Tapi Menyakiti
77
Calon Janda
78
Akhirnya Bertemu Annisa
79
Demi Cinta
80
Luapan Emosi
81
Masa Lalu
82
Alasan Membenci Annisa
83
Keputusan Final
84
Mencoba Menolak
85
Berubah Pikiran
86
Berdamai Dengan Masa Lalu
87
Rasa Asing
88
Takut Kehilangan
89
Sama-sama Terluka
90
Baby Blues
91
Jomplang Rasa
92
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!